Mohon tunggu...
amandanasution73
amandanasution73 Mohon Tunggu... Freelancer - penulis lepas

aku suka nulis, nonton, suka semua yang berbau seni. yah...biasa aja deh

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Intip Koleksi Para Desainer untuk Front Row Paris 2023

28 Agustus 2023   12:01 Diperbarui: 28 Agustus 2023   12:10 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum, Readers

Indonesia Fashion Chamber yang bersinergi dengan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) yang merupakan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) RI dan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dalam pelaksanaan IN2MF in Paris dengan menggerlar Front Row Paris 2023, Reader.

Jadi, Readers 

Tujuan dari diselenggarakannya Front Row Paris yang akan diselenggarakan pada 2 September 2023 di The Westin Paris-Vendome, Kota Paris, Perancis adalah untuk mempromosikan keunggulan fesyen Indonesia dan memperkenalkan potensi desainer dan jenama fesyen Indonesia yang telah siap memasuki pasar global, khususnya Eropa yang memiliki pengaruh besar terhadap industri fesyen dunia. Tujuan ini sejalan dengan target Pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen dunia.

Nantinya akan ada 13 desainer dan jenama fesyen Indonesia yang akan memperlihatkan karyanya yang merupakan keragaman konten lokal sesuai tren global melalui busana konvensional hingga busana muslim serta menerapkan konsep sustainable fashion yang menjadi perhatian industri fesyen dunia. Front Row Paris menghadirkan pula kegiatan fashion showcase, business matching, dan exhibition yang akan dihadiri oleh buyer dan media internasional.

Dan mereka adalah : DedenSiswanto, Hikmat Fashion, Oleanderbyribie, Rose.Ma.Lina X Sofie, Michelle Liu, BBPPMPV BISPAR X SMKN 4 Balikpapan, Lidia Hadiwinoto, Chatrine Liu, Shannelom Yuma, Binus International Fashion Design, Sofie, Ali Charisma, dan Ivan Gunawan.

Dan IN2MF in Paris menghadirkan lima desainer terpilih hasil kurasi dari program IKRA Indonesia, yaitu Syukriah Rusydi, Sanet Sabintang, Wening Angga, Thiffa Qaisty, dan Anggia Handmade. Turut berpartisipasi Dewan IKRA, Itang Yunasz, bersama dengan desainer tamu, Khanaan dan kami. Kedelapan desainer dan jenama modest fashion ini siap menampilkan koleksi Spring-Summer 2024 dengan mengeksplorasi keragaman wastra Indonesia.

Berikut etalase Front Row Paris 2023

1. BBPPMVP BISPAR X SMKN 4 BALIKPAPAN

Haru Kareh - gambar pri
Haru Kareh - gambar pri
HARUKAREH berasal dari bahasa Ngaju yang disebut juga sebagai Biaju. Bahasa biaju adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Barito Raya yang dituturkan oleh suku Ngaju dan berasal dari daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Katingan, dan Mentaya di Kalimantan.  HARUKAREH terdiri dari dua suku kata yaitu Haru (Baru) dan Kareh (Depan). Sehingga dapat diartikan menjadi "Masa depan yang baru", judul Harukareh dalam koleksi kali ini menggambarkan harapan masa depan baru dalam budaya Kalimantan. Hal  ini sejalan dengan pembangunan  Ibu Kota baru Negara Indonesia di wilayah Kalimantan Timur dengan harapan yang lebih baik untuk Negara tercinta, Indonesia. Harukareh menggambarkan semangat untuk terus bertumbuh, berkembang, dengan semangat kebaruan menghadapi masa depan yang lebih cemerlang.

Terinspirasi dari pohon hayat yang menjadi symbol IKN Nusantara dan banyak memakai warna coklat, abu, kuning, maroon sebagai terjemahan dari warna-warni kehidupan di hutan. Penggunaan bahan lurik diambil untuk memperkuat unsur wastra di dalamnya. Adapun motif Kluwung menggambarkan pelangi yang merupakan keajaiban alam dan tanda kebesaran Tuhan Sang Pencipta. Sementara motif udan liris artinya hujan gerimis, karena hutan Kalimantan sering turun hujan tanpa mengenal musim. Serta mengandung konotasi mendatangkan kesuburan, sehingga motif ini merupakan lambang kesuburan dan kesejahteraan.

2. MAHARANI by IVAN GUNAWAN X VIBE INDONESIA

Maharani - gambar pri
Maharani - gambar pri

Koleksi yang ditampilkan Ivan Gunawan memetik ide kreatif dari masa keemasan kerajaan Majapahit ketika dipimpin oleh sang Maharani, Tribhuawana Tunggadewi, ratu yang berhasil menaklukkan nusantara. Ivan menyerap masa kejayaan tersebut dan mentransformasikannya ke gaya hidup fashion modern saat ini.

Wujud desain berupa rancangan gaun-gaun malam high fashion dengan karakter khas Ivan Gunawan, yaitu red carpet look, aura selebriti, glamor, dan sexy. Semua rancangan menggunakan satu warna, yaitu warna emas, kemudian dihiasi dengan ornamentasi kristal dan fringe kristal yang ditata dekoratif gemerlap.

Bustier maillot dipadankan dengan gaun panjang fit bahan lace yang transparan, ada juga dengan cape dress transparan, lalu dengan pasangan celana palazzo dan blus berlengan gelembung puffy, kemudian dengan ruffle skirt bertingkat yang ditimpa lagi dengan korset.

Bustier ini sendiri diciptakan untuk bisa saling mix and match dengan setiap elemen di dalam koleksi ini. Semua rancangan berdesain timeless, menembus batas trend, sehingga akan mampu untuk tetap digunakan di masa-masa yang akan datang.

Di antara bahan-bahan lace yang digunakan, terdapat dua bahan dengan motif yang diciptakan sendiri oleh Ivan Gunawan, yaitu motif Kipas Renjana (Renjana: Cinta kasih, gairah, dan rindu), berupa susunan kipas repetitive dengan ukuran yang gradual. Dan motif Pakis Suvarna (Suvarna: Emas), berupa sulur-sulur yang menjulur ke atas menggapai harapan indah.

Keistimewaan detail semakin kaya dengan sematan elemen-elemen fauna seperti kupu-kupu, capung dan singa. Kupu-kupu melambangkan kebebasan berkarya, capung melambangkan ringan dan unik, lalu singa simbol keberanian dalam kokoh. Ketiga fauna ini mewakili nilai-nilai dan energi positive Leciel untuk Golden Parade.

3. "Coeur Reconnaissant" Batik by Godho Batik Banyuwangi

Coeur Reconnaissant - gambar pri
Coeur Reconnaissant - gambar pri

Hati Yang Bersyukur adalah judul dari koleksi kami untuk In2MF , Paris kali ini. Di hati yang penuh rasa syukur untuk menyelasikan sebagian masalah lingkungan. Berfokus pada solusi dengan niat maju dan berkembang bersama baik untuk dunia maupun akherat semangat mengerjakan ini sebagai bagian dari ibadah kami.

Material : katun, viscose, linen, perca kain, batik banyuwangi, tenun Jember

Treatment: pacthwork, beading, ruffle

Warna : Hitam, Earth Tone, Abu, Coklat Tua, Coklat Susu,Khaki, Cream, Putih Tulang

Kain : Batik Katun Banyuwangi Pewarna Alam (Godho), Batik Sutera Rolla, Tenun Rolla, Batik Katun, Batik Rayon Voil, Kain Katu Paris, Kain Katun HS, Kain Perca Sifon, Silluet, H Line, I Line, A Line

4. THE CULTURE SOUL by CHATRINE LIU

The Culture Soul - gambar pri
The Culture Soul - gambar pri
Rancangan Chatrine kali ini terinspirasi dari kebudayaan khas Jepara. Jepara dikenal dengan berbagai kerajinannya. Selain ukir kayu, Jepara juga memiliki kerajinan tenun. Salah satunya adalah kerajinan tenun troso.

Terinspirasi dari anak remaja yang memakai kain troso khas Jepara. Chatrine mencoba kombinasikan dengan kain kotak supaya terlihat muda. Bersiluet asimetris berupa blazer, blouse, skirt, coat yang memberi kesan ceria. Dan di padukan dengan taburan payet agar terlihat mewah.

Chatrine memakai asesoris topi baret sehingga menambah kesan pretty look. Chatrine mencoba mengangkat kain tenun jepara ke kancah internasional.  Chatrine berharap semoga bisa menginspirasi dengan memakai produk warisan budaya Indonesia.

5. A PILEUS, OLEANDER BY RIBIE

A Pileus - gambar pri
A Pileus - gambar pri
Diambil dari nama awan diatas langit yang kerap disebut sebagai awan aksesories, memilih bahan kain batik tulis dan cap dari CIREBON yang terdapat warna warna awan tersebut. 

Kain Indonesia yg saya kemas menjadi urban fashion, masih di signature aku look young smart casual, diimbangi dengan fashion culture di fashion international, berharap fashion people di Eropa bisa menerimanya , 5 koleksi yg saya bikin untuk front row ini semua berbahan kain Indonesia,batik Cirebon dan katun bordir.

6. SOUMADE by Anggia Handmade

Soundmade - gambar pri
Soundmade - gambar pri

Soumade terinspirasi dari bentuk dua sisi kehidupan pasangan jiwa, belum pernah bertemu, banyak perbedaan tapi memiliki satu pemikiran. Komunikasi melalui telepati dan intuisi. Bahasa jiwa tidak melalui kata tapi rasa. Koleksi ini menggunakan Wastra Batik Wening Cirebon yang merupakan Batik Cap dan Printing Pesisir dengan warna yang terang khas Batik Pesisir. Motif Kontemporer dan Geometris yang digunakan dengan bentuk yang agak besar.

Soumade dituangkan dalam feminine edgy style diperuntukkan untuk Modest Women's Wear dengan target usia 35 - 55 tahun. Koleksi ini tersaji dalam 10 look berupa dress inner basic dan outer wastra, dengan silhouette I dan H. Material yang digunakan, selain menggunakan kain wastra Batik Wening Cirebon, juga disertai material polos dari cotton, organza, tulle, taffeta bridal, chiffone. Detail berupa geometric embroidery Tasik kombinasi garis dan titik yang terbalut dalam pallet warna dasar pastel, nude, hijau sage dan harmonisasi transparansi Tenun Sutera Garut.

7. Lost in Versailles  by Syukriah Rusydi

Lost in Versailles  by Syukriah Rusydi _ gambar pri
Lost in Versailles  by Syukriah Rusydi _ gambar pri

Wastra tenun Aceh yang digunakan  dalam koleksi Syukriah Rusydi ini menggunakan benang sutra sebagai bahan utama, serta benang emas dan perak untuk pengaplikasian motif. Kami beruntung bisa mendapatkan wastra yang telah berusia lebih dari 20 tahun ini.

Pengaplikasian warna-warna cerah dan berkilau ini menjadikan wastra terlihat begitu mewah. Kilau emas dan perak yang terpancar pada setiap koleksi ini.

Selain penambahan detail-detail yang menegaskan tampilan fashion pada era Renaissance, penempatan detail 3D flower pada beberapa detail menambah nilai natural feminine pada koleksi Syukriah Rusydi kali ini. Sejak awal diperkenalkan label ini memang sangat sarat dengan unsur natural dan etnik dan ini juga menjadi ciri utama dari label Syukriah Rusydi ini, Classic, Natural Feminim dan etnik modern. Perpaduan glamor dan nilai kemewahan yang muncul dalam pengaplikasian wastra khususnya tenun Aceh akan menjadikan koleksi pertengahan tahun milik syukriah rusydi ini menjadi sangat berbeda dari sebelumnya.

8. Rintik Sunda by Lidia Hadiwinoto

Rintik Sunda - gambar pri 
Rintik Sunda - gambar pri 
Pemilihan motif Rintik Sunda ini selain karena dirinya asli berasal dari Jawa Barat juga bertujuan ingin memperkenalkan motif tersebut melalui momen Paris Front Row.

"Rintik Sunda" sendiri bercerita tentang keindahan lokal budaya dan warisan dari tanah sunda, khususnya Kota Bogor, Jawa Barat. Dimana Bogor sendiri banyak memiliki unsur budaya yang dapat dituangkan di dunia fashion sehingga ini menjadi inspirasi mode busana oleh Lidia Hadiwinoto di ajang Paris Front Row.

Ada tiga motif yang tertuang, diantaranya Botanical yang bermakna berkah serta kesuksesan bagi sumber kehidupan, Kujang Kijang dengan makna keamanan serta perlindungan, dan yang terakhir Daun Hanjuang sebagai pemaknaan dari kebersamaan serta kerjasama pada proses kehidupan.

9. Wit & Joy by Hikmat

Wit & Joy _ gambar pri
Wit & Joy _ gambar pri

Koleksi Hikmat mengajak setiap orang untuk memilih kegembiraan dan menjadikannya sebagai teman sehari-hari. Ini berfungsi sebagai pengingat bahwa bahkan di masa-masa sulit, sentuhan kecerdasan dan kegembiraan dapat membuat perbedaan besar.

Fashion Category : Women Muslim Wear
Style : Event Abaya
Material : Crepe High Twest
Silhouette : Metal Cooper
Detail/ornamen : Nail heads & Rhinestones
Color : Jet Black
Number of Collections : 10 LOOKS

10. Orva Collection by Kami

Orva - gambar pri
Orva - gambar pri
Orva Collection mewujudkan sentuhan magis warna-warni Kain Endek khas Bali yang ditransformasi menjadi gaya puitis ala Paris. Siluet feminin menampilkan detail draped layers, dan potongan asymmetrical kian melengkapi perpaduan rumit Kain Endek Bali dengan gaya Paris yang modern sekaligus anggun.

Orva Collection terinspirasi dari presensi Kain Endek yang mendekap kesakralan bagi masyarakat Bali karena biasa digunakan pada upacara keagamaan. 

Orva Collection sendiri mengeksplorasi gabungan antara motif bunga Rain Lily khas Kami. serta Kain Endek dari Agung Bali collection yang tergabung dalam beragam material mulai dari linen, katun, silk, tulle, hingga organza. Citra Paris yang chic juga terpancar dari palet warna Orva Collection, menghasilkan 10 looks dinamis yang disempurnakan oleh ornamen payet agar lebih dramatis dan romantis.

11. ENCHANTING OF SRIWIJAYA by MICHELLE LIU

Enchanting - gambar pri
Enchanting - gambar pri
Terpesona dengan kebudayaan Sriwijaya yang kaya nilai sejarah dan tak lekang oleh waktu. Sriwijaya adalah kerajaan yang sangat luar biasa pada abad ke 7 di Palembang.

Michelle menggunakan paduan kain songket Palembang yang unik dari motif dan tenun menggunakan motif emas menambah daya tarik tersendiri sehingga sangat nampak masa kejayaannya. Michelle mencoba menuangkan ide dari budaya Indonesia ke Kancah Internasional. Bagaimana songket Palembang dapat beradaptasi dengan trend fashion dunia lewat rancangan bertema western style yang diangkat dengan menggunakan kain tenun Palembang. Rancangan ini berupa blazer, coat, dress yang semua ditujukan bagi yang menyukai trend kekinian namun tetap ada unsur budaya Indonesia dengan memakai wastra yang dapat go internasional.

Rancangan berupa ready to wear deluxe memakai hiasan dari sequin menambah kemewahan rancangan ini. Warna merah dan emas menunjukan kejayaan Sriwijaya di masanya. Harapan Michelle semoga kasanah kain Indonesia menjadi pilihan yang baik untuk tetap dapat melestarikan budaya Indonesia.

12. Mixture of Wastra by Wening's Line

Mixture of Wastra - gambar pri
Mixture of Wastra - gambar pri
Hasil percampuran warna2 etnik mulai dari warna natural, tanah, orange hingga warna brown dengan gaya barat eropa. Hasil Budaya timur yang dihasilkan, yang diolah menjadi busana dengan gaya barat, menjadi suatu keromantisan culture yang semakin erat.

Gaya kontemporer dipadukan dengan gaya eropa yang bisa dilihat detail pada krah tinggi, ruffle dan tertutup, dipercantik dengan bahan busana katun embroidery dan dipadukan dengan bahan2 etnik wastra nusantara, semakin memperkuat tema busana kali ini yaitu "Mixture of Wastra"

Motif songket asli khas jembrana, yang memunculkan motif bulan bintang, tumbuhan, pala daun memaknai "back to nature", bahwa pada intinya semua akan kembali ke alam, yang diwujudkan dalam busana dengan warna2 earth tone. Motif zig zag pada rang2, yang berarti jarang2, atau bolong2, memunculkan arti gemericik air yang memantul. Memaknai rezeki yang terus mengalir seperti air, tanpa henti. Yang merupakan sebuah pengharapan bagi si pemakai.

Kemudian batik wening sendiri menghasilkan warna2 tanah dengan motif floral dan wahyu temurun, yang berarti anugrah yang turun, atau rahmat bagi sepemakai. Dan juga motif2 kontemporer dengan gaya masa kini. Kain yang digunakan dikeduanya adalah batik tulis dan  ada juga tekstil bermotif batik, yaitu proses dasar print yang dikemudian di"isen-isen" dan diberi warna dengan proses batik colet warna

Konsep design yang dihadirkan kali ini terinpirasi kepada "back to nature", gaya hidup yang mendekatkan pada alam, dibandingkan kecanggihan dan peradaban. Ketulusan, alamiah menjadi sesuatu yang sangat intens saat ini. Konsep sustainable sudah mulai diterapkan hingga menjadi suatu kebutuhan.

Konsistensi brand pada produksi busana adalah salah satunya penggunaan bahan katun yang  ramah lingkungan. Hal ini tentunya adalah salah satu bentuk support terhadap program sustainable yang perlahan secara konsisten berjalan. Bahan katun dan linen ini adalah bahan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang.

13. THE CULTURE SOUL by CHATRINE LIU

catrien-liu-64ec28f918333e553256b6c2.jpg
catrien-liu-64ec28f918333e553256b6c2.jpg
THE CULTURE SOUL - gambar pri

Salam sejahtera namaku Chatrine Liu usiaku 10 tahun dari Bandung. Rancangan Chatrine kali ini terinspirasi dari kebudayaan khas Jepara. Jepara dikenal dengan berbagai kerajinannya. Selain ukir kayu, Jepara juga memiliki kerajinan tenun. Salah satunya adalah kerajinan tenun troso.

Terinspirasi dari anak remaja yang memakai kain troso khas Jepara. Chatrine mencoba kombinasikan dengan kain kotak supaya terlihat muda. Bersiluet asimetris berupa blazer, blouse, skirt, coat yang memberi kesan ceria. Dan di padukan dengan taburan payet agar terlihat mewah.

Chatrine memakai asesoris topi baret sehingga menambah kesan pretty look. Chatrine mencoba mengangkat kain tenun jepara ke kancah internasional.  Chatrine berharap semoga bisa menginspirasi dengan memakai produk warisan budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun