Mohon tunggu...
AMANDA CITRABELLA
AMANDA CITRABELLA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendalami Lebih Lanjut Literasi Budaya

14 November 2024   22:50 Diperbarui: 14 November 2024   23:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Apa itu Literasi Budaya?

          Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu kita perlu mengerti apa arti dari literasi budaya itu sendiri. Jadi, Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Literasi budaya berarti mampu memahami tradisi, kegiatan rutin, dan sejarah sekelompok orang dari suatu budaya tertentu . Literasi budaya juga berarti mampu terlibat dengan tradisi, kegiatan, dan sejarah tersebut di tempat-tempat budaya seperti museum, galeri, dan pertunjukan. Budaya adalah cara hidup sekelompok orang. Indikator kemampuan literasi budaya dan kewargaan terdiri dari beberapa Indikator yaitu memahami kompleksitas budaya dan kewargaan, mengetahui budaya sendiri, mengetahui kewajiban kewargaan, dan kepedulian terhadap budaya.

           Pemahaman terhadap literasi budaya berarti memiliki kemampuan untuk mengerti dan mengadopsi pandangan bahwa identitas bangsanya terkait dengan kebudayaan Indonesia. Kemampuan ini menjadi sangat penting bagi siswa pada masa sekarang. Meskipun demikian, hasil data Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan keadaan literasi di Indonesia yang rendah, bahwa Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 76 negara yang disurvei. Selain itu, survei lain dari World's Most Literate Nations, yang dilakukan oleh Central Connecticut State University di Amerika Serikat pada tahun 2016, menyatakan bahwa tingkat literasi di Indonesia berada pada peringkat kedua terendah dari 61 negara yang diselidiki (Yukaristia, 2019). Hal ini menunjukkan bahwa situasi literasi di Indonesia mengkhawatirkan. Terlebih lagi, arus globalisasi yang disertai dengan kemajuan teknologi komunikasi dapat dianggap sebagai ancaman yang berpotensi menggerus dan melemahkan keberlanjutan budaya nasional. Ada potensi penggantian budaya nasional dengan budaya global karena tumbuhnya saling ketergantungan antara masyarakat di seluruh dunia terhadap penyebaran budaya yang seragam.

              Budaya sendiri merujuk pada ragam bahasa, kepercayaan, nilai, norma, dan kebiasaan yang membentuk gaya hidup suatu kelompok masyarakat (Aprinta, 2013). Warisan budaya ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses sosialisasi. Bagi suatu bangsa, keberadaan budaya nasional memiliki tingkat kepentingan yang setara dengan ideologi yang menjadi dasar bangsa tersebut. Generasi muda memiliki peran penting dalam pelestarian suatu budaya, dengan harapan bahwa mereka dapat meneruskan warisan tersebut ke generasi berikutnya. Kekhawatiran tentang potensi pengikisan budaya nasional oleh budaya global yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi komunikasi menjadi suatu isu yang perlu mendapat perhatian (Surahman, 2016). Oleh karena itu, diperlukan pendidikan literasi budaya di sekolah dasar sebagai upaya untuk menjaga kelestarian budaya nasional. 

Manfaat Literasi Budaya

           Literasi budaya bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga merupakan alat penting untuk memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan keberagaman budaya di sekitar mereka (Ulfa, 2022) . Pentingnya literasi budaya dalam pendidikan anak SD juga terkait erat dengan pengembangan kemampuan berbahasa. Melalui literasi budaya, anak-anak dapat memperluas kosa kata mereka, memahami nuansa dalam bahasa, dan mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis yang lebih baik (Parapat dkk., 2023). Kemampuan ini penting untuk memungkinkan anak-anak berkomunikasi secara efektif tidak hanya dengan sesama, tetapi juga dengan orang-orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Selain itu, literasi budaya dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kritis mereka (Mardliyah, 2019). Mereka diajak untuk mempertanyakan stereotip, mengenali perspektif-perspektif yang berbeda, dan menghadapi tantangan berpikir kritis terhadap budayabudaya yang mungkin tidak familiar bagi mereka. Dengan begitu, literasi budaya tidak hanya membentuk pemahaman anak-anak terhadap dunia, tetapi juga membantu mereka menjadi pembelajar yang kritis dan terbuka terhadap pemahaman baru. 

             Literasi budaya di SD dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum dengan pendekatan yang menyeluruh. Guru dapat menggunakan berbagai sumber daya, termasuk buku-buku cerita, materi pelajaran, dan aktivitas-aktivitas kreatif untuk membawa literasi budaya ke dalam kelas. Selain itu, kolaborasi dengan komunitas lokal, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah atau kebudayaan, dan proyek-proyek penelitian kecil dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan pemahaman anak-anak tentang literasi budaya (Lailatul dkk., 2023). 

Mengapa Literasi Digital itu Penting?

            Literasi budaya dalam pendidikan anak Sekolah Dasar (SD) memegang peranan krusial dalam membentuk fondasi perkembangan mereka. Literasi budaya bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga merupakan alat penting untuk memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan keberagaman budaya di sekitar mereka (Ulfa, 2022). Dalam konteks pendidikan anak SD, literasi budaya memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak-anak. Literasi budaya membuka jendela pemahaman anak terhadap berbagai macam nilai, norma, dan tradisi budaya. Anak-anak SD yang terlibat dalam literasi budaya memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dan meresapi aspek-aspek kehidupan sehari-hari yang mencerminkan latar belakang budaya mereka. Misalnya, mereka dapat belajar tentang perayaan tradisional, cerita rakyat, dan kebiasaan unik dari berbagai kelompok masyarakat. Ini tidak hanya memperkaya pengetahuan anak-anak tetapi juga membantu mereka membangun rasa kebanggaan terhadap identitas budaya mereka sendiri. 

            Peran literasi budaya juga terlihat dalam kemampuan anak-anak untuk berkomunikasi secara efektif. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap budaya, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan berbahasa yang lebih baik (Sanjaya, 2016). Mereka belajar untuk menghargai berbagai bentuk ekspresi budaya, seperti cerita, lagu, dan tarian. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis, tetapi juga memperluas kosakata anak-anak sehingga mereka dapat menyampaikan ide dan perasaan mereka dengan lebih jelas dan ekspresif. Selain itu, literasi budaya membantu membentuk sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Anak-anak SD yang diperkenalkan dengan literasi budaya lebih cenderung mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang keberagaman manusia (Anggo dkk., 2023). Mereka belajar untuk menghargai perbedaan dan mengenali persamaan di antara individu-individu yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Ini menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan mendukung, di mana anak-anak merasa diterima dan dihargai tanpa memandang asal usul budaya mereka. Literasi budaya juga dapat terlihat dalam pengembangan keterampilan kritis anak-anak. Dengan mempelajari berbagai aspek budaya, mereka diajak untuk berpikir kritis tentang stereotip dan prasangka yang mungkin ada. 

           Anak-anak diajarkan untuk bertanya, menganalisis, dan menyusun pemikiran mereka sendiri mengenai berbagai isu budaya (Arifin dkk., 2023). Kemampuan ini menjadi dasar bagi perkembangan keterampilan berpikir kritis yang lebih luas, membantu mereka menjadi pembelajar yang aktif dan reflektif. Selain itu, literasi budaya dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum secara menyeluruh untuk memperkaya pengalaman belajar anak-anak. Guru dapat menggunakan buku-buku cerita, media audiovisual, dan sumber daya edukatif lainnya yang mencerminkan keberagaman budaya (Guslinda & Kurnia, 2018). Aktivitas kreatif, seperti proyek seni atau penulisan cerita bersama, dapat menjadi sarana efektif untuk membawa literasi budaya ke dalam kehidupan sehari-hari anak-anak SD (Hidayat, 2021). Dengan cara ini, literasi budaya tidak hanya menjadi mata pelajaran tambahan tetapi juga menjadi bagian integral dari proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, literasi budaya memiliki dampak signifikan dalam pendidikan anak-anak, terutama di tingkat sekolah dasar. Melalui pengembangan literasi budaya, siswa tidak hanya belajar tentang kebudayaan mereka sendiri tetapi juga tentang kebudayaan lain, yang pada gilirannya membentuk individu yang lebih toleran, kritis, dan mampu beradaptasi dalam masyarakat global yang terus berkembang. Oleh karena itu, integrasi literasi budaya dalam kurikulum pendidikan sangatlah penting untuk menciptakan masyarakat yang menghargai perbedaan dan kaya akan pengetahuan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun