Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suanggi itu benar-benar ada dan keberadaanya tidak terlepas dengan kehidupan social masyarakat khususnya masyarakat tradisional.Â
Pola kehidupan msyarakat yang berpegang teguh pada tradisi dan adat-istiadat yang di anut memiliki perspektif tersendiri terhadap hal-hal yang bersifat mistik-magis khususnya mengenai suanggi sebagaimana yang nampak dalam kebiasaan hidup orang Pacar.
Seacara antropologis, Suanggi telah menjadi salah satu penyakit sosial yang dapat menjadi wacana dan ancaman bagi siapa saja di tengah masyarakat. Dengan demikian justru  menghambat perkembangan kehidupan masyarakat.Â
Oleh karena itu sejauh ini pun tidak ada solusi yang pasti untuk melenyapkan paradigma suanggi tersebut selain dengan mengafirmasinya seraya melawannya dengan kekuatan tertentu yang dimiliki oleh orang-orang yang memiliki ikatan tersendiri terhadap hal-hal yang mistik-magis tersebut. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H