Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Natal tahun 2020: Momen Iman Sekaligus Sebuah Gugatan Baru

24 Desember 2020   11:30 Diperbarui: 24 Desember 2020   11:51 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tirto.id

Sebelumnya saya mengucapkan selamat menyongsong pesta Natal khususnya bagi segenap umat dan keluarga Kristiani di manapun berada. Setelah empat pekan kita telah menjalankan masa persiapan yang sangat khusus yakni persiapan fisik dan persiapan batin yang ditandai dengan menyalakan lilin Adventus yakni: lilin Harapan, Kesetiaan dan Cinta, Sukacita dan Perdamaian.

Masing-masing lingkaran cahaya lilin adventus (persiapan) ini sejatinya untuk menghantar kita agar berjumpa dengan Kristus sang Pembawa Damai dan Sukacita pada malam natal 24 Desember dan 25 Desember sebagai hari raya Natal itu sendiri dengan penuh sukacita dan personalitas.

Namun, peristiwa natal di tahun 2020 kali ini bagi saya secara pribadi merupakan sebuah gugatan yang sangat menantang terutama dalam memaknai perayaan Natal sebagaimana biasanya, seperti bersilaturahmi baik itu bersama keluarga maupun kerabat, berkumpul bersama dan saling berbagi entah itu berbagi kado natal dengan tetangga sekitar, ataupun sekedar berbagi pengalaman dengan sahabat dan handaitaulan saya.

Apa boleh buat semuanya nampak beda di tahun 2020 ini dan mungkin akan terus berlanjut di tahun depan selama mungkin pandemi virus korona belum juga mampu dikendalikan dari jagat raya ini.

Yah, begitulah situasi natal di tengah masa pandemic ini, protocol kesehatan tetap selalu diutamakan. Perayaan Natal tetap berjalan bila protokol kesehatan diterapkan secara massif dan terkontrol. Tujuannya tentu demi keselamatan sesama. Keselamatan dunia mengandaikan keselamatan akhirat.

Lalu seperti apa persisnya gugatan baru bagi kita dari perayaan Natal tahun ini?

Jika sebelumnya Natal secara lahiriah dilihat sebagai moment untuk berjumpa dan berkumpul dengan keluarga dan kerabat, maka kali ini moment demikian mesti dilakukan dengan cara menarik diri dari perkumpulan ataupun kerumunan.

Lalu pertanyaannya, apakah tindakan ini bertolak belakang dengan peristiwa Natal sebagai momen sukacita bersama? Tentu tidaklah demikian. Bagi saya pribadi, Natal selain sebagai momen sukacita bersama, yang paling penting adalah sukacita pribadi. Situasi Pandemi sejatinya menjadi momen dimana saya menempatkan diri sebagaimana yang diharapkan sambil berikhtiar diri bahwa saya bersolider dengan sesama dengan menjaga jarak atau menarik diri dari tendensi kolektif seperti perkumpulan dalam konteks pandemic virus korona.

Menjaga jarak bukan berarti menjauhkan diri atau mengisolasi diri, melainkan tetap saling berelasi dengan memanfaatkan handphone dan yang paling penting adalah berelasi dalam doa kepada sesama.

Dengan demikian, salah satu nilai atau poin positif yang saya internalisasikan di balik perayaan natal di masa Pandemi virus korona tahun ini adalah sosialitas inversi. Artinya: saya altruis dengan cara menarik diri dari perkumpulan.

Lebih daripada itu, secara imanen, Natal dimaknai sebagai perayaan sakral di mana Allah yang transenden sungguh berkenan menjelma menjadi manusia dan melimpahkan cinta-Nya yang tak terbatas kepada manusia. Allah menjadi miskin supaya kita menjadi kaya dalam kemiskinan-Nya.

Maka bagi saya pun Dialah sang Emanuel yang berkenan hadir dan rela terbaring dalam "kandang" kecemasan dan ketakutan dunia dari pandemic virus korona untuk menyulutkan api sukacita dan kegembiraan dalam hati setiap orang yang merindukan keselamatan. Ia lahir dalam diri seorang bayi sebagai lambang pengharapan, lambang masa depan, suatu dunia baru, manusia baru dengan harapan baru sesuai dengan kehendak-Nya.

Oleh karena itu, sebuah gugatan baru dari perayaan Natal di tahun 2020 ini selain sebaga ai perayaan iman juga sebagai pelajaran baru dan berharga terutama dalam hal mewujudkan tindakan iman akan Kristus sang Emanuel yang lahir. Wacana konkritnya yaitu tetap selalu berdamai dengan situasi yang sulit di tengah masa pandemic virus korona. Dengan begitu, kita telah menyambut Kristus sang Pembawa Damai itu sendiri di dalam hati dan hidup kita.

Selamat pesta Natal. Tuhan memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun