Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Al Karomah, Martapura

30 April 2020   21:50 Diperbarui: 30 April 2020   23:54 3401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum, Readers.

Kota Martapura. Pasti sudah pada tau dong ya dengan kota yang dikenal sebagai kota intan. Salah satu kota kecil di Provinsi Kalimantan Selatan ini merupakan ibu kota dari Kabupaten Banjar dan dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan intan di tana air tercinta ini loh. Selain intan, Martapura juga dikenal sebagai kota santri, karena memang kehidupan masyarakatnya yang sangat Islami.

Sebuah mesjid terbesar di Kalimantan Selatan dibangun di kota ini, Al Karomah namanya. 

Letaknya berada dipinggir jalan provinsi yang menghubungkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, dan dekat dengan pasar tradisional, Pasar Martapura, membuat mesjid ini menjadi pusat kegiatan masyarakat disekitarnya. Terutama para pedagang di pasar Martapura, mereka tidak hanya menjadikan mesjid ini sebagai tempat shalat dan mengaji, tapi juga sebagai tempat beristirahat.

Al Karomah Zaman Bahari

dok wikipedia
dok wikipedia
Sebelum aku ngobrolin mesjid Al Karomah yang sekarang, aku pengen kasih tau kalau mesjid ini punya sejarah panjang sebagai pusat pemerintahan kesultanan Banjar, dan menjadi saksi 12 sultan Banjar yang pernah berkuasa di Kalimanta selatan. 

Mulai dibangun pada Tahun 1280 Hijriyah atau 1863 Masehi dengan nama Masjid Jami’ Martapura. Didirikan oleh panitia pembangunan masjid yaitu HM. Nasir, HM. Taher (Datu Kaya), HM. Afif (Datu Landak). Kepanitiaan ini didukung oleh Raden Tumenggung Kesuma Yuda dan Mufti HM Noor, dengan ukuran bangunan seluas 37,5 meter x 37,5 meter. 

Terus ada cerita tentang perjuangan HM. Afif atau Datu Landak yang mencari kayu ulin untuk sokoguru mesjid ini sampai harus ke daerah Barito Kalimantan Tengah. Bangunan masjid yang berganti naman menjadi mesjid Al Karomah pada malam Senin 12 Rabiul Awal 1415 H dalam perayaan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW tersebut, memiliki struktur bangunan utamanya adalah kayu ulin dengan atap sirap, dinding dan lantai papan kayu ulin. 

Dan arsitekturnya, bentuk Masjid Agung Al Karomah Martapura mengikuti Masjid Demak Buatan Sunan Kalijaga. Miniaturnya dibawa utusan Desa Dalam Pagar dan ukurannya sangat rapi serta mudah disesuaikan dengan bangunan sebenarnya sebab telah memakai skala. 

Al Karomah Wayahini

doc by masjid-alkaromah
doc by masjid-alkaromah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun