Mohon tunggu...
Amanda Syafira Iskandar
Amanda Syafira Iskandar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 23107030129

love things related to art and books.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Laut Bercerita" Menghidupkan Kembali Masa Kelam Indonesia pada Masa Orde Baru

22 Juni 2024   23:25 Diperbarui: 22 Juni 2024   23:27 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Leila S. Chudori, seorang penulis terkenal Indonesia, kembali menyentuh hati para pembacanya melalui novel "Laut Bercerita". Karya ini tidak hanya menceritakan kisah tentang persahabatan, cinta, dan perjuangan, tetapi juga menggali lebih dalam tentang periode kelam dalam sejarah Indonesia. Kisah "Laut Bercerita" menceritakan kisah yang penuh emosi dan introspeksi yang terjadi di masa Orde Baru, yang masih relevan hingga saat ini.

Sinopsis "Laut Bercerita"

"Laut Bercerita" menceritakan kisah Biru Laut, seorang mahasiswa di Jakarta yang berpartisipasi dalam gerakan perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Dia dan teman-temannya berjuang untuk keadilan dan hak asasi manusia di tengah penindasan politik. Novel ini terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama membahas kehidupan dan perjuangan Laut, dan bagian kedua menceritakan bagaimana hilangnya Laut berdampak pada keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Leila S. Chudori membawa pembaca menyelami kompleksitas emosional dari kehilangan dan perlawanan melalui perspektif tokoh-tokoh yang berbeda. Karya ini tidak hanya menggambarkan penderitaan fisik akibat penindasan, tetapi juga trauma psikologis yang harus dihadapi oleh mereka yang ditinggalkan.

Bagaimana Latar Belakang Sejarah dalam "Laut Bercerita"?

Novel "Laut Bercerita" berpusat pada kisah tragis Indonesia di bawah pemerintahan Orde Baru, yang berkuasa dari tahun 1966 hingga 1998. Pada saat itu, pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto menjalankan pemerintahan otoriter yang mengontrol kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia. Sangat mungkin bahwa aktivis, mahasiswa, dan siapa saja yang dianggap menentang pemerintah mengalami penganiayaan, penangkapan, dan penghilangan secara paksa.

Salah satu peristiwa paling tragis yang menjadi latar belakang novel ini adalah penghilangan aktivis pro-demokrasi pada akhir tahun 1990-an. Banyak aktivis yang vokal menentang rezim Orde Baru diculik dan tidak pernah kembali. Novel ini memberikan suara kepada mereka yang hilang dan keluarganya yang terus mencari keadilan, dan kasus ini menjadi simbol penindasan politik yang dilakukan oleh pemerintah saat itu.

Tema dan Pesan Moral

1. Berjuang dan Berkorban
Novel ini menekankan pentingnya perjuangan untuk hak asasi manusia dan keadilan. Meskipun harus menghadapi risiko yang signifikan, Biru Laut dan teman-temannya menunjukkan semangat perlawanan yang tidak mengenal takut. Dengan pengorbanan mereka, kita diingat tentang nilai keberanian dan dedikasi.

2. Kekuatan Persahabatan dan Persatuan
Selain itu, "Laut Bercerita" menunjukkan betapa pentingnya solidaritas dan persahabatan dalam menghadapi masa-masa sulit. Kelompok perlawanan yang dipimpin Laut menunjukkan bagaimana solidaritas dan dukungan dapat menjadi kekuatan dalam menghadapi penindasan.

3. Trauma dan Kehilangan
Bagian kedua novel ini membahas bagaimana kehilangan Laut berdampak pada orang-orang yang mencintainya. Keluarga Laut, khususnya adik perempuannya Asmara Jati, mengalami trauma dan kesedihan yang parah. Novel ini mendorong pembaca untuk mempertimbangkan efek kekerasan politik terhadap keluarga dan individu dalam jangka panjang.

4. Sejarah yang Tak Boleh Terlupakan
"Laut Bercerita" juga menunjukkan betapa pentingnya sejarah. Leila S. Chudori mengajak pembaca untuk mengingat masa-masa kelam dalam sejarah Indonesia dan tetap memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Melalui cerita ini, kita diingatkan bahwa sejarah harus tetap ada dalam ingatan kita semua agar kita bisa belajar darinya.

Kekuatan Cerita dan Gaya Penulisan

Leila S. Chudori terkenal karena gaya penulisannya yang mendalam dan puitis. Ia dengan sangat baik menangkap kompleksitas emosional karakternya dalam "Laut Bercerita". Narasi yang berganti-ganti dari sudut pandang Laut dan orang-orang yang mencintainya menambah dimensi cerita dan membuat pembaca lebih dekat dengan setiap karakter.

Pembaca dapat merasakan suasana dan perasaan dalam setiap adegan berkat deskripsi yang kaya dan dialog yang realistis. Leila juga menggunakan laut sebagai simbol untuk ketenangan dan kedalaman perasaan, yang menambah keindahan dan kedalaman cerita.

Novel "Laut Bercerita" sangat relevan untuk dibaca oleh masyarakat Indonesia saat ini. Mengingat kembali sejarah kelam dan perjuangan para aktivis membuka mata baru pada pentingnya hak asasi manusia dan demokrasi. Novel ini juga mengingatkan kita untuk terus memperjuangkan keadilan dan kebenaran, memberikan suara kepada mereka yang pernah hilang atau menjadi korban kekerasan politik.

"Laut Bercerita" oleh Leila S. Chudori memiliki pesan moral dan sejarah yang kuat selain narasi yang indah. Kita diajak untuk berpikir tentang keberanian, pengorbanan, dan pentingnya mengingat sejarah melalui cerita Biru Laut dan teman-temannya. Novel ini adalah pengingat akan pentingnya mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan penghormatan kepada mereka yang telah berkorban dan berjuang untuk keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun