Mohon tunggu...
amanda putri
amanda putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Seorang Mahasiswi aktif pada Instansi Perguruan Tinggi Universitas Negeri Malang dengan bidang studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Filsafat Aksiologi terhadap Esensi Ilmu Pengetahuan pada Kasus Penyalahgunaan Teknologi Mutasi Genetik

16 Oktober 2024   12:21 Diperbarui: 16 Oktober 2024   12:30 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi terus memunculkan inovasi pada bidang pengetahuan, salah satunya pada bidang sains yang termaksud didalamnya mutasi genetik. Contoh kasus pada tahun 2018, ilmuan tiongkok memanipulasi gen bayi kembar untuk tujuan kebal terhadap HIV.

Mutasi genetik ini menggunakan teknologi CRISPR yaitu penyuntingan gen yang memutasi gen untuk mengaktifkan gen yang diketahui resistensi terhadap HIV. 

Namun meskipun begitu, tindakan ini menimbulkan kontroversi besar karena pengeditan genetik pada manusia dianggap melanggar batas etika, terutama karena dampak jangka panjang terhadap kesehatan bayi dan generasi mendatang masih belum diketahui sepenuhnya. Dunia ilmiah mengecam tindakan ini sebagai penyalahgunaan teknologi yang berisiko dan tidak bertanggung jawab.

Informasi tentang eksperimen ini pertama kali menyebar melalui media sosial dan kemudian diikuti oleh publikasi di jurnal ilmiah dan laporan berita.

Komunitas ilmiah global, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai asosiasi genetika, mengutuk tindakan ini. Kritikan utama meliputi kurangnya transparansi, persetujuan yang tidak memadai, dan risiko kesehatan jangka panjang yang tidak dipahami.

Hal inilah yang dalam kajiannya perlu mempertimbangkan kembali tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai esensi dari perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Tentang nilai-nilai apa yang mempengaruhi praktik dan tujuan pengetahuan itu sendiri. Pertanyaan inilah yang diuraikan dalam bidang Ilmu Filsafat Aksiologi.

Pandangan Ilmu Filsafat Aksiologi menjelaskan tentang pemikiran dari nilai-nilai etika dan estetika dari suatu ilmu pengetahuan. Tentang bagaimana nilai-nilai ini nantinya menjadi aspek penting untuk memandang esensi dari ilmu pengetahuan tersebut.

Aksiologi mempertanyakan tentang apa yang dianggap berharga maupun bernilai dan bagaimana nilai itu mempengaruhi praktik dan tujuan ilmu pengetahuan.

Sehingga dari kasus tersebut, Aksiologi hadir untuk mempertimbangkan aspek nilai ilmiahnya, nilai moral dan etika serta nilai sosial dan manfaat praksis ilmu tersebut terhadap dunia.

Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan menurut Aksiologi perlu memiliki nilai ilmiah. Yaitu mencakup objektivitas, kejujuran intelektual, memiliki perkembangan ilmu yang rasional, akurat dan memiliki metode yang sistematis. Yaitu ilmu pengetahuan dianggap berharga ketika memenuhi nilai tersebut.

Selanjutnya, perkembangan ilmu pengetahuan harus memiliki pertimbangan terhadap nilai moral dan etika. Nilai ini mencakup implikasi etis dari penelitian ilmiah, dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan ilmunya. 

seperti pada kasus mutasi gen ini, memiliki dampak pada isu secara etis dan moral. Ditinjau dari keselamatan dan efektivitas, teknologi CRISPR ini masih dalam tahap pengembangan, dan penyuntingan gen pada embrio manusia membawa risiko off-target (penyuntingan gen yang tidak diinginkan) dan efek samping lain yang belum sepenuhnya dipahami. 

Sehingga tentu saja perkembangan pengetahuan ini sudah melanggar aspek penting itu tadi, yaitu nilai etika dan moral. Sehingga dalam perkembangannya, ilmu ini belum mampu dipertanggung jawabkan dan melewati batasan etika yang diujikan terhadap manusia.

Terakhir dalam peninjauannya, suatu ilmu pengetahuan perlu memiliki nilai sosial dan manfaat praksis ilmu. Yaitu suatu ilmu pengetahuan dianggap berharga bila memberikan kontribusi nyata pada peningkatan kualitas hidup, kesehatan, teknologi dan pemahaman kita tentang dunia.

Hal ini penting untuk menjadi acuan dalam memandang esensi dari suatu ilmu pengetahuan tersebut agar dalam setiap perkembangan dan penggunaannya dapat mempertimbangan baik dan buruknya terlebih dahulu sebelum nantinya berdampak bagi dunia luas.

Dengan ini jelas bahwa kasus mutasi gen tersebut kurang mempertimbangkan tiga nilai yang menjadi acuan dalam pandangan Aksiologi sebagai cabang ilmu filsafat yang meninjau harga dan nilai dari ilmu pengetahuan itu sendiri. 

Sehingga dengan ini setiap perkembangan ilmu pengetahuan perlu untuk mengacu pada nilai ilmiah, nilai etis dan moral serta yang terakhir nilai sosial dan manfaat praksis ilmu agar luaran yang diberikan dapat dilihat positif maupun negatifnya sebelum diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun