Jujurly, aku tertarik dengan bagaimana kehidupan tentara berusia 20-an tahun saling membantu dalam kondisi yang tidak mengenakan. Dan bagaimana pemimpin mereka pasang badan saat angggotanya melakukan kesalahan. Dalam arti, si pemimpin merasa dia yang harus bertanggungjawab. Meski dia harus berbantah-bantahan dengan atasannya.
Pic from Highland Film Group
Untuk penampakan filmnya sendiri, aku ga terlalu suka scene yang berada di lorong-lorong bawah tanah. Bukan masalah terlihat basah, beceknya. Namanya juga wilayah perang, bekas hujan dan bukan mall, ya kan Readers.
Yang buat aku ga suka itu gambarnya terasa semraut atau gimana ya?
Mungkin set yang dibuat sempit membuat angel kamera ga leluasa dan pencahayaan yang sangat kurang, sehingga banyak adegan action yang harusnya bisa dinikmati, akhirnya cuma dengar dor dor dor dan teriakan kesakitan. Buat suasana remang karena didalam terowongan kan harusnya bisa pake efek lampu dengan alibi senter atau cahaya minim yang masih bisa memperlihatkan adegan-adegan dalam gelap.
Pic from Highland Film Group
Ending film ini cukup mengaharukan, Readers.Â
Misi yang para tentara muda ini tidak lagi menyelamatkan dokumen buat negara, tapi buat teman-teman mereka yang gugur di dalam lorong bawah tanah.
Kita taulah perang Vietnam menjadi salah satu perang terburuk sepanjang sejarah dunia. Di film ini sebenarnya juga digambarkan, meski tidak banyak, sayangnya tidak terlihat jelas karena cahaya yang kurang. Gambarnya cendrung gelap dan kayak ada abu yang disebarkan.
So, aku rasa skor 4/10 cukup lah buat film ini. Ini lebih ke acting pemainnya, settingnya dan ide cerita.