Pengaruh media terhadap perkembangan moral anak usia dini merupakan topik yang sangat kompleks dan aktual dalam era digital saat ini. Dengan kemampuan akses informasi yang semakin mudah dan luas, anak-anak dewasa ini tidak hanya terbatas pada interaksi langsung tetapi juga secara virtual melalui internet dan teknologi lainnya. Media sosial telah menjadi bagian integral dari hidup mereka, memberikan banyak manfaat namun juga membawa risiko yang signifikan bagi perkembangan moral mereka. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan betapa pentingnya memahami dan mengantisipasi pengaruh tersebut agar kita bisa merancang strategi pencegahan dan pembinaan yang efektif.
Anak-anak modern sering kali terpapar oleh berbagai jenis konten di media sosial, mulai dari video viral hingga postingan status individu. Kontennya bervariasi dari yang informatif, hiburan, sampai kontroversial. Namun, khususnya bagi anak usia dini (PAUD), beberapa aspek dari konten media sosial dapat berpotensi buruk jika tidak terkendali. Berikut adalah beberapa contoh:
1. Konten Negatif: Anak-anak rentan terkena imitasi perilaku negatif yang ditampilkan di media sosial. Perilaku bullying, konflik, serta tindakan kasar dapat membuat mereka merasa takut atau bahkan ingin melakukan hal sama.
2. Hilangnya Empati: Keterlibatan intensif dengan gadget dapat mengurangi waktu interaksi langsung dengan teman-teman dan keluarga. Hal ini dapat meningkatkan isolasi sosial dan menghilangkan kemampuan empati yang dibutuhkan untuk menjalin hubungan harmonis.
3. Perbandingan yang Tidak Sehat: Platform-media sosial sering kali menampilkan gambar-gambar ideal tentang kehidupan seseorang, sehingga anak-anak cenderung melakukan perbandingan diri sendiri dengan foto-foto palsu tersebut. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan diri dan gangguan mental.
Dalam realita sosial, para orangtua dan pendidik harus sadar akan potensi kerugian yang ada dan bertindak cepat untuk menghindarkannya.
Teori-teori psikologis maupun filosofis dapat digunakan sebagai landasan untuk memahami pengaruh media terhadap perkembangan moral anak usia dini. Salah satu teori yang relevan adalah teori Social Learning Theory milik Albert Bandura. Menurut teorinya, perilaku manusia dipengaruhi oleh apa yang dia lihat dan lakukan orang lain. Jadi, apakah anak-anak melihat perilaku positif atau negatif di media sosial? Mereka akan cenderung mengimitasinya. Selain itu,
Al Quran juga menyediakan panduan yang jelas tentang cara mengembangkan moral anak-anak. Misalkan ayat-ayat seperti "Dan ajarkanlah mereka kalimat-kalimat al-qur`ani dan hikmah" (QS. Ali Imran : 164). Ayat ini menekankan pentingnya mengajar anak-anak tentang nilai-nilai spiritual dan intelektual sejak dini.
Selain itu,
"Wahai Nabi Katakanlah kepada istri-istrimu dan putra-putrimu serta kaum mu'minat yang beriman: 'Jadikanlah salam-salam Allah dan salam-salam kamu'" (QS. an-Nur : 61).
Ayat ini menunjukkan perlunya komunikasi yang baik dan saling mengucapkan salam sebagai bentuk ekspresi kasih sayang dan persaudaraan.
Untuk mengatasi dampak negatif media terhadap perkembangan moral anak usia dini, beberapa langkah dapat dilakukan:
1. Pengawasan Orang Tua: Orang tua harus aktif dalam mengontrol aktivitas online anaknya. Menggunakan aplikasi parental control dapat membantu memantau situs web yang dikunjungi dan durasi waktu menggunakan gadget.
 Â
2. Edukasi Moral: Pendidikan moral yang sistematis harus dimulai sejak dini. Orang tua dan guru dapat menggunakan cerita-cerita islami untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kejujuran.
3. Penggunaan Media Positif: Memilih konten yang positif seperti film animasi yang mengandung pesan moral dapat membantu anak-anak belajar tanpa merasa terganggu oleh unsur negatif.
4. Komunikasi Terbuka: Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat penting untuk memastikan bahwa anak tahu mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia maya.
5. Lingkungan Mendukung: Lingkungan sekolah dan komunitas pun harus mendukung upaya ini dengan program-program pendidikan karakter yang integratif.
Pengaruh media terhadap perkembangan moral anak usia dini bukanlah suatu fenomena baru; namun, pentingnya memahami dan mengatasinya makin nyata setiap hari. Melalui analisis teoretis dan referensi Al Quran, kita telah melihat betapa kompleksnya masalah ini tetapi juga adanya solusi yang konkrit. Oleh karena itu,
Para orangtua, pendidik, dan masyarakat secara umum harus bersatu-padu dalam upaya merancang strategi preventif dan rehabilitatif yang holistik demi menciptakan generasi yang lebih moral dan berakhlak mulia. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa era digital tidak saja membawa tantangan tapi juga peluang besar bagi perkembangan moral anak usia dini.
Amanda Faradillah (NIM 06020923015)
Mahasiswa program studi pendidikan Islam anak usia dini UIN Sunan Ampel Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H