Ini jadi penting, karena menjaga kesediaan pangan untuk yang masyarakat lainnya, juga menjaga stabilitas harga itu sendiri. Kalau tidak terjadi panic buying, ga akan mungkin harga melambung setinggi-tingginya, kecuali sumber barang sudah tidak ada, atau susah didapat. Jangan belanja berlebihan, terus harga naik kemudian ngomel-ngomel karena pemerintah ga bisa menjaga kestabilan harga.
Aku sih bingung ya, terutama menjelang lebaran dan puasa pasti ada berita yang mengatakan sejumlah bahan pangan naik karena permintaan yang naik dan kurangnya pasokan. Padahal belum tentu pasokan yang kurang. Itu tadi pasokan tetap, tapi permintaan yang naik.
Jadi ingat waktu terjadi panic buying karena covid-19. Aku sampe bingung liat orang belanja kayak supermarket dan pasar akan tutup selam dua bulan gitu. Banyak banget bahan pangan utama yang diborong, dan kebanyakan yang melakukan ini orang-orang yang punya uang berlebih sih. Karena orang-orang yang berpenghasilan pas-pasan akan mikir untuk borong kayak gitu, apa lagi mereka yang bekerja dengan sistem upah harian, dapat hari ini untuk makan hari ini.
Nah kepikir ga bagaimana nasib mereka? Kena imbas kepanikan yang harusnya ga perlu terjadi. Berakhir mereka hanya bisa nontonin orang-orang kaya belanja bahan makanan yang kalap, takut toko dan pasar ga buka-buka lagi. Mungkin ga sih sebagian mereka yang jadi penonton ini menjadi gelap mata?
"Covid-19, ga boleh keluar rumah nih. Butuh persediaan makanan."
Iya tau, tapi kan ga perlu juga beli ikan sampe 3 kg untuk seminggu, sementara dirumah cuma bertiga. Toh masih bisa belanja minggu depannya, atau belanja online. Ya....cerdas aja sih dalam berbelanja kebutuhan pangan dalam kondisi apa pun.
Don't be panic ya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI