Sejujurnya, penyakit satu ini pernah aku dengar sih. Tapi sangat jarang. Sebagai relawan di Lembaga Perlindungan Anak Indonesia jarang, bahkan ga pernah aku dapat kasus kesehatan anak yang berkaitan dengan Pneumonia. Yang sempat rame itu hydrocephalus, Meningitis (radang selaput otak) atau gizi buruk (ini jarang banget sih sebenarnya).
Jadi, saat Yayasan Sayangi Tunas Cilik dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bikin acara di Tjikini 5 Restaurant, 13 Desember 2018 kemaren, yang membahas tentang Pneumonia pada anak sangat menarik buat aku. Aku pengen tau lebih banyak tentang penyakit ini. Selama ini aku cuma tau Pneumonia penyakit paru-paru, itu aja. So, kita cari tau yok.
Pneumonia sebenarnya adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau pun jamur pada salah satu atau kedua jaringan paru-paru, dimana kantong udara pada paru (alveoli) yang semestinya terisi udara malah terisi cairan dan nanah. Ini yang menyebabkan pasien mengalami sesak, batuk berdahak, demam, menggigil dan kesulitan nafas. Bekurangnya asupan oksigen ke otak yang disebabkan infeksi inilah yang membuat sel tubuh tidak bekerja seperti seharusnya, dan inilah yang bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
Faktor Penyebab Pneumonia sendiri adalah factor lingkungan fisik rumah, terutama kalau lingkungan ada penderita pneumonia. Karena pneumonia menular melalui udara. Dan kebiasaan atau perilaku merokok. Merokok menyebabkan penumpukan lendir dan cairan di dalam paru-paru, sehingga menyebabkan paru-paru basah. Dan beberapa penyakit kronis yang juga menjadi penyebab timbulnya pneumonia adalah asma, diabetes, gagal jantung, cystic fibrosis, HIV dan AIDS.
Lumayan serem sih kalo penyakit itu bisa menular melalui udara, secara kan udara bebas dihirup. Don't you worry, di acara keren ini aku ga sekedar jadi tau lebih banyak fakta tentang penyakit pneumonia ini, tapi juga diberi tau tentang pengobatan dan pencegahannya.
Kita mulai dari pencegahannya ya;
Penelitian menemukan anak yang mempunyai riwayat pneumonia biasanya mendapatkan lebih sedikit ASI eksklusif. Sehingga pencegahan pneumonia lebih efektif dengan memberikan ASI eksklusif, kemudian memperhatikan kecukupan nutrisi, vitamin A, pemberian vaksin dan yang pasti menjaga kebersihan lingkungan, termasuk dari asap rokok.
Kemudian gejalanya;
Gejala Pneumonia pada balita bisa diliat dari gejala yang timbul seperti nafas yang cepat, batuk, sesak nafas, demam atau menggigil, nyeri dada ketika menarik nafas atau batuk, diare, detak jantung menjadi cepat.