Mohon tunggu...
Amanda Putri Handriyanti
Amanda Putri Handriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lahir di Cilegon dengan hobi mendengarkan musik serta memasak menu baru yang didapat dari sosial media

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penegakkan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia

19 Maret 2024   23:32 Diperbarui: 19 Maret 2024   23:42 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi bagaikan lingkaran setan yang sulit diputus. Praktik suap, nepotisme, dan gratifikasi telah menjadi lazim dalam berbagai sektor. Penegakan hukum pun tak jarang diragukan, terganjal oleh intervensi politik dan permainan uang. Alhasil, para koruptor, menikmati hasil rampokan mereka dengan tenang.

Praktik korupsi memang seringkali terkait dengan kekurangan dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Ketika prinsip-prinsip Good Governance diabaikan, peluang untuk terjadinya korupsi akan meningkat secara signifikan. Salah satu contoh yang nyata adalah rendahnya tingkat transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik.

Ketika transparansi dan akuntabilitas rendah, pejabat pemerintah memiliki kemungkinan untuk melakukan penyalahgunaan kekuasaan atau menghindari pertanggungjawaban atas tindakan mereka. Misalnya, dalam proses pengadaan barang atau jasa pemerintah, kurangnya transparansi dapat membuka pintu bagi praktik suap dan nepotisme. Pejabat yang terlibat dapat dengan mudah memanfaatkan posisi mereka untuk mendapatkan keuntungan pribadi tanpa perlu khawatir akan terbongkarnya tindakan koruptif mereka.

Selain itu, ketika prinsip-prinsip Good Governance seperti partisipasi publik, keadilan, dan keterbukaan diabaikan, hal ini juga dapat menciptakan lingkungan yang memudahkan terjadinya korupsi. Kurangnya partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan dapat mengurangi pengawasan terhadap tindakan pemerintah, sementara keadilan yang rendah dalam sistem hukum dapat memberikan kesempatan bagi pelaku korupsi untuk lolos dari hukuman.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga pengawas untuk mengutamakan penerapan prinsip-prinsip Good Governance dalam semua aspek tata kelola pemerintahan. Hal ini mencakup peningkatan transparansi, pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, penegakan hukum yang adil, dan peningkatan akuntabilitas pejabat pemerintah. Dengan demikian, akan tercipta lingkungan yang tidak menguntungkan bagi praktik korupsi dan lebih mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh masyarakat.

Penerapan akuntabilitas yang kuat di dalam struktur pemerintahan adalah esensial untuk memastikan integritas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan dan sumber daya negara. Ketika para pejabat publik dan lembaga pemerintah dikenakan tanggung jawab yang jelas atas setiap tindakan dan keputusan yang mereka buat, hal itu menciptakan dasar yang kuat untuk pengawasan internal dan eksternal yang lebih ketat. Misalnya, dengan adanya mekanisme pelaporan yang transparan dan terbuka, warga negara dapat dengan mudah mengawasi penggunaan anggaran publik dan melaporkan adanya potensi penyalahgunaan kekuasaan atau dana publik.

Selain itu, akuntabilitas yang kuat juga berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan. Ketika masyarakat merasa bahwa para pemimpin mereka bertanggung jawab dan transparan dalam tindakan mereka, tingkat kepercayaan terhadap institusi pemerintahan secara keseluruhan akan meningkat. Ini penting karena kepercayaan publik adalah fondasi dari legitimasi dan stabilitas pemerintahan yang efektif. Oleh karena itu, penerapan akuntabilitas yang kuat bukan hanya tentang meminimalkan risiko korupsi, tetapi juga tentang memperkuat ikatan antara pemerintah dan rakyatnya.

Dalam konteks pencegahan korupsi, akuntabilitas yang kuat juga dapat membantu menciptakan budaya di mana tindakan yang tidak etis atau melanggar hukum tidak dapat ditoleransi. Ketika para pelaku korupsi menyadari bahwa mereka akan dipertanggungjawabkan atas perbuatan mereka, hal itu dapat menjadi pencegah yang efektif terhadap perilaku koruptif. Selain itu, dengan adanya mekanisme akuntabilitas yang efektif, proses penegakan hukum terhadap kasus-kasus korupsi juga dapat dilakukan dengan lebih efisien dan adil, mengurangi risiko adanya impunitas bagi para pelaku korupsi.

Transparansi merupakan pondasi yang vital dalam upaya pemberantasan korupsi. Ketika informasi mengenai kegiatan dan keputusan pemerintah tersedia secara terbuka dan mudah diakses oleh publik, hal itu membuka peluang bagi masyarakat untuk melakukan pengawasan yang efektif. Misalnya, dengan adanya akses terbuka terhadap data anggaran dan kontrak pemerintah, warga negara dapat melakukan analisis terhadap pengeluaran publik dan mengidentifikasi potensi indikasi korupsi seperti pemborosan atau penyelewengan dana.

Selain itu, transparansi juga menciptakan tekanan sosial yang kuat terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Ketika tindakan-tindakan koruptif terungkap ke publik karena transparansi informasi, hal itu sering kali memicu reaksi negatif dari masyarakat. Demontrasi, protes, atau tuntutan publik dapat muncul sebagai respons terhadap praktik korupsi yang terungkap. Tekanan ini tidak hanya dapat menghasilkan konsekuensi sosial dan politik bagi para pelaku korupsi, tetapi juga dapat mengubah norma dan budaya di dalam masyarakat, memperkuat penolakan terhadap perilaku koruptif.

Selain itu, transparansi juga merupakan alat yang efektif untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan. Ketika proses pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya negara dilakukan secara terbuka dan jujur, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik akan meningkat. Hal ini penting karena kepercayaan publik adalah aset berharga dalam upaya membangun legitimasi dan stabilitas pemerintahan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun