Assalamu'alaikum, Readers
Semoga kita semua selalu dalam kondisi yang sehat, ya. Aamiin.
Readers,
Pandemi Covid-19 membuat banyak sendi-sendi kegiatan ekonomi lumpuh. Bahkan diawal-awal Covid-19 merebak dunia usaha terkesan terhenti seketika, dampaknya? Perekonomian baik mikro mau pun makro pun mengalami stag.
Namun, saat ini, setelah pemerintah dan masyarakat  berjuang bersama untuk keluar dari jeratan virus Corona dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat dihampir semua kegiatan masyarakat, kemudian vaksinasi massal, angka sebaran dan kematian yang disebabkan virus Covid-19 ini pun berkurang secara drastis. Sehingga beberapa kegiatan ekonomi juga sudah mulai menggeliat, bangun.Â
Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat Islamic Shariah Economic Festival ke-8 2021 (ISEF) akhirnya dapat dilaksanakan secara hybird, online dan offline. Event tahunan Bank Indonesia atau BI yang menjadi ajang pameran UMKM binaan bank central Indonesia ini telah berlansung dari 25-30 Oktober 2021 Â di JCC, Jakarta.
Salah satu yang menarik pameran yang dilakukan secara hybird ini adalah panggung peragaan busana atau fashion show yang diisi tidak hanya perancang-perancang senior, tapi juga pemula.
Readers,
Aku kesulitan memilih desainer mana yang mau aku ekspos disini, bagus-bagus semua.
So aku mo ekspose 4 dulu deh.
1. Kasuari Batik - Desiriani
Terinspirasi dari Perisai Papua yang merupakan warisan dari para leluhur yang digunakan sejak zaman dulu sebagai pelindung diri saat perang. Â Setiap perisai memiliki berbagai ukiran dengan makna & filosofi yang berbeda. Ukiran unik dan warna berani dalam koleksi ini menginspirasi wanita untuk lebih percaya diri dan berani tampil beda. Apapun warna kulitnya, apakah hitam atau putih, rambut lurus atau keriting, setiap wanita terlahir cantik dengan pesonanya masing-masing.Â
Semua itu dipadukan dalam kain tenun Papua dan lurik yang ditata dengan gaya geometris menjadikan koleksi ini unik. Koleksi ini terdiri dari beberapa jenis mantel pendek dan panjang, mantel cape, gaun yang dipadukan dengan blus dan celana. Desain ini memberikan kesan modern namun tetap menonjolkan sisi etniknya. Secara keseluruhan, koleksi ini memberikan kesan feminim dan stylish.Â
Menjadi koleksi yang ready to wear dengan kesan simple namun elegan dengan siluet yang dibuat oversized dan layering
2. BATIK DWI PUTRO Â - Andes Rahmawati
Proses akulturasi budaya di setiap negara mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan masyarakat. Batik Dwi Putro mencoba menghadirkan suasana ceria untuk menggambarkan warna-warni proses akulturasi budaya di Indonesia, khususnya budaya Tionghoa yang dikemas dalam bentuk Kerajinan Batik Tradisional. Desain dan warna terinspirasi dari bangunan ikonik Masjid Cheng Ho dan salah satu jalan yang disebut 'lorong mahjong'.
Konsepnya sendiri berupa busana yang populer dengan Cheongsam yang kemudian diselaraskan sebagai busana Muslimah, menggunakan batik katun campuran tradisional 'lurik' Jawa menjadi pakaian muslimah modern. Sementara untuk materialnya digunakan Kain tradisional dari Batik Dwi Putro Dengan perpaduan lukisan tangan dengan bahan katun print dan tradisional lurik dan saten. Dan dengan siluet: Sebuah garis dan layering.
3. Tujuh Keselarasan - Galeri Wong Kito by Anggy Fitrila & Ella Mardhika
Jumputan adalah salah satu warisan tradisional dari  Palembang, Sumatera Selatan. Desain Terinspirasi dari  gaya kasual bergaya Victoria di abad ke-19 - ke-20,  dalam suasana pesta teh sore musim gugur  dengan musik klasik, para wanita menikmati  pesta santai.Â
Untuk Konsep Desain diambil dari konsep 7, yaitu 7 titik  motif. Dan Pemilik menggunakan air dari sisa ekstrak getah gambir. Keselarasan (harmoni) adalah  perpaduan budaya etnik Sumatera Selatan dengan  gaya Victoria yang elegan & romantis, kemudian dibuat menjadi  busana sederhana syar'i.
Sementara itu, untuk materialnya digunakan kain tradisional Palembang, motif Jumputan yang diaplikasikan pada bahan viscose dan chiffon. Untuk potongannya sendiri dipilih model berlapis dengan kombinasi warna-warna natural dan warna-warna cerah. Sehingga terkesan kasual feminim tapi tetap elegan.
4. Â HIWA Collections - Kami. (Kami Idea) , Istafiana Candarini, Nadya Karina, Afina CandariniÂ
Terinspirasi oleh Iris blue, bottlebrush, golden wattle, dan bunga poppy yang memiliki keindahan yang luar biasa. Semua itu melambangkan "HIWA" atau diterjemahkan "HARAPAN" dalam bahasa Maori. Dalam hal ini sangat menantang kali, kita berjuang tidak hanya dengan keadaan, tapi juga dengan diri kita sendiri untuk mencari satu hal yang sering kita hilangkan dia; HARAPAN.Â
So, koleksi ini didedikasikan agar kita tidak kalah satu hal penting yang harus kita semua rangkul dekat dengan diri kita, "sebuah harapan" yang terkadang bisa menyelamatkan kita, dan pertahankan keyakinan kita.
Untuk konsep disainnya sendiri mengusung konsep chic, wearable dan nyaman dipakai. Untuk motofnya, merupakan percampuran bunga dan pola kotak-kotak adalah cara kami untuk menyeimbangkan gambar "perempuan". Label kami terkenal sebagai "bersahaja" koleksi nada; Oleh karena itu, koleksi ini dibuat di pastel.
Untuk material yang digunakan adalah crape halus dengan potongan siluet Layering, asimetris, dan A-line.
Readers, aku akan ulas lumayan ditail untuk 3 koleksi lainya di judul yang berbeda.
Kenapa aku pisahkan?
Karena ada ulasan material unik yang akan aku bedah. So, jangan dilewati ya bahasan aku tentang hiden treasury dari Vee House, tenun baduy dari Tenun Gaya dan Menheer dari Anggia Handmade yang laris manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H