Aku pake sedikit bahasa Banjar ya. Wayahini itu maksudnya sekarang. Terus, bahari itu jaman dulu.
Kita lanjut ya, tentang mesjid Al Karomah saat ini yang tetap menjadi pusat kegiatan masyarakat dan menjadi tempat sesama muslim saling bertemu dan sekaligus pusat dakwah Islam.
Selama berdiri tercatat ada 3x kebakaran hebat yang melalap mesjid yang saat ini mengadopsi gaya mesjid-mesjid di Timur Tengah dan bentuk atap kubah bawang serta ornamen gaya Belanda. Renovasi besar-besaran dilakukan pada tahun 2004 dengan menelan anggaran 27 Miliar rupiah. Yang unik dari bangunan mesjid baru ini adalah dipertahankannya jejak sejarah awal mesjid ini berdiri. Ada mimbar, tiang-tiang ulin yang dulu menjadi penyanggah utama mesjid dan tempat imam berdiri memimpin shalat dijaman dulu. Semua menjadi satu di dalam bangunan mesjid Al Karomah yang saat ini berdiri sangat luas dan megah.
Sebagai pusat kegiatan masyarakat dan penyebaran ajaran Islam, sudah pasti ada saja hal menarik dari mesjid ini. Selama aku tinggal di Kalimantan Selatan yang paling menarik adalah saat bulan suci Ramadhan. Selain kegiatan yang memang khas Ramadhan, seperti Taraweh dan Tadarus ada kegiatan lain yang berbentuk sosial untuk masyarakat setempat dan juga untuk semua jama'ah yang buka puasa di mesjid Karomah, yaitu jamuan takjil berupa bubur sup yang sangat khas, minuman hangat dan juga takjil yang berupa kurma dan kue-kue manis. Semua diberikan gratis.
Teras mesjid yang bersih dan luas menjadi tempat buka puasa bersama yang luar biasa nikmatnya. Bukan hanya karena buburnya yang enak, tapi juga kebersamaan saat buka puasa yang menambah kenikmatan bulan Ramadhan.Â
Aku jadi kangen deh buka puasa di sana. Saat kita datangnya sangat mepet dengan waktu azan Magrib, jama'ah lain atau pengurus mesjid akan membantu kita menyiapkan bukaan puasa buat kita. Dan bagi jama'ah yang juga membawa bekal, tidak ragu untuk berbagi dengan jama'ah lainnya.
Pada saat menjelang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan akan banyak masyarakat yang melakukan i'tikaf hingga nginap loh. Fasilitas kebersihan dan sanitasi yang baik, membuat mesjid ini nyaman untuk tempat tinggal selama melakukan i'tikaf bulan Ramadhan. Aku sih belom kesampaian untuk melakukan i'tikaf. Semoga suatu saat nanti, diberi kesempatan sama Allah untuk melakukan i'tikaf. Apa lagi bisa di mesjid Martapura. Aamiin.Â
Hal lain yang menarik dari mesjid yang biasa aku dan masyarakat Banjar sebut dengan mesjid Martapura ini adalah jumlah kas mesjid yang tiap hari Jum'at diumumkan melalui pengeras suara sehingga di dengar oleh semua masyarakat disekitar mesjid dan pasar Martapura. Ga main-main, mencapai miliaran rupiah. Dengan jumlah kas yang ada hampir semua pengurus mesjid memiliki pendapatan yang cukup dan telah melakukan haji dan atau Umroh ke tanah suci.