Mohon tunggu...
Amanda Cornella Meliala
Amanda Cornella Meliala Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Amanda Cornella Meliala, seorang perempuan karo yang lahir pada 8 Februari 1990 di Jakarta. Memiliki minat khusus pada bidang bahasa membuat saya senang membaca dan menulis. Menetap di Depok, dan telah menyelesaikan studi di Sastra Inggris Universitas Indonesia pada bulan Januari 2013. Saat ini bekerja pada bidang Expor-Impor di PT. Nissan Trading Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perayaan Sukacita Injil bagi Orang Muda Katolik Se-Indonesia

22 Februari 2017   16:44 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:28 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesian Youth Day II – Manado, 1-6 Oktober 2016

Oleh Amanda C. Meliala

Sebagai anggota gereja dan bangsa, OMK tampil sebagai generasi yang memberikan harapan. Gereja dan bangsa menaruh harapan masa depan pada pundak OMK, namun harapan tersebut diletakkan dalam keperihatinan bahwa kaum muda mengalami pun mulai mengalami krisis. Mereka cenderung tidak lagi akrab – bahkan alergi dengan tradisi dan hidup menggereja dengan segala atributnya. Gereja sadar bahwa peran kaum muda di dalam dunia sungguh tidak tergantikan. Kaum muda adalah garda depan dan agen perubahan masyarakat. Akan tetapi peran ini tidak dapat dipungkiri harus berhadapan dengan kenyataan zaman yang menantang kaum muda untuk berubah seturut zaman namun tetap mempertahankan keluhuran nilai kekristenan.

Orang muda dalam perjumpaannya dengan kenyataan dunia, perlu saling berjumpa, memberi kesaksian dan saling meneguhkan. Salah satu wujud perjumpaan ini adalah melalui kegiatan Indonesian Youth Day, yang menghimpun sebanyak mungkin orang muda Katolik dari seluruh penjuru nusantara, untuk berjumpa, memberi kesaksian dan saling meneguhkan. Kegiatan Hari Orang Muda Katolik yang sudah berlangsung di Sanggau pada 20-26 Oktober 2012 sudah meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta, khususnya OMK. Pengalaman perjumpaan antar OMK dan perjumpaan dengan umat dan bahkan dengan masyarakat setempat, dengan latar belakang budaya yang berbeda, merupakan suatu kesempatan yang sangat memperkaya pengalaman hidup dan iman OMK.

Adapun kegiatan Indonesian Youth Day 2016, yang merupakan kali ke-2 diadakannya pertemuan Nasional OMK, ini akan dilaksanakan di pulau Sulawesi, tepatnya di Keuskupan Manado, Sulawesi Utara.

Indonesian Youth Day (IYD) II ini diikuti oleh 2,584 peserta – yang notabene ialah Orang Muda Katolik dari seluruh Indonesia, didampingi oleh SKP, frater, dan pastor dari masing-masing Keuskupan – dari 37 provinsi dan 1 Keuskupan Malaysia. Jumlah ini sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan antusiasme dan animo ribuan OMK lainnya yang juga bersemangat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, namun karena berbagai hal belum berkesempatan mewakili paroki dan keuskupannya.

Pada dasarnya, IYD merupakan kegiatan yang dipersiapkan dari OMK, oleh OMK, dan untuk OMK. Oleh karena itu, OMK-lah yang pada kegiatan kesempatan ini harus berperan secara aktif dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menindaklanjuti kegiatan IYD ini. Melalui pertemuan ini, OMK diharapkan dapat semakin meluaskan wawasan pengenalan dan pemahaman mereka tentang dinamika hidup, dan pada waktu yang bersamaan dapat membina diri untuk menjadi OMK yang lebih berkualitas ke depan.

Rangkaian kegiatan IYD yang berlangsung pada 1-6 Oktober 2016 ini terdiri dari 2 pokok kegiatan besar. Dalam 3 hari pertama, kegiatan Live In diadakan – di mana OMK dari semua keuskupan se-Indonesia disebar ke beberapa paroki di wilayah keuskupan Manado untuk mengalami kehidupan OMK di latar budaya yang berbeda, dan berinteraksi dan beradaptasi dalam kehidupan umat paroki dan bahkan masyarakat setempat dalam kompleksitas kehidupan mereka, dan dalam prosesnya turut memberikan inspirasi dalam karya pelayanan secara timbal balik bagi umat dan masyarakat setempat. Selanjutnya, dimulai pada tanggal 4 Oktober 2016, OMK dari semua keuskupan se-Indonesia berkumpul bersama dalam kegiatan pembinaan melalui seminar dan katekese dengan topik-topik yang erat kaitannya dengan kehidupan OMK untuk memberikan masukan bagi perkembangan dan kemajuan OMK ke depan.

Oleh karena Live In merupakan kegiatan besar yang mengawali IYD II 2016 ini, kedatangan kontingen-kontingen dari seluruh keuskupan di Indonesia disambut langsung oleh umat dari stasi-stasi dan paroki-paroki tempat  masing-masing kontingen keuskupan akan tinggal. Kedatangan peserta di Bandara Sam Ratulangi disambut dengan pertunjukan music kolintang yang mengiringi suara merdu dari perwakilan OMK Keuskupan Manado. Sebagai bagian dari kontingen Keuskupan Bogor, kami disambut dengan meriah dan hangat oleh umat dari Paroki St. Paulus Tompasobaru, yang merupakan rumah dari keluarga-keluarga baru tempat kami hidup selama 3 hari. Tidak hanya para orang tua, orang-orang muda dari Tompasobaru pun ikut mengawal kedatangan kami dengan iring-iringan motor dalam jumlah yang cukup besar – sungguh antusiasme yang sangat membuat kami semua terharu dengan awal yang menentramkan hari, sehingga letihnya tubuh perjalanan yang ditempuh dari Manado menuju Tompasobaru selama 4 jam itu tak dirasakan lagi.

Rombongan kendaraan yang beriringan menuju pusat Paroki St. Paulus Tompasobaru pun disambut oleh para petinggi daerah tersebut, Camat (Bapak Henri Palit), Hukum Tua – istilah lain bagi jabatan Kepala Desa – perwakilan Kepolisian, Pastor dan Pengurus Paroki, Pejabat Pemerintahan, serta sejumlah besar warga Desa Tompasobaru, termasuk di dalamnya umat Paroki St. Paulus dan umat dari agama lain di desa itu. Saat memasuki batas wilayah Tompasobaru, Kontingen Keuskupan Bogor disambut dengan Tarian Perang khas daerah Minahasa yang energik. Kemudian dilakukan penyerahterimaan Salib IYD Keuskupan Bogor kepada Bapak Henri, sebagai simbol penerimaan warga Tompasobaru atas kedatangan kontingen Keuskupan Bogor dalam rangka IYD II ini.

Setelah salib diterimakan oleh Camat Tompasobaru, perarakan dilanjutkan menuju Gereja Paroki St. Paulus dengan iringan drumband dan tarian adat dari anak-anak Tompasobaru yang penuh semangat. Salib IYD kemudian kembali kepada Pastor Paroki St. Paulus (RD. Marianus Toyo), untuk kemudian disemayamkan di Kapel Pastoran Paroki, sebagai simbol penerimaan paroki atas kedatangan kami untuk kemudian disebar di stasi-stasi Paroki St. Paulus Tompasobaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun