Kemajuan IPTEK ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini seharusnya memberi kemudahan dan kesenangan bagi siapa saja yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, namun dengan adanya iptek ini pada kenyataannya malah membawa kesulitan dan kesukaran.Â
Pada  awalnya iptek ini digunakan untuk mempermudah kesukaran material namun ternyata membawa kesukaran mental dimana beban jiwa semakin berat, perasaan gelisah, ketegangan dan tekanan semakin terasa dan mengurangi tingkat kebahagiaan seseorang.Â
Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga masih menyisakan misteri, yaitu manusia belum bisa mengetahui dan memahami hakikat dari manusia itu sendiri. Manusia hanya bisa memahami beberapa segi dari dirinya dan belum mampu untuk memahami secara utuh dan menyeluruh.
Psikologi adalah ilmu yang memperlajari tentang jiwa atau perilaku manusia, gangguan-gangguan, fungsi mental serta proses mental berkerja. Psikologi adalah ilmu yang masih berkembang hingga saat ini. Pada perkembangannya psikologi dilihat dari sudut pandang psikologi barat dan psikologi yang dilihat dari sudut pandang islam.Â
Dalam psikologi barat terdapat 3 madzab yang mempelajari tentang manusia yang memiliki perbedaan dalam sudut pandangnya. 3 madzab tersebut adalah psikoanalisa, behaviorisme, dan humanisme.Â
Psikoanalisa yang digagas oleh Sigmund Freud berpendapat bahwa manusia itu dikuasai oleh ketidaksadaran atau unconsciousness. Pada pendapat psikoanalisa disebutkan jiwa manusia itu terdiri dari id, ego, dan superego.Â
Sedangkan psikis manusia memiliki 3 tingkat kesadaran yaitu: kesadaran atau consciousness, ambang sadar/antara sadar dan tidak sadar atau yang disebut juga preconsciousness  dan tidak sadar atau unconsciousness.Â
Id merupakan nafsu yang mengandung dorongan-dorongan, ego merupakan kesadaran terhadap realitas kehidupan, sedangkan super ego merupakan norma normative atau norma susila yang berlaku.Â
Behaviorisme adalah sudut pandang yang ke 2 tentang manusia, menurut madzab ini manusia merupakan makhluk biologis yang tergantung pada lingkungannya dengan kata lain manusia diibaratkan sebagai secarik kertas putih yang lama-kelamaan akan terisi goresan-goresan berdasarkan banyaknya pengalaman hidup, madzab ini  menggambarkan bahwa jiwa manusia bagaikan mesin otomatis yang rumit, kompleks dan canggih.Â
Pada pendapat behaviorisme mengungkapkan bahwa jiwa manusia berdasarkan 4 dimensi yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman itu sendiri, keempat dimensi tersebut yaitu: dimensi cipta atau kognisi, rasa atau afeksi, karsa atau konasi  dan karya atau psikomotor. Â
Pendapat yang ketiga yaitu madzab humanisme berpendapat manusia adalah makluk yang unik dan istimewa berbeda dengan binatang. Manusia memiliki kemauan, kebebasan serta potensi untuk memecahkan masalahnya sendiri. Pada pendapat humanisme ini meyatakan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual selain dari dimensi somatis, psikologis, dan sosial. Pada madzab humanisme manusia terdiri dari 3 aspek yang menyatu secara utuh: jiwa, raga, dan spitirual.
Psikologi islam adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusuia yang berdasarkakn oleh spiritualitas agama. Dimana agama memiliki peran terhadap pengobatan dan penyembuhan jiwa-jiwa yang terkena gangguan agar bisa bekerja sesuai fungsinya dengan optimal.Â
Al-quran mendeklarasikan dirinya sebagai as-syifa' atau penyebuh bagi hati yang sakit, seperti yang difirmankan Allah dalam surah Yunus ayat 57 yang berarti "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." Hal ini membuktikan bahwa apabila kita merasa banyak masalah dan terhambat dalam segala urusan maka kita harus melihat dulu hubungan mahkluk terhadap tuhannya.
Pada psikologi islam konsep manusia terbagi menjadi 3 dimensi: jismiyah, nafsiyah dan rohaniyah. Jismiyah terdiri dari jism (raga) dan organ-organ tubuh lainnya. Nafsiyah terdiri dari nafs (jiwa), aqal (akal pikiran) dan qalb (hati nurani). Sedangkan rohaniyah terdiri dari ruh dan fitrah. Tidaklah mungkin untuk mengetahui dan memahami diri manusia tanpa mengetahui penciptanya.Â
Dengan kata lain ketiga dimensi dalam psikologi islam ini berkesinambungan dan sama-sama berfungsi untuk mengetahui hakikat manusia itu sendiri. Hal ini lah yang menyebabkan berkembangnya ilmu psikologi islam dikarenakan pada psikologi barat tidak adanya penyertaan spiritualitas dalam pengenalan diri manusia.Â
Dari yang saya sampaikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan iptek juga memiliki dampak negarif bagi manusia dan menyebabkan rasa khawatir, gelisah dan menimbulkan tekanan bagi manusia itu sendiri.Â
Demi menanggulangi dampak yang disebabkan oleh iptek yang menyerang kondisi kejiwaan atau psikis manusia maka hadirlah ilmu psikologi yang mempelajari tentang jiwa atau perilaku manusia, gangguan-gangguan, fungsi mental serta proses mental berkerja. Namun dalam perkembangan ilmu psikologi terdapat perbedaan sudut pandang menjadikan ilmu psikologi ini bercabang menjadi psikologi barat dan psikologi islam.Â
Dimana diantara keduanyabterdapat perbedaan pendapat dan dimensi. Psikologi berat terdapat 3 teori tentang manusia yaitu: psikoanalisa, behaviorisme dan humanistic yang diantara ketiganya terdapat pembagian dimensi, sedangkan dalam psikologi islam manusia itu dibagi menjadi 3 dimensi: : jismiyah, nafsiyah dan rohaniyah. Jismiyah terdiri dari jism (raga) dan organ-organ tubuh lainnya. Nafsiyah terdiri dari nafs (jiwa), aqal (akal pikiran) dan qalb (hati nurani).Â
Sedangkan rohaniyah terdiri dari ruh dan fitrah. Berkembangnya ilmu psikologi islam dikarenakan pada psikologi barat tidak adanya penyertaan spiritualitas dalam pengenalan diri manusia yang dimana seharusnya tidaklah mungkin untuk mengetahui dan memahami diri manusia tanpa mengetahui penciptanya.
Daftar Pustaka:
Ahmad, N. (2015). KERANGKA DASAR MEMBANGUN KESEHATAN SPIRITUAL MELALUI PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM (Vol. 6, Issue 2).
Astuti Samad, S. A. (2015). KONSEP RUH DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN BARAT DAN ISLAM. In Konsep Ruh dalam Perspektif Psikologi Pendidikan FENOMENA (Vol. 7, Issue 2).
Shakirah, N., Akhir, M., & Sabjan, M. A. (2014). PEMBANGUNAN MODAL INSAN DARI PERSPEKTIF KEROHANIAN AGAMA: ISLAM SEBAGAI FOKUS.
Badri, D. M. (2022). Dilema Psikolog Muslim. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H