Mohon tunggu...
Y. Amanda Syaputri
Y. Amanda Syaputri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I can't live without music. Bollywood lover, nasionalis, idealis. Menyukai budaya India, ilmu sejarah, dan ilmu sosial lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangga dan Sombong Bedanya Setipis Kulit Bawang

4 September 2013   00:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:24 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

A : Cuma orang INDONESIA aja yg ga menghargai.

S : Tapi Habibie kan pulangnya cuma karena ditawarin jadi menteri.

M : Iya dan itu pantas untuknya.

(Asli ya, karena dia mengecilkan Habibie seperti itu gw jd makin g simpatik.)

M : Saya malah pengennya Habibie yang jadi Presiden. Karena selain cerdas, udah kaya juga. Jadi ga kepikir korupsi. Sekarang? Duh..hancur-hancuran. (mengeluarkan kartu nama yg berlambang Garuda Pancasila & menunjukkan ke supir) Ini saya, Pak. Apa bacaannya?

S : Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pangan & Energi.

M : "Sekarang sih saya udah balik lagi ke Direktorat Jendral Migas. September 2012 saya mengundurkan diri. Kenapa? Karena cuma saya satu-satunya orang ESDM yg berani blg tidak ketika disuruh 'cari duit'. Saya ga dikasih jabatan sm Menteri ESDM, biarin. Saya menghadap ke Sekretaris Kabinet bilang tidak sanggup bekerja yg seperti itu. Kalau saya seperti orang-orang lain, udah ditangkap KPK tuh saya. Kayak Pak Rudi, teman saya. 5 hari sebelum ketangkap aja kami masih SMS-an selamat Lebaran.

Saya idealis & ternyata menurun juga ke anak saya. Saya ga pernah bercita-cita jadi orang kaya. Saya hanya ingin jadi orang yg berguna. Tiap abis shalat saya berdoa supaya selalu dijadikan hamba yg bersyukur. Saya selalu ajarin ke anak saya : "Jangan lihat ke atas melulu. Nanti leher capek. Tapi selalu lihatlah ke bawah."

Aku mengangguk-angguk dan bilang iya di setiap kalimat mamaku. Karena selain membenarkan ucapan mama, aku juga bahagia karena ternyata kami sudah jadi lawan yg sepadan bagi si supir taksi. Supir itu tidak lagi membangga-banggakan keluarganya. Topik obrolan beralih ke kasus Pak Rudi Rubiandini. Namun sebelum aku turun dia bertanya 2 p'tanyaaan.

S : Dik, kamu SD-nya cuma 5 tahun.

A : Ga. Masuk SD emang umur 5 tahun tapi sekolahnya normal selama 6 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun