Dengan menjadi CEO lembaga pendidikan informal yang bekerjasama dengan beberapa agency artis dari Korea, sehingga peserta didik nantinya bisa memulai debutnya dikancah internasional, seakan menjadi perwujudan mimpi Sabrina untuk membagi ilmunya ke generasi muda hingga bisa bersaing di kancah dunia. Baik sebagai entertaiment, mau pun sebagai influencer.
Tidak hanya  Born Startraining Centre Indonesia-Korea yang baru saja di launching dengan program-programnya, seperti
School of Entertainmen, School of Professional Make Up dan School of Personality & Communication, sebagai model juga memiliki sekolah mode yang dia bangun 2019 di Jakarta, dengan nama Star International. Star International sendiri yang saat ini sudah ada di Jakarta dan Bandung dengan 100 orang murid.
Kenapa Sabrina memilih berkiblat ke Korea?
Jadi, Readers
Selain Born Startraining Centre ini memang berpusat di Korea, dan juga kiblat entertaiment saat ini sebagaian ada di Korea. Dan Sabrina ingin anak muda Indonesia mengambil peran lebih dari sekedar penikmat entertaiment.
"Bagaimana cara agar generasi Indonesia pun bisa bicara banyak di dunia Entertaiment,"ungkapnya lagi.
Ini sepertinya mengingatkan aku akan ucapan Ali Charisma, salah satu desainer Indonesia di kesempatan MUFFEST 2023 baru lalu. Dia bilang gini, "untuk bisa memikat pasar internasional kita perlu tahu apa yang mereka suka, tapi kita tetap harus berpegang pada ke khasan kita sebagai orang Indonesia yang penuh kearifan lokal."
Dan terakhir nih, Reader.
Kecintaanya pada dunia, sehingga Sabrina membuat konsep modeling dan pengembangan diri dengan sentuhan hypno terapi, sehingga kurikulum pengajaran lebih baik dalam membentuk karakter seseorang menjadi pribadi yang handal menghadapi tantangan profesi yang ada saat ini.Â
Hal penting dari sebuah kesuksesan, yang juga dirasakan Sabrina adalah adanya dukungan dari keluarga. Â Support besar dari keluarga menjadi hal penting untuk keberhasilan dalam meniti karir, dalam hal di dunia modeling dan sekolah pengembang diri dan modeling di Indonesia.Â
Sabrina sendiri juga masih memiliki kesibukan sebagai seorang dosen di  Universitas Indonesia. Semua kesibukan ini tidak membuatnya terganggu dalam mengatur jadwal belajar mengajar. Menjadi pribadi yang bisa saling berbagi terhadap sesama menjadi motto dalam hidupnya.