Mohon tunggu...
Amanda Fadila
Amanda Fadila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia

Saya seorang penyuka bunga dan hujan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Sasatra Populer dan Sastra Serius

4 Juli 2024   16:33 Diperbarui: 4 Juli 2024   16:40 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

dihapuskannya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

Salah satu perbedaan utama antara sastra populer dan sastra serius adalah aksesibilitas. Puisi-puisi Boy Candra seperti "Kenangan yang Tak Selesai" mudah diakses dan dipahami oleh banyak orang. Dengan penggunaan bahasa sehari-hari dan tema yang umum, puisi ini dengan cepat membangun ikatan emosional dengan pembaca, terutama mereka yang tengah merasakan atau pernah merasakan patah hati. Sastra populer cenderung lebih langsung dalam penyampaiannya, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat segera diterima oleh pembaca.

Sebaliknya, puisi-puisi Sapardi Djoko Damono seperti "Hujan Bulan Juni" menuntut pembaca untuk merenung lebih dalam. Karya-karyanya dipenuhi dengan simbolisme yang memerlukan interpretasi dan pemahaman yang lebih mendalam. Puisi ini mungkin memerlukan pembacaan berulang untuk sepenuhnya menangkap pesan yang ingin disampaikan, memberikan pengalaman membaca yang lebih reflektif dan kontemplatif. Sastra serius cenderung lebih kompleks dengan penggunaan simbolisme yang kaya dan berlapis, menawarkan kedalaman makna yang dapat ditafsirkan beragam oleh pembaca.

Pendekatan emosional juga berbeda antara kedua jenis sastra ini. Sastra populer seperti karya Boy Candra menyentuh perasaan dengan cara yang langsung dan eksplisit, menggugah emosi pembaca secara instan. Ini adalah jenis puisi yang bisa membuat pembaca merasa terhubung dengan perasaan yang digambarkan sejak pertama kali membacanya.

Di sisi lain, sastra serius seperti karya Sapardi menggugah perasaan dengan cara yang lebih halus dan reflektif. Puisi-puisinya memberikan ruang bagi pembaca untuk menemukan makna emosional melalui simbolisme dan refleksi pribadi. Ini adalah jenis puisi yang mungkin membutuhkan waktu dan perenungan untuk sepenuhnya meresapi maknanya, tetapi menawarkan kepuasan mendalam ketika makna tersebut terungkap.

Baik sastra populer maupun sastra serius memiliki tempat penting dalam dunia sastra. Karya seperti "Kenangan yang Tak Selesai" dari Boy Candra memberikan kenyamanan dan refleksi langsung bagi pembacanya, dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tema yang relatable. Sementara itu, "Hujan Bulan Juni" dari Sapardi Djoko Damono menawarkan kedalaman dan keindahan yang memerlukan refleksi lebih mendalam, memperkaya pengalaman membaca dengan simbolisme dan makna yang kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun