Mohon tunggu...
Amanda Stevany
Amanda Stevany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hobby Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Film

Persamaan dan Perbedaan Film Warkop DKI dengan Film Pretty Boys

11 September 2022   22:30 Diperbarui: 11 September 2022   22:33 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Seiring perkembangan teknologi, proses maupun hasil pembuatan sebuah film juga akan semakin berkembang dari berbagai aspek yang ada. Membandingkan satu film dengan film lainnya tidak menjadi hal yang asing dilakukan oleh masyarakat. 

Hasil film era 90an tidak kalah menarik dengan hasil film era 2000an. Sebagai contoh kita akan membandingkan film "Warkop DKI Gengsi Dong" dengan "Pretty Boy". Dimana kedua film ini memiliki genre yang sama yaitu komedi. 

Sinopsis Film 

Sinopsis adalah ringkasan secara singkat keseluruhan alur cerita dari awal sampai akhir. Sinopsis juga akan menjelaskan alur cerita melalui aspek-aspek yang ada, seperti karakter dalam film, genre, sub genre, latar, dan lainnya. 

Saya akan membahas sinopsis film pertama terlebih dahulu. Film Warkop DKI Gengsi Dikit Dong adalah film yang dirilis pada tahun 1980 dan dibintangi oleh aktor legendaris, yaitu Dono, Kasino dan Indro serta pemeran utama lainnya yaitu Camelia Malik. 

Dono yang berperan sebagai Slamet adalah seorang anak pedagang tembakau terbesar di kampungnya, Kasino sebagai Sanwani atau anak dari seorang pengusaha bengkel dan Indro sebagai Paijo atau seorang anak dari pengusaha minyak. 

Mereka adalah mahasiswa yang kuliah di Universitas Jakarta. Ketiga mahasiswa ini menyukai dan tertarik dengan salah satu mahasiswi bernama Rita yang diperankan oleh Camelia. 

Untuk bisa mengambil hati Rita, mereka bertiga sangat berusaha dan menunjukkan gengsi yang tinggi satu sama lain. Bahkan Sanwani sering kali berbohong menjadi orang kaya di depan teman-temannya dan Rita demi gengsi yang tinggi. 

Sinopsis film Pretty Boys atau film yang dirilis tahun 2019, disutradarai oleh salah satu penyanyi hebat Indonesia yaitu Tompi. Film ini dibuat untuk menceritakan bagaimana industri pertelevisian dan ambisi dari tokohnya. 

Pemeran utama film ini yaitu Vincent Rompies sebagai Anugerah dan Deddy Mahendra Desta sebagai Rahmat. Pemeran pendukung lainnya yaitu Danilla Riyadi sebagai Asti, Onadio Leonardo sebagai Roni, Ferry Maryadi sebagai coco, dan masih banyak lagi. 

Anugerah dan Rahmat adalah dua orang sahabat yang berasal dari desa dan memutuskan untuk merantau ke Jakarta agar mendapatkan pekerjaan yang mereka impikan yaitu menjadi seorang artis. 

Sesampainya di Jakarta mereka benar-benar berjuang untuk menggapai impian mereka, walaupun pada awalnya mereka hanyalah menjadi seorang tukang masak dan pelayan di restoran. Hal tersebut berubah disaat mereka bertemu Roni yang mulai membawa mereka ke dalam dunia industri pertelevisian. 

Setelah masuk ke dalam industri pertelevisian, cerita mereka semakin menarik dan lucu. Walaupun sudah masuk ke pekerjaan yang mereka inginkan, ternyata masih banyak tantangan yang harus mereka lalui. 

Perbedaan Paradigma Film 

Menurut Harmon paradigma adalah cara dasar untuk memahami, berpikir, mengevaluasi, dan melakukan dalam kaitannya dengan sesuatu yang konkret tentang realitas (dalam Astuti, 2022 hl 17). Sehingga paradigma dalam film berfokus kepada konsep dan narasi dari sebuah film yang ada. 

Paradigma dari Film Warkop DKI Gengsi Dong dan Pretty Boys cukup berbeda. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan paradigma empiris pada film Warkop DKI Gengsi Dong dan paradigma kritis pada film Pretty Boys. 

Warkop DKI Gengsi Dong menunjukkan paradigma empiris melalui alur cerita yang dibuat. Melalui kejadian-kejadian yang terjadi di dalam film menunjukkan adanya fakta-fakta yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita. 

Cerita dengan menggunakan paradigma ini membuat kita para penonton lebih mudah mengerti cerita dari sebuah film, karena secara tidak langsung kita pasti pernah mengalami kejadian yang sama dengan film Warkop DKI Gengsi Dong.

Berbeda dengan Warkop DKI Gengsi Dong, film Pretty Boys mengandung paradigma kritis. Secara terselubung maksud dari film ini bertujuan untuk mengkritik atau mengungkapkan bagaimana industri pertelevisian di belakang layar. 

Film juga memperlihatkan adanya pihak-pihak yang menuntut banyak kepada talent, artis, maupun cast dalams sebuah acara pertelevisian. Hal tersebut dilakukan karena pentingnya rating maupun pundi-pundi uang bagi beberapa pihak. 

Sehingga film menunjukkan bahwa etika maupun nilai dari sebuah produksi itu sangat penting, karena jika tidak terlaksana dengan baik, maka acara akan berakhir dengan berantakan. 

Genre 

Genre adalah sebuah pengelompokan dari film yang akan dibuat. Dimana nantinya film akan memiliki pengaturan, pola, tokoh/karakter, cerita dan tema sesuai dengan pengelompokannya. Adapun 3 genre yang besar, yaitu drama, laga dan horor (Astuti, 2022 hl 23). 

Film Warkop DKI Gengsi Dong dan Pretty Boys memiliki genre yang sama yaitu drama. Hal ini terlihat melalui adegan salah satu film Warkop DKI yang mengusik emosional para penontonnya udah merasa gembira atau lucu. 

Disaat adegan Slamet dan teman-temanya pergi ke bermain air bersama. Dimana Paijo dan Sanwani berbuat jahil kepada Slamet dengan menyembunyikan pakaiannya, sehingga Slamet bingung dan ditertawakan banyak orang yang ada di tempat tersebut. 

Melalui adegan yang sederhana seperti ini menunjukkan bahwa kejadian tersebut sangat dekat dengan kita para penonton. Kita pasti pernah mengalami hal yang sama, baik sebagai orang yang jahil ataupun orang yang dijahilin. 

Tidak berbeda jauh dengan Warkop DKI, film Pretty Boys juga menimbulkan emosional dari adegan-adegan yang ada. Salah satu adegannya yaitu disaat Anugerah dan Rahmat berada dalam satu reality show dan mereka menggunakan pakaian perempuan dengan lawakan-lawakan yang sederhana. 

Film ini juga mengusik emosional para penontonnya disaat mereka berdua bertengkar di depan banyak orang, hal itu dapat terjadi karena kesalahpahaman yang menimbulkan amarah oleh keduanya dan kita sebagai penonton ikut merasakan sedih dari adegan tersebut. 

Sehingga dari adegan ataupun kejadian yang ada di kedua film kita dapat melihat persamaan genre yang sama. 

Sub Genre 

Sub Genre adalah sebuah pengembangan atau penurunan dari genre-genre tertentu. Maka melalui pengembangan tersebut akan tercipta jenis genre lainnya dengan mempunyai ciri khususnya. 

Sub Genre dari kedua film ini tidak jauh berbeda, dimana Warkop DKI dan Pretty Boys memperlihatkan unsur komedi dan romance secara bersamaan. Hal tersebut dalam kita lihat di adegan maupun kejadian yang ada. 

Salah satu adegan yang menunjukkan adanya unsur komedi dan romance dalam Warkop DKI adalah disaat Sanwani berbuat jahil kepada Slamet dengan membohonginya melalui cara berpura-pura mengatur kencan antara Slamet dan Rita. Faktanya Sanwani lah yang pergi kencan bersama Rita dan mengirim seorang waria kepada Slamet.

Adegan yang tidak jauh berbeda juga terjadi di film Pretty Boys, dimana Anugerah kelihatan tertarik kepada Asti dan sempat beradegan lucu bersama sebelum akhirnya Rahmat mulai mendekati Asti dan menimbulkan kekecewaan dalam hati Anugerah. 

Maka dari itu, dapat kita ketahui bahwa kedua film ini memiliki cukup banyak kesamaan, walaupun tetap mengandung adanya perbedaan. 

Daftar Pustaka :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun