Mohon tunggu...
Amanda Rachma Wijayanti
Amanda Rachma Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Topik seputar Teknologi Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengukir Integritas melalui Kode Etik

28 September 2024   06:03 Diperbarui: 28 September 2024   06:30 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“A code of ethics provides a framework for professional behavior, guiding practitioners in making decisions that align with the values of honesty, integrity, and respect for others”. Perkenalkan saya Amanda Rachma Wijayanti, seorang mahasiswa aktif semester V Program Studi Informatika di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang. Sebagai mahasiswa yang memiliki fokus pada pengembangan teknologi informasi dan etika profesi, saya percaya bahwa penerapan kode etik sangat penting untuk membangun integritas dalam dunia TI. Melalui tulisan ini, saya akan menjelaskan peran vital kode etik dalam menjaga kepercayaan publik serta mengarahkan profesional TI untuk bertindak secara etis dan bertanggung jawab.

Perkembangan teknologi informasi (TI) telah menciptakan dampak besar pada kehidupan manusia. Dari sistem keuangan hingga kesehatan, dari pendidikan hingga hiburan, teknologi menjadi elemen krusial yang kita andalkan setiap hari. Namun, di balik kemudahan ini muncul tantangan serius dalam menjaga keamanan, privasi, dan etika penggunaan teknologi. Oleh karena itu, kode etik dalam profesi TI menjadi pilar utama yang menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap para profesional di bidang ini. Kode etik tidak hanya memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bertanggung jawab, tetapi juga mencegah penyalahgunaan yang dapat merugikan individu maupun masyarakat. Kode etik adalah alat penting untuk mengarahkan perilaku profesional dalam situasi di mana aturan hukum mungkin belum cukup untuk mencakup semua masalah moral (Michael Davis, 1998). Dalam dunia teknologi yang cepat berubah, kode etik memberikan kerangka kerja yang membimbing para profesional TI untuk bertindak secara moral dan etis. Tanpa adanya kode etik yang kuat, profesional TI bisa terjebak dalam situasi di mana keuntungan bisnis atau tujuan pribadi mendominasi keputusan, sementara kepentingan masyarakat diabaikan.

Salah satu organisasi internasional yang berperan besar dalam menetapkan standar kode etik global untuk profesional TI adalah Association for Computing Machinery (ACM). Kode etik ACM menekankan pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Profesional TI yang bekerja di bawah naungan ACM diharuskan untuk tidak menyebabkan kerugian kepada pengguna atau masyarakat melalui teknologi yang mereka kembangkan. Ini mencakup perlindungan terhadap privasi pengguna, menjaga keamanan data, dan melaporkan potensi ancaman keamanan atau kegagalan sistem.

Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) juga memainkan peran penting dalam menetapkan standar etika bagi para profesional TI. IEEE menekankan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama. IEEE juga menekankan pentingnya melindungi privasi pengguna serta menjaga kejujuran dan transparansi dalam setiap aspek pekerjaan profesional TI. Kode etik IEEE adalah panduan yang sangat penting, terutama di era di mana teknologi berkembang pesat. Tanpa prinsip-prinsip ini, profesional TI berisiko kehilangan arah dalam menghadapi tantangan etis yang terus berkembang (Michael Loui, 2008).

Di Indonesia, kode etik profesi TI juga tidak kalah penting. Asosiasi Profesi Teknologi Informasi Indonesia (APTI) dan Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia (IPKIN) telah mengembangkan kode etik yang menekankan tanggung jawab sosial, keamanan data, dan integritas. Kode etik ini menjadi panduan penting bagi para profesional TI di Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan etis yang muncul akibat pesatnya perkembangan teknologi. Kode etik ini juga mempromosikan perlindungan privasi pengguna, kejujuran dalam berinteraksi dengan klien, dan kewajiban untuk menjaga keamanan sistem agar tidak terjadi kebocoran data atau peretasan.

Pentingnya kode etik terlihat jelas ketika saya melihat contoh-contoh pelanggaran besar yang telah terjadi. Salah satu skandal terbesar dalam dunia teknologi adalah kasus Facebook-Cambridge Analytica pada tahun 2018. Kasus ini melibatkan pengumpulan data pribadi jutaan pengguna Facebook yang kemudian digunakan oleh Cambridge Analytica untuk tujuan politik, tanpa persetujuan yang jelas dari para pengguna. Pelanggaran privasi ini menunjukkan betapa pentingnya penerapan kode etik yang ketat dalam industri teknologi. Skandal tersebut meruntuhkan kepercayaan publik terhadap Facebook, dan menjadi pengingat bagi seluruh industri TI bahwa tanpa kode etik yang kuat, teknologi dapat digunakan untuk tujuan yang tidak etis.

Pelanggaran kode etik juga pernah terjadi dalam kasus kebocoran data pengguna dari salah satu platform e-commerce pada tahun 2020. Jutaan data pribadi, termasuk nama, alamat, dan rincian transaksi, bocor dan diperjualbelikan secara ilegal di internet. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat terkait keamanan data mereka. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menyatakan bahwa kasus ini memperlihatkan betapa krusialnya perlindungan data dan pentingnya peran profesional TI dalam menjaga kepercayaan publik. Kejadian ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa profesionalisme dan tanggung jawab etis dalam mengelola data sangat diperlukan.

Saya sepakat bahwa kode etik bukan hanya tentang menghindari tindakan yang tidak etis, tetapi juga tentang menciptakan budaya profesional yang menekankan tanggung jawab sosial. Profesional TI memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar mengembangkan teknologi. Mereka harus memastikan bahwa teknologi yang mereka ciptakan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat (Cerf, 2019).

Dengan demikian, kode etik memainkan peran penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap para profesional TI di seluruh dunia. Tidak hanya menjadi pedoman dalam menjalankan pekerjaan mereka, tetapi juga memastikan bahwa teknologi terus berkembang dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat secara luas. Di era digital ini, di mana teknologi semakin mendominasi setiap aspek kehidupan, kode etik bukan lagi sekadar aturan formalitas, melainkan fondasi untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bertanggung jawab, transparan, dan berintegritas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun