Mohon tunggu...
Amanda Trianita
Amanda Trianita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Saya merupakan pribadi yang menyukai isu-isu sosial dan pendidikan. Beberapa ide-ide yang saya miliki kerapkali saya tuangkan dalam bentuk tulisan, karena menulis merupakan hobi saya sejak kecil.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Dilema Ketergantungan Chat Bot pada Mahasiswa di Era Digital

5 Februari 2024   09:38 Diperbarui: 5 Februari 2024   09:58 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa sekarang malas dan tidak kreatif, dikit-dikit pake chat bot.

Begitulah kurang lebih bunyi statement yang seringkali diucapkan oleh masyarakat saat ini. Statement ini menunjukkan adanya pandangan negatif terhadap penggunaan chat bot di kalangan mahasiswa.  Namun, apakah statement ini benar? Dalam menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu melihat lebih dalam tentang apa aitu AI dan chat bot di era digital saat ini.

Artificial Intelligence (AI) merupakan teknologi yang dirancang untuk dapat meniru kemampuan berpikir manusia. Kehadiran AI saat ini sangat digandrungi oleh banyak orang, mulai dari kalangan muda hingga tua. Mahasiswa merupakan salah satu kalangan yang seringkali menggunakan AI di era digital. 

Salah satu bentuk AI yang cukup sering digunakan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akademiknya ialah, chat bot. Chat bot adalah program komputer yang mensimulasikan percakapan manusia melalui perintah suara, obrolan, teks, atau ketiganya.

Beberapa bentuk chat bot yang terkenal belakangan ini, seperti, ChatGPT, Google Bard, Character AI, dan masih banyak lagi. Berdasarkan hasil survei Populix, ChatGPT menjadi aplikasi AI yang paling banyak digunakan. 

Selain itu, berdasarkan data yang dilansir oleh Similarweb, pengguna ChatGPT terbanyak di dunia berada di Amerika Serikat, yaitu sebesar 14,14%. Kemudian disusul oleh India sebesar 7,63%. Data tersebut tentunya sejalan dengan perkembangan teknologi di tiap-tiap negara. Amerika serikat dan India termasuk dalam 2 dari 10 negara dengan kemajuan teknologi tercepat.

Dalam data tersebut, Indonesia tidak termasuk sebagai negara dengan jumlah pengguna ChatGPT terbanyak, namun perlu diketahui bahwa aplikasi ChatGPT termasuk dalam perangkat AI yang sering di akses oleh masyarakat Indonesia, yaitu sebesar 52%.

Lalu, bagaimana dampak penggunaan chat bot di kalangan mahasiswa?

Penggunaan chat bot di kalangan mahasiswa memberikan dampak yang begitu besar dalam dunia pendidikan. Chat bot dapat membantu mahasiswa untuk mencari, mengakses, dan memahami informasi serta pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan mereka. Dalam hal ini, chat bot dapat memberikan sumber dan referensi yang luas, sehingga dapat mempercepat proses pembelajaran.

Namun, dampak negatif dari penggunaan chat bot juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Chat bot dapat menimbulkan ketergantungan, kecurangan, dan ketidakakuratan. 

Hal ini dapat membuat mahasiswa menjadi malas, pasif, dan kurang kritis dalam berpikir karena mereka hanya mengandalkan jawaban atau konten yang diperoleh oleh chat bot. 

Mahasiswa yang seringkali ketergantungan dengan chat bot cenderung lebih memilih mencari jawaban melalui fitur-fitur yang telah disediakan oleh chat bot ketimbang mencari sumber secara akurat melalui jurnal ataupun artikel ilmiah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun