Assalamu'alaikum, Readers
Akhirnya dapat film India nih....
Dari awal film ini dimulai, sudah ada penjelasan kalo Laal Singh Chaddha merupakan film India yang diadaptasi dari film Forest Gump yang diproduksi tahun 1994 dan memenangkan piala Oscar. Tapi rasanya ga adil kalo disama-samain ya. Karena setiap film punya 'nafasnya' sendiri.
Readers,Â
Kalau buat aku sih, film ini dibuka manis dan unik dengan selembar bulu yang terbang yang dihalau sengaja dan tidak sengaja di orang-orang atau benda-benda yang akan dia tempelin, hingga sampai dikaki Laal Singh Chaddha yang berada didalam kereta, yang kemudian menyimpannya.
Suka banget dengan karakter Laal Singh Chaddha, konsisten dengan keluguan yang terasa alami. Laal Singh Chaddha kecil yang dimainkan dengan keren banget oleh Ahmad Ibn Umar, kemudian disambung Aamir Khan yang memerankan Laal Singh Chaddha dewasa.Â
Sosok Aamir Khan beneran lebur dalam keluguan seorang Laal Singh Chaddha. Aku sampe pusing dengan keluguannya, Readers.Tapi dari keluguannya ini kita belajar untuk berbuat baik tanpa memandang siapa dan apa dia, dan gimana dampaknya dengan kita. Berbuat saja, ada Tuhan yang akan menilai.
Ya, ReadersÂ
Laal Singh Chaddha menceritakan kisah cinta Laal dan Rupa. Laal yang jatuh cinta pada Rupa pada pandangan pertama, dari masih usia sekolah. Rupa selalu ada dan menimani Laal, melengkapi segala kekurangan Laal yang hidup berdua dengan ibunya dan berlatar belakang keluarga tentara.
Lebih dari setengah film ini kita, penonton yang dibioskop dan orang-orang berada didekat Laal terbawa dengan cerita Laal sepanjang perjalanan kereta. Cerita masa kecilnya, pertemuannya dengan Rupa dan bullying yang dia terima dari teman-temannya di sekolah. Hingga saat Laal berada di medan perang.
Readers,
Antara takjub, lucu dan merasa 'wah' pada adegan perang. Ditengah perang, rasa takut dikalahkan dengan rasa persahabatan dan membantu setiap orang yang meminta, tanpa tau itu teman atau lawan yang bahkan menyiapkan senjata untuk membunuh. Wajah Laal yang lugu dan cara bicaranya buat gemes banget. Pengen cubit! Tapi ketulusan yang begitu saja membuat Laal selamat dari berbagai kondisi yang tidak menguntungkannya. Dan tetap dengan senyumnya. Biasa liat Aamir Khan galak atau genit, disini ga ada dong...ish...........
Sebagian film ini mengambil latar sejarah, dari kerusuhan di India setelah PM India, Indira Gandhi ditembak mati, 'ditempel dengan sempurna dan cukup ditail. Ada sisi paranting yang bisa kita ambil dari hubungan Laal dan ibunya sebagai single mom. Pandai-pandai lah menyaringnya ya.
Bukan adaptasi yang mudah saat kita bikin film dengan lintas waktu bilangan tahun yang panjang. Di film ini menceritakan Laal dari kecil hingga dewasa. Ada perubahan perkembangan yang menjadi set latar cerita film. Begitu juga di film ini. bahkan film ini pun menampilkan cuplikan Sharul Khan muda, sebelum memulai karirnya sebagai aktor dan cuplikan flashes film Sharul Khan. Cukup jadi kejutan sih.Â
Btw, cuplikan adegan Sharul Khan muda itu kayak bukan dokumentasi deh. Tapi ya kali' ada orang yang semirip itu sama Sharul Kahn muda ya? Cuma tampil kurang dari 1 menit, tapi cukup mencuri perhatian sih.
Film ini pun menceritakan bagaimana Laal membangun perusahaannya dari modal 3 mesin jahit menjadi sebuah koorporate besar, tapi Laal sendiri tetap seperti sebelumnya, tidak mendadak jadi 'sultan'. Dan perjuangan terbesar dia adalah mendapatkan hati Rupa yang sudah dia idamkan sejak masih kecil.
Buat aku sih, sayangnya ga dikasih tau bagaimana jadinya perusahaan yang Laal bangun dan pertanian warisan keluarga yang kemudian diurus Laal jadinya seperti apa. Mungkin disini kita, sebagai penonton dikasih ruang buat berimajinasi sendiri.
Oke...aku kira 8/10 skor pantas buat film yang rilisnya tertunda dua tahun karena pandemi ini.
