UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) HIMMPAS (Himpunan Mahasiswa Muhammadiyah Pecinta Alam Sidoarjo) adakan gerakan reboisasi di gunung penanggungan dengan melakukan kegiatan konservsi yaitu penanaman bibit pohon dan pemupukan pada hari Minggu, (03/03/2024).
Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan oleh UKM HIMMPAS dalam rangka memperingati Hari Strategi Konservasi Dunia bersamaan dengan kegiatan Bersih Sampah Gunung Penanggungan.
Saat diwawancarai oleh tim redaksi HIMMPAS, Levina Zahira menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan aksi dari Organisasi HIMMPAS dalam budaya konservasi gunung juga sebagai kegiatan reboisasi pasca kebakaran di gunung Penaggungan, Mojokerto.Â
"Kegiatan ini merupakan sumbangsih dari organisasi HIMMPAS sebagai aktivis lingkungan dan pecinta alam dalam memperbaiki ekosistem vegetasi gunung penanggungan yang rusak akibat bencana alam kebakaran pada akhir tahun lalu juga sebagai aksi budaya konservasi dalam upaya mitigasi perubahan iklim global".
Mbul, sapaan nama lapangannya menuturkan bahwa keadaan gunung penanggungan pasca kebakaran cukup memprihatinkan bagi para aktivis lingkungan karena 80 hektar wilayahnya habis terlalap api sehingga seluruh jalur pendakian gunung penanggungan terpaksa harus ditutup. Sejalan dengan keadaan tersebut pada akhirnya UKM HIMMPAS menurunkan 30 orang volunteer untuk melakukan reboisasi di gunung penanggungan.
Budaya konservasi di gunung penanggungan yang rutin dilakukan selama delapan tahun oleh organisasi HIMMPAS disetiap 3 bulan sekali ini mendapatkan angin segar dari seluruh lapisan masyarakat sekitar dan juga pihak gunung penanggungan sendiri.Â
"Sangat jarang sekali organisasi yang mengadakan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan penanaman maupun pemupukan, rata-rata kegiatan yang dilakukan oleh relawan kegiatan hanya sebatas pada waktu itu saja tanpa ada monitoring lebih lanjut dengan hasil program yang dilakukan" ujar Penanggungjawab pendakian gunung penanggungan kepada tim redaksi HIMMPAS.
Kegiatan penanaman bibit pohon setinggi 1-2 meter dan proses pemupukan vegetasi di area konservasi dengan pupuk organik seberat 12 kg yang melibatkan 30 orang volunteer dari MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam), SISPALA (Siswa Pecinta Alam) dan Aktivis Lingkungan Trashbag Community ini pun telah sukses dilaksanakan meskipun terdapat beberapa kendala
"Kendalanya ada di pembagian bebannya yang tidak rata sih, karena kan harus bawa bibit pohon yg berat dan pupuk juga. Kemudian jalurnya yang tidak ramah untuk pemula juga menjadi kendala" jelas Nanda Rs, ketua Umum UKM HIMMPAS saat diwawancarai oleh tim redaksi.
"Terhambatnya perjalanan menuju lokasi karena hujan badai menjadi tantangan untuk kami dalam menaklukan gunung demi kegiatan hari konservasi dan pulihnya gunung penanggungan" ujar Levina selaku ketua pelaksana kegiatan Strategi Konservasi Dunia
Namun meskipun begitu, antusiasme para volunteer sangat tinggi dari awal pemberangkatan hingga selesai kegiatan. Adanya budaya konservasi ini juga diharapkan mampu mengedukasi masyarakat dan kawula muda dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim dan menjadikan pola perilaku inisiatif dalam melestarikan alam untuk menanggulangi perubahan iklim. Imbuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H