Di era kapitalisme, di mana semua hal serba dikendalikan, dan takaran sukses atau tidaknya seseorang diukur melalui tolak ukur seberapa banyak aset yang kamu punya. Aset yang artinya tidak melulu soal uang / harta, namun dapat juga berarti sebagai aset intelegensi, manner, fashion dan dalam ragam lainnya.Â
Dalam sistem kapitalisme sendiri, banyak masalah yang dapat terjadi, salah satu hal yang dapat terjadi dari banyaknya masalah tersebut adalah kesenjangan ekonomi.Â
Kesenjangan ekonomi yang rantainya berputar dalam lingkaran bahwasanya lebih banyak orang miskin daripada orang kaya, dan orang kaya yang selalu lebih mendapatkan kebebasan kedalam banyak akses daripada orang miskin.Â
Sedangkan, pada realitanya orang miskin kerap mengalami kesusahan mendapat akses karena mengalami permasalahan untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan pokok.
Ada pepatah yang bunyi nya "orang kaya akan selalu diuntungkan daripada orang miskin". Pepatah ini nyata adanya karena bukan rahasia umum lagi bahwa orang kaya memiliki power yang jauh amat lebih kuat dari pada orang miskin.
Kondisi yang tidak pernah berpihak di kehidupan orang miskin pun pada ahirnya menciptakan masalah baru bagi orang miskin yang disebut sebagai Mental Pasrah.Â
Mental pasrah ada ketika seseorang sudah terlalu lama berada di fase terlalu sering gagal, terlalu sering kalah karena hal-hal yang ada di luar kendali mereka.Â
Fenomena ini disebut oleh ilmuwan psikologi sebagai Learned Helplessness. Learned helplessness adalah ketika seseorang belajar untuk tidak melakukan apa-apa karena merasa tidak punya kendali atas atas masalah yang sedang dihadapi.
Seseorang yang memiliki mental pasrah dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Â Â Self-esteem Rendah.Â