Mohon tunggu...
Amanda Shihab
Amanda Shihab Mohon Tunggu... Freelancer - Forever Student

IRT, Sosiologi UNJ, Pasca Politik UNAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat Kartini Masa Kini

21 April 2024   14:49 Diperbarui: 21 April 2024   14:55 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tanggal 21 April yang merupakan hari kelahiran R.A Kartini selalu menjadi hari dimana semangat bagi perempuan banyak disuarakan. Kartini sebagai simbol pergerakan dan perlawanan dari seorang perempuan untuk bisa memperoleh hak-haknya dan mendapat kesetaraan dalam kehidupan. Semangatnya terus menjadi contoh bagi perempuan dan memunculkan 'Kartini-Kartini masa kini'.  

Di- abad ke 21 ini memang telah banyak perempuan yang mencapai posisi-posisi terbaik dalam pendidikan,karir maupun prestasi-prestasi lainya.  Tentu hal ini membuktikan menjadi perempuan bukan berarti harus mengubur cita-cita serta impian, menjadi perempuan bukan halangan untuk melangkah dengan pilihanya sendiri, Menjadi perempuan bukan berarti kita tidak dapat berdiri pada kaki  sendiri, dan menjadi perempuan bukan berarti  terpaksa melepaskan hak2 yang seharusnya kita miliki.

Namun apakah semangat juang dan dukungan untuk perempuan yang banyak kita dengar  telah sepenuhnya diimplementasikan? tentu tidak kawan ! pada Masyarakat Indonesia khususnya masih banyak pandangan, stigma, pola pikir, adat, kebiasaan turun temurun, yang  membuat ketimpangan dalam kehidupan kaum perempuan.

Sebagian perempuan memiliki privilage untuk memilih, tetapi sebagian lainya  dengan terpaksa menapaki jalan yang sebetulnya tidak dikehendaki.

Sebagian perempuan dengan mudahnya mendapat akses pendidikan tinggi dan peluang karir, tapi sebagian lainya ini merupakan sebuah ke istimewaan yang sulit digapai.

Sebagian perempuan bisa memilih untuk mengembangkan diri, berkarya dan menoreh prestasi  tapi sebagian lainya hanya mampu menjalankan apa yang hari esok akan ia terima

Sebagian perempuan mampu berbuat agar dapat berdiri dikaki nya sendiri, tapi sebagian lain dibuat bergantung dengan sistem maupun orang lain.

Tak bisa dipungkiri realitas ini masih sangat banyak terjadi di bumi Pertiwi, kita harus ingat bahwa perempuan bukan hanya yang berada dipusat kota, bukan hanya yg berada dalam Universitas, bukan pula hanya yang berada dalam gedung perkantoran. Tetapi diluar itu semua masih sangat banyak perempuan-perempuan diluar sana yang bahkan sedang memperjuangkan hak-hak dasar untuk hidup layak, kebebasan untuk bersuara (bahkan dalam lingkup keluarga), kebebasan dari kekerasan, kebabasan untuk mendapat pendidikan maupun kebebasan-kebebasan lain yang sebagian dari kita mungkin tak terbayangkan..

Sudah waktunya kita berbuat, sekecil apapun pasti berarti, mendukung sesama perempuan (apalagi yang membutuhkan) atau paling tidak tidak menjatuhkan sesama perempuan adalah sebuah tugas yang harus terus kita jadikan kebiasaan dalam setiap langkah.

Perempuan hadir sebagai pendidik generasi selanjutnya, bukan hanya sebagai mesin reproduksi...

Perempuan hadir bukan hanya untuk melayani, namun juga berkontribusi ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun