Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"A Quiet Place: Part II" (Review)

26 Mei 2021   08:10 Diperbarui: 26 Mei 2021   08:20 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum, Readers.

Film A Quiet Place Part II. Seharusnya aku nonton yang part I-nya dulu ya. Soalnya, jadi berasa nonton setengah film gitu.

Bener sih di awal cerita dikasih gambaran part I nya sekitar 3-5 menit pertama. Kemudian tiba-tiba transisi ke lanjutan cerita. Pasnya di hari ke 474 hari setelah serangan alien pertama. Cuma aku jadi ga tau apa yang terjadi dengan suami dan anak terkecil Evellyn. Kok tiba-tiba udah ada bayi lagi aja? Kenapa yang tersisa cuma Evellyn, Marcus dan Regant saja?

Emang harus nonton dari awal kayaknya nih.

Kayaknya sih film ini akan menjadi film bersambung yang lumayan panjang ya. Karena aliennya banyak. Di film ini cuma 4 yang berhasil terbunuh. 

Aku ulas ya.

C E R I T A

dok :Paramount Pictures
dok :Paramount Pictures
Jalan ceritanya udah dibuat mencekam dari awal ya. Kota kecil yang dihuni ga terlalu banyak orang gitu. Tiba-tiba ada serangan alien yang memporak porandakan kota, dan membunuh penghuni kota. Yang tersisa mencoba bertahan hidup seperti zombi, yang berhasil melarikan diri sejuah-jauhnya.

Buat aku, yang menarik dari film ini adalah anak-anak Evellyn yang tuna runggu. 

Walau pun memiliki keterbatasan pendengaran, tapi tidak membuat mereka kehilangan kemampuan komunikasi, bahkan mereka memperlihatkan daya pikir yang luar biasa. Yang tidak terpikirkan oleh orang dewasa, hingga bisa menemukan daerah yang terbebas dari serangan alien.

Apakah dengan menemukan daerah yang aman dari jangkauan alien, masalah selesai?

Sayangnya belum sih ya. Makanya aku tadi bilang akan ada lanjutan dari film ini.

Seperti aku bilang di atas, A Quiet Place: Part II ini merupakan gambaran perjuangan warga kota yang tersisa untuk menyelamatkan hidup, khususnya seorang wanita dengan tiga orang anak remajanya. Menempuh jalan panjang tanpa alas kaki, agar tidak menarik perhatian para alien. Bukan perjalanan mudah, karena selain harus menjaga dua anak remajanya, Evellyn masih harus melindungi seorang bayi, padahal perjalanan sangat berbahaya dan berat.

Sayangnya, aku ga tau apa penyebab orang-orang jadi seperti zombi itu kenapa ya? Dan korban alien ini mati atau jadi zombi-zombi itu? Soalnya aku tidak melihat adanya mayat-mayat atau sisa-sisa korban para alien. Hanya waktu para alien menyerang, menarik atau menyibakan korbannya.

Efek tegang pada scene-scene klimaks di film ini, aku rasa berhasil mengintimidasi aku.

V I S U A L

dok :Paramount Pictures
dok :Paramount Pictures

Biasanya aku memakai sub judul kamera, lighiting dan setting ya. Kayaknya mulai ini aku bakal pake kata visual deh, biar cakupannya bisa luas.

Permainan efek cahaya di film ini banyak banget ya, memberikan kesan yang dibutuhkan pada tiap scenenya. Seperti scene di dermaga, efek blueis yang diberikan memberi kesan misterius. Aku menunggu, zombi apa alien yang muncul? Terus, siapa anak kecil yang mencoba membunuh Emmett, yang menemani Regan mencari sebuah pulau yang jauh dari jangkauan para alien.

Wait. semua orang yang tersisa melepaskan alas kakinya agar tidak menimbulkan suara yang memancing alien muncul dan menyerang. Ini juga digambarkan dengan sepatu-sepatu yang bertebaran di sebuah stasiun yang dilalui Regan. Tapi, di sepanjang scene-nya Emmett tidak melepaskan sepatunya. Ini membuat kesan jumping difilm ini. Apa karena sepatu yang digunakan Emmett beralaskan karet? Jadi tidak menimbulkan suara? Apakah sepatu lars kayak gitu menggunakan alas karet?

Beberapa part diberi efek beauty shoot, ini bagus untuk memenuhi unsur estetika dan cinematography. Karena setiap gambar tidak hanya menyampaikan cerita, tapi juga harus enak dipandang. Dan beauty shoot bisa memberi waktu buat penonton menarik nafas sesaat.

Terus, ada efek yellow heat di scene awal yang menceritakan awal kejadian semua tragedi. Flash back yang sedikit, buat aku merasa harus nonton part I film ini. Begitu juga di scene-scene pabrik, sehingga memberi kesan klasik pada film ini.

Film ini pun memberikan gambaran ditail dari alien. Serem juga sih, kepala isinya gigi taring melulu. 

Wait, bukannya taring buat merobek ya? Ga bisa untuk mengunyah. Jadi apa mungkin korban-korban si alien ini dimakan? Ntah lah.

Aku suka scene-scene menjelang ending. Ada 3 set yang berbeda yang lagi berjuang menghindari keluarnya alien. Kemudian mengerucut menjadi 2 set yang kemudian dihubungkan dengan sebuah radio, kejadiannya nyaris sama, membunuh secara dramatis dua alien yang berbeda. Dan itu dilakukan Regan dan Marcus yang maju melindungi Evelyn dan Emmett.

ACTOR & ACTRIES

dok :Paramount Pictures
dok :Paramount Pictures
Aku sangat terkesan dengan peran Marcus dan Regan. Regan yang diperankan oleh Millicent Simmonds, penyandang tuna runggu, membuktikan keistimewaannya tidak menjadi penghambat dia untuk berkarir sebagai seorang actries peran. Bahkan membuat film ini jadi istimewa. Jarang-jarang ada film yang bisa langusung mengakomodir penyandang tuna runggu bisa ikutan nonton tanpa pendampingkan. Ditambah kemampuan aktingnya sebagai Regan,

Begitu juga dengan Marcus yang diperankan Noah Jupe. Bukan penyandang tuna rungu tapi berperan sebagai penyandang tuna runggu pasti tidak gampang.

Klimaks ekspresi yang sangat aku suka di saat scene terakhir, saat Marcus dan Regan maju membunuh alien. Marcus menembakan pistol yang ditinggalkan Evellyn di meja, dan Regan dengan besi yang dia dapat.

Di scene-scene sebelumnya baik Noah Jupe mau pun Millicent Simmonds memperlihatkan berhasil menghidupkan tokoh Marcus dan Regan sebagai kakak adik yang menempuh perjalanan berbahaya mencari perlindungan bersama sang ibu Evellyn dan adik bayinya.

dok :Paramount Pictures
dok :Paramount Pictures
Seni peran itu merupakan gambaran simple kehidupan nyata yang dibumbui cerita rekaan sehingga menjadi tontonan yang enak dilihat. Apa pun genrenya, tetap aja basic dari seni peran adalah kehidupan umumnya kita-kita sebagai manusia, mahluk sosial. Jadi tetap aja buat ditail sebuah film ga akan bisa lepas dari kata harusnya. 

Seperti difilm ini yang memperlihatkan aliennya dengan jelas. Kepalanya dipenuhi dengan taring, fungsi tarik buat mengoyak bukan mengunyah. Jadi setelah mengoyak korbannya, apakah alien ini memakan korbannya?

Karena tidak terlihat sisa manusia pada film ini. Apakah bagian tubuh, atau kan kerangka manusia. Bagaimana dengan hewan-hewan yang ada pada awal dan akhir scene? apakah dimangsa juga?

Aku mau kasih skor 7,5/10 untuk film ini. Tanda tanya aku akan cerita film ini bukan berarti film ini tidak layak tonton, cuma buat aku masih ada yang belum selesai. 

So aku harus cari Part I film ini dan menunggu part III nya. Biar bisa melengkapi review ini nantinya.


 A Quiet Place Part II

Sutradara

John Krasinski

Produser

  • Michael Bay
  • Andrew Form
  • Brad Fuller
  • John Krasinski

Skenario

John Krasinski

Berdasarkan

Tokoh oleh Bryan Woods dan Scott Beck

Musik

Marco Beltrami

Sinematografi

Polly Morgan

Penyunting

Michael P. Shawver

Perusahaan
produksi 

  • Platinum Dunes[1]
  • Sunday Night Productions[1]

Distributor

Paramount Pictures

CAST

  • Emily Blunt sebagai Evelyn Abbott
  • Millicent Simmonds sebagai Regan Abbott
  • Noah Jupe sebagai Marcus Abbott
  • Cillian Murphy
  • Djimon Hounsou

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun