Indeks: "Di rumah yang cukup besar itu hanya ada Nadia dan Mbok Nah. Orang tua Nadia telah bercerai." Perceraian orang tua menjadi indeks kesepian yang menyebabkan Nadia terjerumus dalam kecanduan.
Simbol: "Besok Kakak antar kamu ke tempat rehabilitasi supaya kamu bisa dirawat sampai sembuh." Rehabilitasi menjadi simbol perjuangan dan harapan untuk pemulihan.
6. Cerpen "Dinda dan Mery" karya Sirapegi O.W.L. Duwiri
Ikon: "Terlihat lima orang yang memegang senjata api dan dua orang lagi memegang parang." Senjata api dan parang menjadi ikon ancaman nyata terhadap keselamatan Dinda dan keluarganya.
Indeks: "Setelah berhasil melarikan diri, Dinda dan Mery harus menghadapi situasi sulit di tengah hutan." Melarikan diri menjadi indeks perjuangan untuk bertahan hidup.
Simbol: "Dinda bersyukur karena ia telah memakai jaket tertebal miliknya dan syal milik kakaknya, Tina." Jaket dan syal adalah simbol perlindungan fisik dan emosional.
7. Cerpen "Janji Manismu, Mama" karya Dinda Yuni Sari
Ikon: "Melihat diriku di cermin, sebuah memori tentang janji manis berakar kuat di otak." Cermin menjadi ikon refleksi diri dan ingatan.
Indeks: "Tubuhnya yang kokoh menopang badanku yang hampir ambruk." Indeks trauma masa lalu yang dirasakan tokoh.
Simbol: "Cermin menjadi pemicu utama untuk menghadapi trauma dan memulai proses penyembuhan." Cermin adalah simbol perjalanan introspektif dan pemulihan diri.
Melalui analisis ikon, indeks, dan simbol pada kumpulan cerpen pemenang sayembara Kemendikbud, terlihat bahwa elemen-elemen semiotika ini memberikan lapisan makna yang kaya dan mendalam. Ikon, indeks, dan simbol menjadi alat naratif yang efektif dalam menyampaikan pesan dan menggambarkan emosi serta situasi dalam cerita. Pendekatan semiotik Peirce memungkinkan pembaca untuk memahami cerita secara lebih mendalam, menyingkap lapisan-lapisan makna yang tersembunyi di balik teks.