Mohon tunggu...
Amanda SekarAdyanti
Amanda SekarAdyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - 181510601004

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

PLATFORM iGROW MENJADI SOLUSI PERMASALAHAN INVESTASI PERTANIAN DI INDONESIA SAAT KONDISI PANDEMI COVID-19

22 Juni 2021   13:35 Diperbarui: 22 Juni 2021   15:46 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Amanda Sekar Adyanti (181510601004)

Coronavirus Disease 2019 disebut juga dengan Covid-19 adalah kasus pneumonia yang berasal dari Wuham Tiongkok dengan kasus pertama pada tanggal 31 Desember 2019. Covid-19 merupakan virus yang mengjangkit secara masif sehingga disebut dengan wabah atau pandemi. Pandemi Covid-19 telah membuat seluruh penjuru dunia menjadi panic karena penyebaran virus ini begitu cepat, teruma di Indonesia. Kasus pertama virus Covid-19 di Indonesia terjadi pada tanggal 2 Maret 2020. Mulai dari situ kasus Covid-19 di Indonesia menyebar dan semakin meningkat. 

Upaya pemerintah untuk menekan penyebaran virus Covid-19 yaitu dengan memberlakukan kebijakan Lockdown dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kebijakan tersebut bertujuan untuk membatasi kegiatan agar dapat menekan penyebaran virus Covid-19. Berawal dari kebijakan tersebut banyak sektor yang terkena dampak dari adanya pandemic ini, terutama sektor perekonomian. 

Menurut Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu, perkiraan pertumbuha ekonomi di Indonesia dapat menurun hingga dibawah 5% pada kuartal I tahun 2020. Covid-19 menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan perkonomian pada suatu negara bahkan secara global (Khairad, 2020).

Sektor lainnya yang terkena dampak dari adanya pandemic Covid-19 yaitu sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu prioritas dalam menghadapi penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia akan bahan pangan. 

Dampak yang paling dirasakan bagi petani yaitu harga produk pertanian yang mengalami penurunan karena daya beli masyarakat yang semakin menurun. Tentu hal ini akan merugikan petani jika terjadi terus menerus. 

Kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 2020 dapat mempersulit petani dalam melakukan pemasaran hasil produksinya, sehingga tidak sedikit produk pertanian yang mengalami penurunan mutu dan kualitas (Sarni dan Mardiyani, 2020).

Jika kondisi sektor pertanian terus mengalami kemunduran akan berdampak pada kondisi invetasi pertanian. Hal ini dikarenakan petani merupakan sumber terbesar dalam investasi pertanian. Jika kesejahteraan petani menurun akibat pandemic Covid-19 tentu akan berdampak buruk pada kondisi investasi pertanian. 

Investasi merupakan pemanfaatan sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang ditujukan untuk memperoleh sejumlah keuntungan pada masa yang akan datang yang dicirikan pada penanaman modal. Ada tidaknya pandemic Covid-19 sebenarnya investasi pertanian masih mengalami beberapa permasalahan yaitu masalah permodalan dan pembiayaan, minat investor, hambatan tarif dan non tarif, kondisi infrastruktur, daya saing produk yang rendah, dan perizinan serta birokrasi yang masih sulit. 

Dengan adanya pandemi Covid-19 ini permasalahan investasi pertanian tersebut akan menambah deretan permasalahan lainnya, karena peningkatan investasi membutuhkan suatu keputusan dan penilaian prospek dari perkembangan usaha pertanian pada masa depan. Kondisi pandemic Covid-19 yang dapat menurunkan permintaan produk pertanian akan mempengaruhi keputusan investor untuk melakukna investasi di sektor pertanian. 

Sehingga pada masa depan akan menggangu produksi dalam penyedia output pertanian. Investor akan berpikir ulang untuk menginvestasikan dananya pada sektor yang mendatangkan keuntungan (Azis dkk).

Kondisi pertanian di Indonesia masih terbilang memiliki produktivitas yang rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kekurangan peralatan pertanian, cara budidaya yang masih konvensional, input modernisasi yang masih rendah, penguasaan ilmu pengetahuan dan pendidikan masih rendah, dan kurangnya modal atau pembiayaan. 

Oleh karena itu, sektor pertanian membutuhkan investasi pertanian agar dapat mendorong adanya inovasi-inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Sehingga kesejahteraan para pelaku usaha pertanian dan masyarakat menjadi meningkat (Utama, 2013). Akan tetapi kenyataan yang terjadi yaitu terdapat jurang yang besar memisahkan petani dengan teknologi. Inovasi teknologi yang berkembangan dengan pesat semakin menjauhkan petani dari sirkulasi pertumbuhan ekonomi. 

Petani menjadi kehilangan andil karena adanya perkembangan teknologi yang dapat meningkatkan perekonomian dengan instan. Sektor pertanian dipandang kurang menjanjikan karena membutuhkan proses yang panjang hingga menghasilkan bisnis yang berhasil. Akibatnya banyak investor yang kurang berminat untuk menginvestasikan dananya dan lebih memiliki pada sektor lainnya (Fatimah dkk., 2019).

Investasi di sektor pertanian masih terbilang minim. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada tahun 2018 jumlah total investasi pertanian yaitu sebesar Rp 54,1 triliun. Pada tahun 2019 meningkat menjadi Rp 57 triliun. Sementara itu, investasi asing di sektor pertanian hanya sebesar 3% dari total investasi asing yang masuk ke Indonesia. 

Pada tahun 2019 total investasi yang masuk yaitu sebesar USD 27.095,1 juta (CIPS, 2020). Oleh karena itu dibutuhkan solusi yang dapat mengatasi kondisi inevestasi pertanian terutama dalam keadaan pandemic Covid-19. Salah satu solusi yang dapat diterapkan yaitu memanfaatkan fungsi fintech sebagai penghubungan antara kemajuan teknologi dengan sektor pertanian. 

Salah satu fintech yang cukup menarik dalam memberikan layanan holistic dalam berinvestasi yaitu iGrow. iGrow merupakan sebuah platform teknologi finansial berbasis pinjam meminjam yang dikembangkan oleh PT. iGrow Resources Indonesia yang menekankan pada kolaborasi ilmu pengetahuan di bidang keuangan, pertanian, dan pertanian organic.  

iGrow sebagai platform teknologi untuk memenuhi kebutuhan investor terhadap informasi mengenai risiko dan keuntungan dalam berinvestasi. Sehingga menjadikan investor semakin yakin bahwa modal yang mereka tanamkan akan membuahkna hasil yang maksimal. Adanya iGrow diharapkan dapat memberikan peluang dan harapan baru dalam bisnis di sektor pertanian yang sebelumnya mulai ditinggalkan (Fatimah dkk., 2019).

Hingga saat ini sudah ada lebih dari 800 pengguna yang berinvestasi di iGrow. Dalam menjamin tanaman yang diinvestasikan pengguna panen dengan sukses, iGrow menggunakan pendekatan penyejahterakan petani dan memiliki rekanan strategis di bidang pertanian untuk memastikan proses budidaya dan panen dilakukan dengan benar. iGrow fokus pada penggarapan lahan kosong, sehingga petani yang bergabung dalam iGrow dapat mengerjakan lahannya. 

Petani yang bergabung akan digaji bulanan kurang lebih Rp 3 juta per bulan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan semangat dan rasa kepemilikan lahan mereka, serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Indonesia dalam memajukan pertanian apalagi dalam kondisi pandemic Covid-19 seperti saat ini lebih membutuhkan banyak startup seperti yang dilakukan oleh iGrow. iGrow sebagai penghubung dank anal untuk berinvestasi di bidang pertanian dan menjadi awal yang baik untuk inovasi pertanian yang harus dioptimalkan (Daily Social, 2015).

DAFTAR PUSTAKA

Azis, M., S. K. Dermoredjo, dan G. Susilowati. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Investasi Sektor Pertanian

CIPS Indonesia. 2020. Siaran Pers Upaya Mendorong Investasi di Sektor Pertanian Masih Perlu Ditingkatkan.  https://www.cips-indonesia.org/post/siaran-pers-upaya-mendorong-investasi-di-sektor-pertanian-masih-perlu-ditingkatkan. [diakses pada 25 Agustus 2020].

Fatimah, A. N., A. Nirmalasari, A. S. Dwiputra, P. N. Lumeta, dan R. D. Maharso. 2019. Peer To Peer Lending Platform Igrow Dalam Pemberdayaan Komunitas Petani. Prosiding Seminar Nasional 2019. 

Khairad, F. 2020. Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 Ditinjau dari Aspek Agribisnis. Jurnal Agriuma, 2(2): 82-89.

Randi Eka. 2015. Daily Social. iGrow Mudahkan Masyarakat Berinvestasi di Pertanian. https://dailysocial.id/post/igrow-pertanian. [diakses pada 4 November 2015].

Sarni dan M. Sidayat. 2020. Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Pendapatan Petani Sayuran di Kota Ternate. Prosiding Seminar Nasional Agribisnis 2020. 

Utama, M. S. 2013. Potensi Dan Peningkatan Investasi di Sektor Pertanian Dalam Rangka Peningkatan Kontribusi Terhadap Perekonomian di Provinsi Bali. Buletin Studi Ekonomi, 18(1): 51-57.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun