Mohon tunggu...
Amanda AyuAprilia
Amanda AyuAprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Kedokteran gigi Universitas Airlangga, berekspresi melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kartini Masa Kini, Emansipasi Wanita di Era Digitalisasi Bebas Jeruji Patriarki

5 Juni 2022   04:38 Diperbarui: 5 Juni 2022   07:25 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas. Tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. 

Salah satu kutipan favorit dari sosok pejuang emansipasi wanita, Raden Ajeng Kartini. Kartini merupakan satu dari sekian perempuan Indonesia. Gagasan emansipasi yang di bangun oleh kartini sudah banyak menuai kontradiksi dengan kondisi masyarakat yang masih teguh dalam budaya patriarki. 

Budaya patriarki yang melekat dan berurat-berakar dalam masyarakat feodal menjadi tantangan tersendiri bagi Kartini dalam merumuskan emansipasi terhadap persamaan hak perempuan. 

Emansipasi juga merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan usaha-usaha untuk mendapatkan persamaan hak politik, kesetaraan gender, serta persamaan hak dalam bidang lainnya. 

Sedangkan emansipasi wanita ialah suatu proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan seorang wanita untuk berkembang dan maju di segala bidang dalam kehidupan masyarakat.

Di negara patriarki seperti Indonesia, Perempuan seringkali di nilai sebagai sosok lemah, perlu perlindungan, dan kebahagiaannya bergantung pada laki -- laki. Lingkungan yang membentuk pikiran tersebut memenjarakan potensi dan kebebasan yang dimiliki oleh para perempuan. 

Sebagai contoh, di daerah yang masih kental budaya patriarki masih banyak perempuan -- perempuan yang hak nya dibatasi dengan alasan genderisasi. Tidak hanya itu, bahkan perempuan dibawah umur sudah banyak yang menikah dan menjadi seorang ibu di umur yang masih belia.

Tidak jauh dari konsep patriarki, mayoritas perempuan jawa tidak asing dengan nasihat dari nenek moyangnya bahwa hidup seorang perempuan tidak jauh dari 3M. Yakni Masak, Macak, dan Manak. 

Masing -- masing kata tersebut memiliki arti seorang perempuan wajib ahli dalam bidang memasak untuk memberi makan keluarganya. Macak yang berarti seorang perempuan harus bisa berdandan serta merias diri untuk tampil menyenangkan dan manak yang berarti seorang perempuan harus bisa melahirkan keturunan. 

Bermimpi dan merdeka tidak ada didalam konsep seorang perempuan yang ditawarkan oleh nenek moyang perempuan jawa. Seorang perempuan di era modern seyogyanya tidak pernah membiarkan dirinya terkurung dalam jeruji patriarki yang selama ini kerap terdengar di kedua telinga dan terpaku kuat dalam pikirannya. 

Kehidupan senantiasa berjalan dinamis dari waktu ke waktu. Hal tersebut selaras dengan perempuan yang seiring berjalannya waktu akan terus semakin bernilai dan bijaksana.

Sebagaimana makna perjuangan R.A Kartini, Perempuan modern harus yakin untuk mampu menjadi perempuan hebat serta memiliki kemauan dalam membawa perubahan untuk perempuan lain yang mungkin masih terbelenggu dalam paradigma patriarki. 

Emansipasi wanita bukan hanya sekadar fokus pada kesetaraan hak antara laki -- laki dan perempuan. Makna yang mendalam dari emansipasi wanita adalah tentang bagaimana perempuan bisa berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati dirinya sebagai perempuan.

Kartini masa kini dalam era digitalisasi atau bisa disebut kartini milenial, harus mampu melanjutkan konsep emansipasi wanita dari ibu kartini untuk senantiasa berjuang dalam meraih dan memperjuangkan mimpi. Ibu Kartini memperjuangkan agar perempuan-perempuan memiliki tingkat pendidikan yang baik paling tidak dapat membaca. 

Pemikiran dan perjuangannya ternyata lebih dari hanya sekedar mampu membaca saja. Perempuan-perempuan saat ini sudah tampil sebagai pemikir, penganalisa dan pengambil keputusan. Kartini di zaman ini bukan hanya sebagai pengikut saja, lebih dari itu mampu memimpin pria.

Sebagai perempuan tentunya Kartini sekarang tak melupakan yang sudah menjadi suratan di tangannya. Peran sebagai ibu dan istri tak pernah dilupakan, hanya saja sekarang bertambah nilainya dengan karier. 

Kartini-Kartini milenial tak hanya berdiam diri di rumah, melainkan menjadi pejuang-pejuang bagi keluarganya. Tak sedikit yang memiliki usaha yang maju pesat atau karier tinggi dalam pekerjaannya.

Saat ini, institusi pendidikan sudah banyak diisi oleh perempuan. Perempuan Indonesia masa kini juga telah menunjukkan ketangguhannya dalam posisi-posisi strategis yang dipercayakan kepada mereka. Bahkan, pada masa-masa krisis dewasa ini, para perempuan Indonesia mampu tampil menjadi pemimpin-pemimpin yang tangguh. sungguh pencapaian yang luar biasa apabila dikaitkan dengan kilas sejarah perjuangan R.A Kartini untuk kaumnya. 

Apabila kita menilik kembali perjuangan RA Kartini, kita akan menemukan bahwa kekuatan untuk menginspirasi dan memotivasi inilah yang telah menjadi semangat RA Kartini di masa hidup beliau. Karena inspirasi dan motivasi RA Kartini ini pula lahirlah banyak Kartini masa kini yang mewarisi semangat juang perempuan di bumi Indonesia. 

Ditengah hiruk pikuk derasnya arus digitalisasi, kemudahan akses media sosial diharapkan kartini milenial mampu membagikan inspirasi dan motivasi bagi perempuan lain melalui kisah yang inspiratif. 

Dalam era digital saat ini, Kartini milenial dengan segala kemudahan akses digital dan kebebasan bereskpresi harus mampu mengobarkan semangat untuk memberikan motivasi pada perempuan lain yang masih terbelenggu dalam budaya patriarki. 

Meskipun saat ini juga masuk era disrupsi dimana terjadi gempuran krisis oleh karena pandemi covid - 19 yang memporak porandakan segala aspek kehidupan, kartini milenial diharapkan memiliki semangat yang tinggi, tegar, kreatif dan inovatif. 

Perjuangan perempuan untuk menunjukkan peran dan eksistensinya terus bergulir seiring berjalannya waktu. Sebagai perwujudan dari pokok pemikiran RA Kartini maka perempuan harus mengambil peran dalam berbagai sektor termasuk kegiatan sosial kemasyarakatan dan ekonomi. Kartini milenial harus memiliki semangat juang tinggi, kepercayaan diri, yakin terhadap kemampuan yang dimilik, perempuan yang memiliki keinginan untuk memerdekakan dirinya, dan memiliki prinsip hidup yang kuat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun