Kita pastinya tidak asing dengan penyakit DBD atau Demam Berdarah Dengue. Demam berdarah ini merupakan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk betina yaitu Aedes aegypti. Nyamuk spesies ini habitatnya di genangan air sekitar tempat tinggal manusia. DBD sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis seperti di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Karibia, Meksiko, dan Pasifik.Â
Gejala yang dialami oleh penderita DBD yang paling umum adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri tubuh, mual, dan ruam. Kebanyakan akan membaik dalam 1--2 minggu. Beberapa orang mengalami demam berdarah parah dan memerlukan perawatan di rumah sakit.Â
Kejadian DBD dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya dari pengetahuan dan sikap dalam faktor perilaku, baik perilaku masyarakat maupun tenaga kesehatan. Adanya pengetahuan dan sikap kurang baik berpeluang melakukan tindakan pencegahan DBD yang kurang baik. Peran petugas kesehatan, di sisi lain, juga sangat diperlukan dalam pencegahan DBD.
    Adanya rangsangan dari luar (dukungan petugas kesehatan) juga dapat mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat. Kesiapsiagaan petugas kesehatan mempengaruhi terjadinya penurunan kasus DBD. Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan upaya yang paling efektif dalam mencegah penularan DBD.Â
Kesehatan masyarakat berperan aktif dalam melakukan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat tentang pentingnya PSN dan cara melakukannya, Melatih kader-kader kesehatan masyarakat untuk menjadi fasilitator dalam kegiatan PSN di Masyarakat. Kesehatan masyarakat juga berperan dalam melakukan surveilans terhadap kasus DBD dan penanggulangannya. Surveilans merupakan strategi penting dalam memantau perkembangan penyakit DBD. Sistem surveilans atau pencatatan dan pelaporan penyakit memiliki peran yang krusial dalam upaya mengurangi kasus DBD.
    Mengingat karakteristik penyakit DBD yang terus berubah, penting untuk memiliki sistem pencatatan dan pelaporan yang dapat diandalkan untuk perencanaan, pencegahan, dan pengendalian penyakit DBD. Sistem tersebut harus mampu menyediakan data dan informasi yang akurat, valid, dan terkini guna mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan respons yang efektif terhadap penyebaran DBD (Handayani et al., 2018).Â
Kegiatan surveilans meliputi: melakukan pencatatan dan pelaporan kasus DBD secara sistematis, menganalisis data kasus untuk mengidentifikasi daerah endemis dan faktor risiko, melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui sumber penularan dan faktor yang mempengaruhinya. Kesehatan masyarakat tidak dapat bekerja sendiri dalam upaya pengendalian dan pencegahan DBD.Â
Kolaborasi dengan sektor lain seperti pemerintah daerah, pendidikan, dan swasta sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Kesehatan masyarakat juga berperan dalam mendorong masyarakat untuk menerapkan PHBS. PHBS yang baik dapat mengurangi risiko penularan DBD yaitu menjaga kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
   Menurut pendapat saya, untuk menghadapi demam berdarah memerlukan pengendalian dan pencegahan yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal dan mengurangi risiko terjadinya kematian. Peran kesehatan masyarakat sangat penting dalam mengurangi penyebaran penyakit ini melalui pencegahan, edukasi, dan pengendalian penyebaran. Kolaborasi antara berbagai pihak dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci untuk menghadapi tantangan ini dengan efektif.
KATA KUNCI : DBD, Kesehatan, Masyarakat, Pencegahan
DAFTAR PUSAKA
Khetarpal, N., Khanna, I., 2016. Dengue Fever: Causes, Complications, and Vaccine Strategies. Journal of Immunology Research, 2016(1), 1-6.
Waterman, Stephen H., Gubler, Duane J., 1989. Dengue Fever. Clinics in Dermatology, 7(1), 117-122.
WHO. 2019. Dengue and severe dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue [online]. (Diakses tanggal 10 September 2024).
Dawe, M. A., Romeo, P., & Ndoen, E. (2020). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat serta Peran Petugas Kesehatan Terkait Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Journal of Health and Behavioral Science, 2(2), 138-147.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H