Mohon tunggu...
Amanda Shihab
Amanda Shihab Mohon Tunggu... Freelancer - Forever Student

IRT, Sosiologi UNJ, Pasca Politik UNAS

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Cak Imin di Antara Anies dan AHY

4 September 2023   09:37 Diperbarui: 4 September 2023   21:00 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jargon perubahan selama ini ditawarkan dan jadi 'jualan'  utama dalam koalisi pendukunga Anies baswedan cukup patut dipertanyakan. Definisi perubahan dalam KKBI yang merupakana keadaan yang berubah tentu dalam konteks ini jargon perubahan yang digadang-gadang  memberikan harapan kepada masyarakat Indonesia akan adanya perubahan dan pembaharuan kondisi sosial politik , ekonomi dan sebagainya jika adanya peralihan kekuasaan.

Bukan menjadi rahasia lagi  bahwa sejak pemilu 2019 terjadi polarisasi besar-besaran di masyarakat dari kedua pendukung kubu capres yang saat itu hanya terdiri dari dua pasang calon. Polarisasi ini bahkan berlanjut sampai telah usainya pemilihan presiden. Namun Ketika kemenangan diperoleh oleh Jokowi, dan Prabowo-Sandi justru ikut bergabung kedalam pemerintahan serta mendapat jabatan menteri  justru menimbulkan kekcewaan di masyarakat dari kelompok pendukung mereka sendiri.

'Kekosongan' sosok yang dianggap konsisten diluar pemerintahan tentu membuat Anies muncul menjadi salah satu tokoh yang dianggap  layak menjadi calon presiden di 2024, dan menjadi sosok alternatif diluar koalisi pemerintahan saat ini. Partai pendukung dalam koalisi Anies pun pada awalnya terdiri dari  PKS dan Demokrat yang konsisten beroposisi dan tidak turut dalam koalisi pemenang pilpres. Tentu jargon yang digadang-gadang dengan perubahan dianggap menjadi harapan baru di pemilu 2024.

Dipilihnya Cak Imin yang merupakan ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa cukup membuat banyak orang terkejut. Selain diketahui  Cak Imin dan PKB merupakan pendukung bakal calon Prabowo dalam pilpres 2024 yang belum lama ia deklrasikan , juga saat ini ada dalam koalisi pemerintahan presiden Jokowi yang berada dalam koalisi pemerintahan 'lama'. Dimana mayoritas pendukung Anies saat ini menginginkan perubahan dalam arti yang  sesunguhnya. Masih relevankan jargon perubahan yang dipakai Anies jika wakilnya, merupakan 'orang-orang lama' yang juga melakukan 'perubahan haluan' secara tiba-tiba dari capres lain? apakah jargon perubahan hanya sebatas kata yang 'dijual' untuk menarik suara-suara masyarakat yang merasa kurang puas dengan pemerintahan saat ini? semoga saja tidak...

 Amanda Fatimah Shihab S.pd,M.Sos

Alumni Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun