Mohon tunggu...
Amanda lestari
Amanda lestari Mohon Tunggu... Editor - pelajar

jadi di disini saya mempunyai hobi membaca komik tentang masalalu / sejarah . tentang kepribadian saya yaitu extrovert topik yg saya sukai tentang sejarah tentang tokok pahlawan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wabah Hitam

12 November 2024   09:14 Diperbarui: 12 November 2024   09:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wabah Hitam atau Black Death adalah pandemi yang terjadi pada pertengahan hingga akhir abad ke-14, dan merupakan salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah. Wabah ini menyebabkan kematian massal di Eropa, Asia, dan Timur Tengah, dengan perkiraan jumlah korban tewas mencapai 75--200 juta jiwa.

Penyebab wabah ini adalah bakteri Yersinia pestis, yang biasanya ditularkan oleh gigitan kutu tikus yang terinfeksi. Penyebarannya sangat cepat karena kondisi kebersihan yang buruk, serta pergerakan pasukan dan perdagangan antar daerah yang menyebarkan penyakit ke berbagai belahan dunia.

Wabah ini terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. Bubonic Plague -- bentuk yang paling umum, di mana infeksi menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening (buboes) yang menyakitkan.

2. Septicemic Plague -- infeksi darah yang seringkali menyebabkan kematian dalam waktu cepat.

3. Pneumonic Plague -- bentuk yang menyerang paru-paru dan dapat menular melalui udara.

penyebaran wabah dimulai dari Asia Tengah dan menyebar ke Eropa melalui Jalur Sutra dan perdagangan laut. Wabah ini mengubah lanskap sosial, ekonomi, dan budaya Eropa, memicu pergeseran dalam struktur masyarakat, termasuk penurunan populasi pekerja, peningkatan harga barang, dan perubahan dalam kepercayaan agama.

Dampak dari wabah ini sangat mendalam, dan selama berabad-abad, wabah Hitam menjadi simbol dari kerentanan manusia terhadap penyakit menular yang dapat menghancurkan masyarakat dalam waktu singkat

Gejala dari wabah ini termasuk demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening (yang dikenal sebagai buboes), dan infeksi parah pada kulit yang dapat menyebabkan ruam hitam atau kemerahan. Penyakit ini menyebar dengan sangat cepat, mempengaruhi banyak kota dan desa, menyebabkan keruntuhan sosial dan ekonomi yang besar.

Wabah Hitam memiliki dampak jangka panjang, baik dari segi demografis, ekonomi, maupun budaya. Di beberapa tempat, ini mendorong perubahan dalam struktur sosial dan cara pandang terhadap kehidupan, dengan munculnya pemikiran baru yang berfokus pada kehidupan dan kematian.

Mengatasi wabah Hitam atau Black Death pada abad ke-14 cukup sulit karena pengetahuan medis yang terbatas pada waktu itu. Namun, jika kita melihat sejarah dan upaya yang dilakukan pada masa tersebut, berikut adalah beberapa pendekatan yang dilakukan oleh masyarakat saat itu, meskipun banyak di antaranya tidak efektif:


1. Pengawasan dan Pembatasan Perjalanan


Penghentian Perdagangan dan Perjalanan: Kota-kota yang terinfeksi seringkali memberlakukan karantina dan membatasi pergerakan orang. Misalnya, kota-kota Italia seperti Messina dan Venesia mulai menutup pelabuhan mereka dan menahan kapal yang datang dari daerah yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran wabah.


Pengawasan Perbatasan: Negara-negara atau wilayah yang belum terjangkit berusaha menjaga perbatasannya agar tidak ada orang atau barang yang membawa penyakit.



2. Karantina dan Pengasingan


Karantina: Konsep karantina pertama kali diterapkan di Venesia pada tahun 1377, di mana kapal-kapal yang datang dari daerah wabah harus tinggal selama 40 hari di luar pelabuhan sebelum diperbolehkan masuk. Ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang yang mungkin tampak sehat tetapi sudah terinfeksi.


Isolasi Penderita: Beberapa kota mencoba mengisolasi penderita atau membatasi kontak antara orang yang sakit dan yang sehat.



3. Perawatan Medis pada Masa Itu


Penggunaan Obat-obatan Tradisional: Pada masa itu, pengobatan masih sangat bergantung pada obat-obatan herbal dan kepercayaan kuno. Banyak orang mencoba ramuan herbal, darah binatang, atau teknik lainnya untuk meredakan gejala.


Bertobat dan Berdoa: Karena banyak yang percaya bahwa wabah adalah hukuman dari Tuhan, banyak orang yang berusaha mendekatkan diri pada Tuhan dengan melakukan tobat, doa, atau ritual keagamaan sebagai upaya untuk menghindari atau mengatasi wabah.



4. Pembersihan Lingkungan


Desinfeksi dan Pembakaran Barang: Di beberapa tempat, barang-barang yang mungkin terinfeksi dibakar, dan rumah-rumah yang terkontaminasi dibersihkan atau dihancurkan untuk mencegah penyebaran penyakit.



5. Penyebaran Penyakit oleh Kutu dan Tikus


Wabah Hitam sebagian besar disebarkan oleh kutu yang hidup pada tikus. Namun, pada masa itu tidak ada pemahaman tentang peran vektor ini, dan metode pencegahan yang terkait dengan pengendalian tikus atau kutu belum diketahui. Baru setelah berabad-abad kemudian, pengetahuan tentang penularan penyakit melalui vektor seperti kutu mulai berkembang.



6. Perubahan Sosial dan Ekonomi


Bergesernya Struktur Sosial: Wabah ini menyebabkan penurunan drastis jumlah penduduk, yang pada gilirannya menciptakan kelangkaan tenaga kerja. Akibatnya, upah untuk pekerja meningkat, dan banyak petani yang mendapatkan kebebasan lebih besar dari penguasa tanah.


Perubahan dalam Agama dan Kepercayaan: Banyak yang beralih ke ajaran baru atau mencari cara untuk mengatasi ketakutan dan penderitaan mereka melalui pemahaman agama yang lebih mendalam atau radikal.

Daftar pustaka:

https://www.openai.com/chatgpt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun