Assalamu'alaikum, Readers
Kita bahas film Indonesia yang tayang mulai 5 Januari 2023 di seluruh bioskop Indonesia ya, Readers. Puisi Cinta Yang Membunuh yang skenario di tulis dan di sutradarai oleh Garin Nugroho. Dan ini menjadi film horor pertama Garin.
Buat aku sih, ini film lebih ke psiko trailer sih ya dari pada ke horornya. Jump scare pun, mmmmm, menurut aku ga ada ya.
Dari Garin sendiri mengatakan kalo film ini terinsipirasi dari antalogi puisi miliknya yang salah satu puisinya berjudul Adama Hawa dan Buah Durian.
Yah, dialog hingga visual film ini seperti puisi yang di visualkan. Lengakap dengan gerak, dialog, mimik dan cerita sebagai penjabaran puisi tanpa mengabaikan kata-kata puitis yang dirangkai menjadi dialog sehari-hari tapi memiliki arti tertentu.
Sebagian yang nonton bilang bingung. Aku bilang ga sih, aku suka. Memang, harus diikuti semua jalan ceritanya, biar ngerti apa yang terjadi. Bahkan asik, karena kita jadi menebak itu bayangan siapa? Siapa antagonis di film ini sebenarnya? Manusia atau hantu? Motivasinya apa? Dan seterusnya.
Menceritakan tentang seorang gadis yang kuliah dibidang disain, yang lebih suka menyendiri. Dan selalu ada kejadian sadis berdarah ditempat dia mengalami kejadian tidak mengenakan. Seperti guru masaknya yang mencoba merayunya, atau dosennya yang sepertinya memiliki tujuan ga baik terhadap dia. Dan Ranum tidak pernah ingat pernah melakukan semua kesadisan itu.
Dan aku kira sih ada kasus kepribadian ganda ya difilm ini. Karena di visualkan bagaimana stressnya Ranum setelah mengetahui ada orang-orang yang terbunuh dengan sadis setelah berinteraksi dengan dia. Dan tatapan mata teman-teman dikampus pun menyalahkan dia. Sementara dia tidak ingat apa yang terjadi.
Yah pastinya, semua terjawab di akhir cerita film. Dan memang kita harus berdamai dengan waktu dan keadaan.
Film ini memberikan visual yang memanjakan ya. Memang ga sama lah dengan Avatar yang dibuat dengan teknologi canggih pada proses take gambar dan editingnya. Sementara film ini di edit dengan teknologi yang biasa aja. Tapi teste pengambilan gambar dan pemaduan warna cahayan yang digunakan, menurut aku menyenangkan. Pas dengan situasi yang mau diciptakan. Dan mungkin suasana yang tercipta ini juga yang membuat pemain bisa berekspresi maksimal. Bagaimana seorang Morgan menjadi penggoda wanita, dan bagaimana Mawa de Jongh memvisualkan semua rasanya lewat mimik dengan mata yang ikut menyiaratkan rasanya, seakan dia adalah Ranum dengan semua kecemasan, kegusaran dan ketakutannya.
Sesuai dengan judulnya, pasti ada puisi utuh yang diucapkan, bukan berupa dialog.
Terus, ekskusi korban cukup sadis namun di sajikan cukup halus ya. Meski ada yang dibuat big closeup, cukup bikin aku erggh. Tapi harusnya bisa lah ditambah 1 apa 2 lagi korbannya. Untuk memantapkan kalo ini film trailler.
Buat skor, aku rasa bisa lah 8/10.
Harus sih nonton, Readers.
Sutradara
- Garin Nugroho
Produser
- Chand Parwez Servia
- Fiaz Servia
Penulis
- Garin Nugroho
Pemeran
- Mawar Eva de Jongh
- Baskara Mahendra
- Morgan Oey
- Raihaanun
- Ayu Laksmi
Penatamusik
Ricky Lionardi
Sinematografer
Teoh Gay Hian
Penyunting
Wawan I. Wibowo
Perusahaan
produksi
Starvision Plus
Tanggal rilis
- 1 Desember 2022 (JAFF)
- 5 Januari 2023 (Indonesia)
Durasi
105 menit
Negara
- Indonesia
Bahasa
- Indonesia
- Mawar Eva de Jongh sebagai Ranum
- Messi Gusti    sebagai Ranum kecil
- Baskara Mahendra   sebagai Hayat
- Morgan Oey         sebagai Rendy
- Raihaanun           sebagai Anna
- Ayu Laksmi          sebagai Laksmi
- Kelly Tandiono      sebagai Deren
- Unique Priscilla      sebagai Ibu Anna
- Fergie Brittany      sebagai Ninin
- Imelda Therinne     sebagai Ibu Ranum
- Izabel Jahja          sebagai Ellen
- Samo Rafael         sebagai Mantram
- Yayu Unru           sebagai Petugas intel
- Cindy Nirmala       sebagai Fans Mantram
- Eduwart Manalu     sebagai Ayah Ranum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H