Demokrat pernah mencapai prestasi tertinggi sebagai sebuah Partai politik, menang dalam pemilihan legislatif dan berhasil membawa kader terbaik memimpin negeri selama dua periode. Menurunya suara Partai Demokrat pada pemilu 2014 dan 2019 terlihat menjadi cambuk dan pelajaran berharga untuk kembali melakukan konsolidasi kekuatan untuk mengembalikan kejayaan. Jika sebelumnya Demokrat berperan sebagai eksekutif, kini konsolidasi dilakukan bersama rakyat baik melalui perwakilan di legislatif maupun angota Partai. Relasi hubungan transaksional yang cukup mendominasi dalam sistem pemilihan umum kini, setidaknya dapat diseimbangkan dengan hubungan relasional yang dijalin Partai Demokrat dengan para kader, dan gerakan nyata yang diberikan kepada masyarakat. Â
          Sikap politik Partai Demokrat bersama rakyat masih terus harus dibuktikan dengan konsistensi dan kontribusi nyata secara berkelanjutan. Tak dipungkiri dalam politik meraih dan mempertahankan kekuasaan  merupakan sebuah tujuan utama , namun akan sangat elok jika tujuan tersebut dilakukan dengan tetap  mengutamakan kepentingan rakyat. Karena kekuasaan yang sejatinya adalah kemampuan menghasilkan kebijakan demi kepentingan rakyat dan negara, bukan pribadi apalagi oligarki.
(Oleh Amanda Fatimah Shihab, Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Politik  Universitas Nasional Jakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H