Assalamu'alaikum, Readers
Bicara nuklir pasti mikirnya ngeri ya? Kebayang sejumlah kecelakaan atau kejadian luar biasa yang disebabkan oleh nuklir, baik itu kecelakaan seperti yang terjadi di PLTN Chernobyl, Uni Soviet yang terjadi tahun 1996 lalu, mau pun senjata yang digunakan pada perang dunia kedua yang dijatuhkan ke dua pulau terbesar di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.
Padahal nuklir baik yang berada dialam, atau pun yang merupakan ciptaan manusia karena sebuah pergerakan atom-atom yang kemudian melepaskan enerji yang kemudian banyak digunakan untuk kehidupan sehari-hari manusia. Seperti dibidang kedokteran, pengawetan makanan dan bahkan kandung air minum yang kita minum sehari-hari pun ada unsur radioaktifnya. Semuanya aman buat tubuh manusia karena terukur dan terawasi.
Terkait dengan pemerintah jepang yang ingin merelease limbah PLTN Fukushima yang telah sepuluh tahun disimpan. Limbah radioaktif ini sebenarnya merupakan dampak dari bencana nuklir di Fukushima yang diakibat oleh gempa bumi dan tsunami, banyak pihak menentang kebijakan pemerintah Jepang ini dengan alasan mengakhwatirkan kerusakan yang terjadi akibat limbah radioaktif tersebut, dan juga akhwatir dengan dampaknya terhadap manusia. (Referensi)
Sebelumnya, kita cari tau dulu yok apa itu tritium.
Tritium dibagi dua. Yaitu Tritium yang berada di alam merupakan produk yang berasal dari hasil reaksi nuklir di udara antara Nitrogen, Oksigen dan sinar kosmik berenergi tinggi di dalam atmosfer. Sementara Tritium buatan merupakan lepasan dari PLTN dan dari percobaan senjata nuklir. Kedua aktifitas nuklir ini menyebabkan peningkatan jumlah Tritium secara drastic dilingkungan.
Berdasarkan dari asalnya,Jadi, jelas lah tritium yang akan dilepas ke laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, Jepang, adalah tritium buatan yang merupakan lepasan dari PLTN.
Pertanyaannya, amankah untuk kelangsungan kehidupan biota laut? Dan aman ga buat manusia?
Sebelum menjawab tingkat keamanan dari limbah yang dimaksud, yok kita liat ketentuan dari WHO tentang ambang batas aman radioaktif untuk alam dan tubuh manusia.
Secara internasional, WHO menentukan tritium dalam air sebesar 10.000 Bq/L, untuk beberapa negara menetapkan kadar tritium dalam air sangat beragam, seperti di Amerika Serikat 740 Bq/L, Kanada 7.000 Bq/L, Swiss 10.000 Bq/L tentara sekutu ke dua pulau di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.
Padahal sebenarnya nuklir banyak dimanfaatkan  dikeseharian hidup kita tanpa kita sadari. Dan tidak menimbulkan efek apa pun bagi kesehatan atau pun kehidupan kita. Bahkan radiasi nuklir dapat sangat membantu. Misalnya untuk dunia medis, yang paling popular mungkin alat rongent yang menggunakan sinar gama untuk mendeteksi kondisi tidak wajar di dalam tubuh manusia. Kemudian ada yodium yang terkandung dalam garam pun merupakan unsur dari  nuklir.
Beberapa hari yang lalu terjadi aksi unjuk rasa menentang pemerintah Jepang yang akan membuang limbah nuklirnya, Tritium, ke laut. Limbah yang akan dibuang merupakan radioaktif cair yang berasal dari kecelakaan dan Australia 76.103 Bq/L.
Apakah Tritium berbahaya?
Ya, Tritium berbahaya bila digunakan atau terpapar dengan kadar melebihi ambang batas yang seharusnya.
Tritium dapat menimbulkan resiko kesehatan jika dikonsumsi langsung ke dalam tubuh dalam jumlah yang sangat besar karena radiasi beta yang dipancarkan dapat merusak jaringan lunak dan organ dalam tubuh manusia. Efek kesehatan dari Tritium mirip dengan kerusakan sel yang disebabkan oleh radiasi pengion yang dihasilkan dari peluruhan radioaktif, dengan potensi kanker. Namun, seseorang perlu menerima Tritium dengan aktivitas miliaran (x109) becquerel (Bq) untuk melihat efek kesehatannya.
lingkungan selama tidak melebihi ambang batas konsentrasi yang di izinkan.
Tritium merupakan salah satu unsur radiokatif yang secara alami ada di alam, tapi juga bisa merupakan hasil dari proses atau kegiatan atau buatan manusia, dan Tritium ini pada prinsipnya bisa direlease ke alam atauTerkait yang Tritium yang akan dirilease Jepang ke laut, berdasarkan informasi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir, BAPETEN, konsentrasi material yang akan direlease masih dibawah ambang yang ditetapkan WHO. Seperti yang sudah disebutkan diatas, WHO menetap kan ambang batas aman merelease tritium adalah 10.000 Bq/L.
Melalui releasenya, BAPETEN memberikan pandangan bahwa tindakan tersebut, merelease limbah cair radiokatif Fukushima ke laut, dapat dimungkinkan selama konsentrasi (kadar) Tritium maupun radionuklida lain yang terkandung di dalamnya telah berada di bawah batas konsentrasi yang ditetapkan secaranasional dan internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H