Wapany Amanda Pian
Awardee Beasiswa Sarjana Muamalat
Sudah 6 bulan semenjak pertama kali konfirmasi kasus positif Covid-19 di Indonesia akhir Februari lalu. Seperti kita ketahui pandemi yang terjadi secara global ini telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan dan mendorong kita untuk dapat beradaptasi dengan keadaan yang ada. Perekonomian kacau, sekolah-sekolah ditutup, tenaga medis kewalahan dengan lonjakan kasus setiap harinya, pedagang kecil menjerit karena terkena imbasnya.
Tahun 2020 ini baru kita lewati setengah jalan, namun perjuangan untuk melewatinya telah kita lakukan setengah mati untuk tetap bisa bertahan. Kesulitan dan kesulitan seolah menjadi kawan hidup di tahun ini. Namun sadar kah kalian, bahwa dibalik itu semua terdapat hikmah yang bisa kita ambil apabila kita jeli melihatnya.
Sadar atau tidak, pandemi Covid-19 ini membuat kita jadi lebih sadar terhadap kesehatan diri pribadi. Rajin mencuci tangan digalakan kembali. Padahal, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir memang sudah seharusnya menjadi kebiasaan kita dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Selain itu, saat awal terjadinya pandemi, stok suplemen dan vitamin di tempat perbelanjaan raib seketika diserbu masyarakat yang ingin meningkatkan daya tahan tubuh mereka dalam menghadi virus.
Padahal, Kementrian Kesehatan telah mengkampanyekan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, dimana didalamnya telah terdapat sumber energi, lauk nabati dan hewani juga sayur dan buah.
Kombinasi makanan dengan gizi seimbang telah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari kita karena telah mengandung berbagai macam zat gizi yang berperan untuk tubuh kita, salah satunya untuk menangkal virus yang masuk kedalam tubuh.
Dilihat dari segi sosial, Covid-19 memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak punya waktu untuk keluarga. Pemberlakuan Work From Home pada saat masa PSBB yang lalu menjadikan kesempatan kepada mereka untuk berkumpul bersama keluarga. Hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung “Gerakan Kembali Ke Meja Makan” yang diusung oleh BKKBN agar anggota keluarga dapat berkumpul dan berkomunikasi bersama.
Selain itu, pandemi ini juga mengajarkan kita untuk lebih sabar dan mengalah. Ketika momen Idul Fitri, tradisi mudik tahun ini tidak bisa dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut tentunya mengajarkan kita untuk lebih bersabar dan mengalah dengan keadaan demi menjaga kesehatan keluarga kita di kampung.
Selalu ada hikmah dibalik semua musibah, tinggal bagaimana kita memandangnya. Apabila kita memandang pandemi Covid-19 ini dari sisi negatifnya pasti tak akan pernah menemui ujungnya.
Namun, pernahkah kita memandang keadaan yang terjadi pada saat ini dari sisi lain? Menjadikannya sebuah pembelajaran dan pengalaman hidup yang menjadi bekal kita untuk menjalani masa depan. Ingatlah satu hal, akan selalu ada kebaikan meskipun itu dalam musibah dan keburukan sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H