Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Â
Desa Bligo, yang terletak di Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang merupakan salah satu wilayah yang berpotensi terjadinya bencana alam. Bencana alam yang sering terjadi di desa ini meliputi angin puting beliung, kebakaran, gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya.Â
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2023 telah terjadi bencana angin kencang sebanyak 26 kali dan kebakaran sebanyak 3 kali di Kecamatan Ngluwar. Desa Bligo merupakan salah satu desa yang menjadi desa tampungan pengungsi korban bencana erupsi Gunung Merapi.Â
Kesiapsiagaan tanggap darurat bencana sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang potensi dan mitigasi dari suatu bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana penting dilakukan pada lingkungan masyarakat dengan tujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana.Â
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu program Siaga Bencana dengan tujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat apabila terjadi bencana dan meminimalisir cedera serta kerusakan sarana dan prasarana umum akibat dari suatu bencana.Â
Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya menuju Desa Siaga Bencana meliputi pelatihan tanggap darurat bencana, simulasi bencana, penyuluhan atau sosialisasi kesiapsiagaan tanggap darurat bencana, pembuatan peta jalur evakuasi, pembentukan struktur tanggap darurat, sistem informasi bencana, dan sebagainya.
Peta jalur evakuasi dan titik kumpul sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai salah satu bagian dari tanggap darurat bencana sehingga masyarakat siap untuk menghadapi bencana yang dapat terjadi kapan saja.Â
Pembuatan produk berupa "Peta Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul Desa Bligo" merupakan hasil diskusi antara Ketua dan Anggota LPBD (Lembaga Penanggulangan Bencana Desa) Goestana Desa Bligo dengan Mahasiswa UNNES (Universitas Negeri Semarang) yang sedang melaksanakan program PKL MBKM SKM Penggerak UNNES 2024 bernama Amanda Desti Purboeningrum. Mahasiswa tersebut memberikan alternatif pemecahan masalah yang ada pada Desa Bligo yaitu tidak tersedianya peta jalur evakuasi. Untuk jalur evakuasi dan titik kumpul yang digunakan merupakan hasil diskusi dengan ketua LPBD Desa Bligo. Setelah disetujui, peta jalur evakuasi dicetak untuk dapat dipasang di Balai Desa Bligo sehingga dapat dilihat oleh seluruh masyarakat.
Manfaat dari adanya peta jalur evakuasi dan titik kumpul bagi masyarakat Desa Bligo yaitu sebagai sumber informasi tentang jalur yang aman pada setiap dusun untuk dapat dilalui oleh masyarakat ketika menuju ke titik kumpul yang aman saat terjadi bencana.Â
Dengan adanya program ini diharapkan dapat memudahkan proses evakuasi dan meminimalisir cedera dan kerusakan harta benda serta sarana dan prasarana apabila terjadi suatu bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H