Jangan lupa untuk melengkapi citarasa dengan mencicipi dessert. Menurut manajemen restoran ini, dessert favorit pelanggan adalah boom paratha. Boom paratha adalah paratha yang diisi dengan campuran mentega dan gula merah. Lumernya gula merah berpadu dengan hangatnya mentega menjadi sensasi tersendiri di mulut.
Tetapi bagaimanapun saya tetap menyukai dessert tradisional khas India yaitu gulab jamun. Dalam bahasa Hindi, gulab berarti mawar dan jamun berarti buah plum. Gulab jamun adalah hidangan bola-bola susu (seperti ronde isian wedang) yang disajikan dengan kuah yang terbuat dari jahe dan air mawar. Dalam satu porsi 'jamun' yang disajikan maksimal hanya 2 butir dalam kuah yang sangat banyak. Ketika menyantapnya Anda akan merasakan kelembutan 'jamun' berpadu dengan air gulab yang manis tetapi hangat.
Tetapi masih banyak hal-hal yang tidak kita temui di Samy's Curry cabang Jakarta. Pertama, tidak ada lassi (yoghurt tradisional India). Manajemen berasal karena takutnya lassi tidak begitu banyak diminati. Kedua, hidangan di sini tidak disajikan di atas daun pisang. Seperti halnya di India Selatan, Samy's Curry di Singapura menyajikan menu-menunya di atas daun pisang. Masakan disajikan secara rijstafel yaitu disuplai berurutan dan baru berhenti setelah pelanggan bilang kenyang. Jika pelanggan menyukai masakannya dan ingin datang kembali, maka daun pisang digulung ke arah badan kita. Jika sebaliknya maka daun pisang digulung menjauhi badan kita. Jadi pesan saya setelah mencoba makan di Samy's Curry Jakarta, Anda harus mencoba Samy's Curry di Singapore.
(Reportase Get Urbanized April)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI