Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ombak dan Pasir Penantian

28 Mei 2020   16:37 Diperbarui: 28 Mei 2020   16:34 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi

Ombak berdebur ria

Merayu angin mendesahkan syair penantian

Pada tepi bibir pantai yang tak terhingga untuk dicumbu

Ialah butiran-butiran pasir yang berjejeran penuh rindu

Menanti kecupan gelombang samudera penantian yang tak berkesudahan

Menunggu adalah undangan yang tersampai, katanya.

Namun, kepadanya hanya tersisa buih-buih kenangan yang tak terlupakan di sepanjang penantian itu. Ada yang kekal dari dirinya, yakni kerinduan yang terus bergelora di tepi pantai itu.

Mungkin saja ia tahu bahwa hidup adalah penantian yang tak tersampai,

Sedangkan kepergian adalah isi dari undangan yang dibawanya dalam deruan gelombang

Sambil merangkai-rangkai jawabannya di antara butiran kenangan.

15-03-2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun