Menurut Nita P. Patel, MD, dari Divisi Dermatologi di UCLA, Los Angeles, California, sunscreen merupakan bahan topikal yang memiliki kemampuan untuk mengurangi dampak buruk dari paparan radiasi matahari. Hal ini dicapai melalui struktur kimianya yang mampu menyerap, menyebarkan, atau memantulkan radiasi ultraviolet dan cahaya tampak.
Dia juga menambahkan bahwa sunscreen berperan dalam melindungi kulit dari efek merugikan akibat sinar matahari dengan cara yang disesuaikan dengan struktur kimianya. Ada dua jenis utama sunscreen: physical (fisik) dan chemical (kimia). Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, "Manakah yang lebih baik? Mana yang benar-benar akan menjadi penyelamat kulit Anda?” Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar, kelebihan, dan kelemahan dari kedua jenis tabir surya, membantu Anda membuat pilihan yang tepat untuk kulit Anda.
Perbedaan Physical dan Chemical Sunscreen:
Physical sunscreen melindungi dengan menciptakan penghalang fisik, sedangkan chemical sunscreen melindungi dengan menyerap dan mengubah energi sinar UV. Selain itu, perbedaan lainnya meliputi reaksi dari kedua jenis sunscreen ini. Physical sunscreen cenderung lebih cocok untuk kulit sensitif, karena chemical sunscreen dapat menyebabkan iritasi pada beberapa orang. Physical sunscreen juga cenderung meninggalkan lapisan putih (white cast), terutama pada formula lama, sementara chemical sunscreen biasanya lebih transparan.
Bagaimana Physical dan Chemical Sunscreen Bekerja?
Physical blockers: Bahan utama physical sunscreen, seperti titanium dioksida atau seng oksida, adalah mineral yang digiling menjadi partikel halus. Bahan-bahan ini ditempatkan di permukaan kulit dan memantulkan sinar UV dari kulit, memiliki sifat yang menyebarkan dan memantulkan sinar UV. Ketika sunscreen dioleskan ke kulit, partikel-partikel ini terurai menjadi ukuran yang sangat kecil, hampir transparan, dan menutupi permukaan kulit.
Chemical absorbers: Bahan chemical sunscreen (atau organik, yang mengandung karbon) membentuk lapisan tipis yang menyerap radiasi UV sebelum menembus kulit. Bahan-bahan aktif seperti avobenzone, octinoxate, dan oxybenzone berperan dalam chemical sunscreen. Mereka menangkap sinar UV, mengubahnya menjadi panas, dan melepaskannya dari tubuh. Dengan demikian, mereka mencegah sinar UV mencapai lapisan kulit yang lebih dalam, memberikan perlindungan dari kerusakan akibat radiasi UV.
Kelebihan dan Kekurangan dari Kedua Jenis Sunscreen
Physical sunscreen melindungi kulit dengan cepat karena tidak memerlukan waktu tunggu setelah dioleskan dan memberikan perlindungan instan. Cocok untuk kulit sensitif karena tidak meresap ke dalam kulit cenderung tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Perlindungan spektrumnya juga luas, melindungi dari sinar UVA dan UVB. Sayangnya, physical sunscreen tidak menarik secara kosmetik karena tidak tembus cahaya dan dapat mengubah warna pakaian. Bahan-bahan tersebut juga sangat berantakan dan memiliki konsistensi berpasir, yang dapat mengeringkan dan meninggalkan residu seperti jejak putih (white cast), seperti yang dijelaskan oleh Nita P. Patel, MD pada jurnalnya.
Di sisi lain, Chemical sunscreen memiliki tekstur ringan dan nyaman sehingga lebih mudah menyebar di kulit, memberikan pengalaman yang ringan, dan tidak meninggalkan jejak putih. Namun, chemical sunscreen mungkin menyebabkan reaksi alergi atau iritasi. Beberapa bahan kimia dalam sunscreen bisa menjadi alergen bagi sebagian orang. Selain itu, butuh waktu beberapa saat agar sunscreen ini efektif setelah aplikasi.
Bagaimana Memilih Sunscreen yang tepat sesuai dengan kebutuhan kulit?
Memilih sunscreen yang tepat sangatlah krusial untuk melindungi kulit dari sinar UV, disesuaikan dengan jenis kulit dan kebutuhan perlindungan. Berikut adalah panduan umum untuk memilih sunscreen yang tepat:
Untuk Kulit Kering:
Pilih Sunscreen Berbasis Krim atau Lotion: Formula yang kaya dapat membantu melembabkan kulit yang cenderung kering.
Cari Kandungan Hydrating atau Moisturizing: Sunscreen dengan bahan tambahan seperti ceramide, hyaluronic acid, atau glycerin akan menjaga kelembaban kulit.
Hindari Alkohol atau Fragrance yang Berlebihan: Bahan-bahan ini dapat lebih mengiritasi kulit yang kering.
Untuk Kulit Berminyak atau Berjerawat:
Pilih Sunscreen Berbasis Gel atau Serum: Formula ringan yang tidak berminyak lebih cocok untuk kulit berminyak.
Cari Label "Non-Comedogenic": Sunscreen dengan label ini cenderung tidak menyumbat pori-pori dan mengurangi risiko jerawat.
Pilih Formula Matte atau Oil-Free: Ini membantu mengendalikan produksi minyak di kulit.
Untuk Kulit Sensitif:
Pilih Physical Sunscreen: Lebih cocok untuk kulit sensitif karena tidak menyebabkan reaksi iritasi yang umumnya terjadi pada chemical sunscreen.
Cari Label "Hypoallergenic" atau "Fragrance-Free": Mengurangi risiko reaksi alergi atau iritasi pada kulit sensitif.
Uji Coba Produk: Sebelum penggunaan reguler, lakukan uji coba di area kecil kulit untuk memastikan tidak ada reaksi negatif.
Untuk Kebutuhan Perlindungan Tertentu:
Perlindungan Broad-Spectrum: Pastikan sunscreen melindungi dari sinar UVA dan UVB.
Pilih SPF yang Sesuai: Untuk aktivitas sehari-hari, SPF 30 hingga 50 sudah cukup, tetapi untuk aktivitas di luar yang intens, gunakan SPF 50 atau lebih tinggi.
Reaplikasi: Jika terpapar sinar matahari secara berlanjut, ulangi aplikasi setiap 2 jam atau sesuai petunjuk kemasan.
Dengan mempertimbangkan jenis kulit dan kebutuhan perlindungan, memilih sunscreen yang tepat akan memberikan perlindungan optimal bagi kulit Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H