Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bicara Stunting di Festival Budaya Anak Ceria Yayasan Al-Hadi

29 November 2021   19:58 Diperbarui: 29 November 2021   20:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaimkum, Reader

Bahasan kali ini lumayan berat nih, isu tentang stunting atau gizi buruk pada anak yang menyebabkan pertumbuhan yang terhambat. Berat kan?

Ini aku mau ambil data dari Kompas.com yang berjudul "Kasus Stunting Terbanyak, Indonesia Tempati Urutan Keempat Dunia."

Iya, Reader. "Kasus stunting di Indonesia menduduki ke-4 dunia dan ke-2 di Asia Tenggara, dengan jumlah kasus stunting pada tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Angka itu berhasil ditekan dari 37,8 persen pada tahun 2013."

Cukup kaget sih, ternyata di tengah kemajuan teknologi informasi seperti sekarang masih ada anak bangsa yang mengalami gizi buruk. Kok bisa ya? Padahal kasus anak dengan gizi buruk bisa dicegah loh sejak dini. Dan perasaan udah makan sayur, buah dan lauk.

Dan, Readers

Adalah Yayasan Al-Hadi yang pada Sabtu, 27 November 2021 kemaren menyelenggarakan Festival Budaya Anak Ceria" di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Sebelumnya, Festival Budaya Anak Ceria telah melaksanakan kegiatan pra-event berupa lomba yang dilakukan secara online dan dengan jumlah ratusan peserta yang mengirimkan karyanya.

dok pri
dok pri

Acara yang dilakukan secara hybrid ini juga diisi dengan diskusi parenting dengan pembicara Staf Khusus Wakil Presiden RI, Bapak Bambang Widianto yang membahas pentingnya perbaikan gizi anak untuk menjamin masyarakat Indonesia di masa depan adalah masyarakat yang kuat dan tangguh. 

Untuk pencegahan gizi buruk sejak dini, pemerintah melalui instansi terkait melakukan pemeriksaan kesehatan - termasuk kondisi gizi - calon pengantin wanita yang kelak menjadi ibu dan meng-edukasi calon ibu akan makanan sehat dan seimbang. Pun setelah bayi lahir pun dilakukan pemantauan hingga 1000 hari pertama kelahiran yang menjadi penentu bayi sehat atau mengalami kekurangan gizi.

dok pri
dok pri

dok pri
dok pri

Ini masih ujar Pak Bambang dikesempatan yang sama, readers. Bahwa ada posyandu dan jajarannya yang menjadi garda terdepan yang hadir ditengah masyarakat untuk mengedukasi keluarga agar anak tidak mengalami kekurangan gizi, bahkan mengatasi anak dengan gizi buruk. 

Sayangnya, diacara ini tidak hadir ahli gizi untuk mengedukasi peserta cara mengolah bahan makanan yang baik dan benar. Padahal ini poin yang penting. Karena sering sekali kita merasa sudah makan menu seimbang, taunya, karena salah pengelolahan gizinya ilang. Atau ada paham ditengah masyarakat bahwa makan sehat mahal atau tidak enak. Dengan hadirnya ahli gizi bisa memberi
masukan sebenarnya.

Readers, 

dok pri
dok pri

dok pri
dok pri
Selain Pak Bambang, hadir juga ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si, Dekan Fak psikologi UIN Jakarta yang memaparkan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi pertumbuhan psikologis anak sejak dini. Lancarnya komunikasi dalam keluarga membuat anak tidak segan bercerita apa saja ke orangtuanya, sehingga bisa mencegah pergaulan yang salah saat anak menjadi remaja nantinya. 

Seorang ayah memiliki peran besar dalam masa pertumbuhan anak. Tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga, tapi juga sebagai teladan dan panutan anak. Sehingga sangat penting buat calon ayah belajar menjadi ayah yang baik dan mau mendengarkan anak-anaknya, serta mengarahkan saat anak-anak bertanya.

Namanya Festival Budaya Anak Ceria, pastilah ada beberapa penampilan anak-anak PAUD Al-Hadi. Menari, Nyanyi yang memang menjadi kegiatan anak-anak di usia pra sekolah ini. Ceria dan lincah menjadi tanda kalau mereka sehat dan sejahtera.

Oiya, Ibu Hj. Anifah Qowiyatun S. Sos. I, ketua panitia sekaligus Penggagas Yayasan Al-Hadi menyampaikan bahwa festival ini merupakan wadah bagi seluruh anak Indonesia untuk mengasah kreativitas melalui lomba-lomba yang diselenggarakan. Ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Kemenparekraf, Sandiaga Uno yang memberi sambutannya secara daring. 

"Festival Budaya Anak Ceria menjadi wadah kreatif anak-anak ditengah masa pandemi untuk mengatasi kejenuhan saat masa PPKM."  

dok pri
dok pri

Pada bingung ga sih, Readers, apa itu Yayasan Al-Hadi?

Al Hadi Daycare ini merupakan tempat penitipan anak yang memiliki konsep Islami dan berakhlaqul karimah. Digagas oleh seorang Mommy muda yang memang memiliki basic pendidik dan memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi, hj.Anifah Qowiyatun S.Sos.I.

Gagasan itu awalnya muncul ketika Bunda Anifah memutuskan untuk cuti mengajar selama setahun, demi menjaga sang buah hati. Dari situlah Bunda Ani berfikir untuk mendirikan tempat penitipan anak atau daycare. Hal ini bertujuan agar para orang tua yang ingin tetap bekerja bisa tenang meninggalkan buah hatinya. Sehingga mereka tak perlu khawatir lagi, karena anaknya akan diasuh dan diurus oleh orang yang tepat.

dok pri
dok pri
dok pri
dok pri

dok pri
dok pri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun