Mohon tunggu...
Amanda Insyira Azzahra
Amanda Insyira Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - 20107030147 Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA (Difabel TULI)

mencari suasana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tuli di Masa Kecilku

18 Maret 2021   17:36 Diperbarui: 18 Maret 2021   18:09 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan nama saya Amanda, dan saya Tuli dari lahir. Bapakku kerja di jayapura dan ibuku tertinggal di klaten. sebelumnya saya di lahir dan jam pagi. Ibu selalu menyanyi bayi sampai umur 1 tahun atau 2 tahun belum tahu jika saya Tuli, ibu berusaha bicara dengan saya belum bisa dengar. 

Ibu memulai bingung coba bertanya ayah lalu periksa ke dokter. Setelah itu baru mengetahui ternyata saya Tuli, dokter menceritakan tentang sekolah SLB atau operasi telingga tapi operasi mahal. Ibu tidak ingin saya operasi karena alasan belum ada uang untuk bayar mahal.  Setelah itu saya umur 3 tahun ibu mencari sekolah SLB B Karnamanohara yogyakarta lalu saya diterima sekolah.

Pada tahun 2004, Saya baru pertama disekolah SLB B Karnamanohara di yogyakarta. Beberapa hari kemudian, aku berusaha belajar bicara yang jelas banyak teman-teman main di sekolah. Sudah lama tidak ingat nama teman masa kecil. Tahun 2005, Saya pindah kota ke jayapura-papua karena mengikuti bapakku tertinggal di jayapura. Aku bersama ibuku sedang Kendaraan Kenaikan kapal ke jayapura.

Pada tahun 2005, sudah tinggal di jayapura-papua. Orang tua saya berusaha mencari sekolah TK umum dan rumah saya dekat sekolah TK tapi saya ditolak kepala sekolah yang pertama. Kedua, orangtua mencari lagi sampai ketemu sekolah TK dan saya sudah di terima disekolah yang kedua. Orang tua bersyukur dapat bahagia tetap perjuang. Berapa tahun kemudian, saya lulus sekolah TK jayapura. Lalu mencari sekolah SD umum yang pertama dan sudah ketemu sekolah SD yang terima, kepala sekolah orang baik.

Pada tahun 2007, Saya baru pertama sekolah SD ada teman yang baik dan semua guru baik. Saya pernah tidak mau upacara langsung masuk kelas sekolah. Teman-teman kakak kelas masih upacara. Temanku mengikuti aku berani masuk sekolah dari lepas upacara tapi guru tidak pernah marah sama saya karena istimewa. Saya baru lihat murid baru kelas 1 SD. 

Sebelumnya saya turun kelas 1 SD lagi dari kelas 2 SD. Mengapa saya turun kelas itulah sebab saya belum bisa membaca dan bisa mengikut kelas reguler sama teman Non-Tuli. Berapa tahun kemudian, Saya masih tidak tahu kalau saya tuli. Saya pikir saya Non-Tuli. Saya tau pakai alat bantu dari kelas 4 SD tetap belajar berbicara seterusnya sampai lancar, rumah dan luar rumah. 

Ibu pernah kasih tahu ke saya, “Nak, lihat mulut ibu biar kamu tau”. Karena belajar melihat gerak bibr saat komunikasi. Temanku mengajak saya bermain terus. Saya mengikuti teman cowok jadi tomboy sudah dari dulu waktu tahun 2005 sampai kapan. Saya pernah di bully tapi sebentar itu temanku canda karena saya sering marah atau kadang pendiam. Bully tapi  tidak pernah berantem teman masa kecil SD. Teman lain sekelas membantu Saya dan Saya tidak tahu kalau bercanda dan langsung emosi. Tenang saja, saya jadi berteman dengan NonTuli. Itu kenapa kok bisa? saya hanya polos dan berani sering bermain saat masa kecilku.  

Pada tahun 2012, saya baru pertama kali ketemu (kakak Tuli) temannya bapakku, kakak komunikasi sama saya dengan bahasa isyarat tapi aku belum bisa bahasa isyarat dengan berusaha paham. Dia bilang dengan Bahasa isyarat “bapak naik pesawat”,. Saya bengong  pikir “kumis pesawat”, dan langsung angguk-angguk. Saya pindah kota. Orang tua saya menceritakan saya mau pindah sekolah lalu guru wali langsung di kelas saya, informasi tentang saya pindah ke teman sekelas. 

Saya hanya pendiam dengan kejut. Saya berkata ke teman SD,” Amanda mau pindah sekolah dijawa tengah”. Mereka menanggis berkata,” jangan lupa teman SD, Amanda !”. Saya sudah siapkan berangkat pesawat dan saya pandangan kota jayapura saat jendela pesawat sedang terbang. Lalu saya kecewa sedikit sedang pikiranku “maaf teman-temanku, saya janji tidak akan melupakan mereka SD dan kenangan kota JAYAPURA”. Beberapa jam kemudian, sudah sampai di jawa. Saya lelah saat pulang di jawa dan ketemu keluarga bapakku. Saya rencana mau sekolah umum  bersama Non-Tuli di klaten. 

Setelah itu, orangtuaku berkata,” sekolah baru untuk amanda”. Saya baru pertama kali ke sekolah SLB B YAAT KLATEN dengan melihat mereka belum datang. Setelah ketemu kepala sekolah dengan pakai isyarat ASL(satu tangan) sebutin nama saya lalu Saya malu sembunyi dibelakang pungung ibuku karena tidak tahu bahasa isyarat. Pak kepala sekolah memanggilnya teman adek kelas “ sandra, ini murid baru ya tolong temanin amanda untuk perkenalkan”. 

Sandra berkata“ oke.. nama saya sandra sebutin (satutangan dengan bahasa isyarat) ayo perkenalkan teman lain”. Saya kejut tetapi belum bisa bahasa isyarat, saya ketemu teman lain untuk kenal dengan teman baru. Saya belum memahami mereka dengan bahasa isyarat dan aku berusaha memahami mereka yang berbicara apa saja dengan bahasa isyarat. Mereka membantu saya untuk belajar bahasa isyarat. 

Beberapa tahun kemudian, saya sudah terbiasa bahasa isyarat sama teman tuli dan bicara lancar seterusnya. saya baru mengetahui tentang TULI ada yang banyak teman tuli  karena saya pikiran saya Tuli sendiri di jayapura-papua belum pernah lihat teman Tuli papua. Baru ingat ceritakan “kakak Tuli”, saya sudah bisa Bahasa isyarat dan ternyata dia bilang dengan saya baru tahu itu bener “ oh, dia bilang BAPAK NAIK PESAWAT” bukannya “kumis pesawat” gara gara  dulu saya belum bisa Bahasa isyarat.

 Maafkan saya sudah pengalaman masakecilku seperti apa?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun