Pada 12 Agustus 2022 penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia, NIKI, merilis singel baru berjudul “Backburner”.
Video klipnya sendiri baru dirilis pada bulan Mei 2023 dengan jalan cerita yang unik, yaitu menggunakan kumpulan video seolah dari sudut pandang orang yang menjadikannya backburner.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah backburner?
Istilah "backburner" merujuk pada sesuatu yang ditunda atau ditempatkan ke belakang sementara waktu. Biasanya, istilah ini digunakan untuk menyiratkan bahwa suatu hal atau rencana ditempatkan di latar belakang atau ditangguhkan sementara fokus diberikan pada hal-hal lain yang dianggap lebih penting atau mendesak.
Namun dalam konteks hubungan interpersonal, "backburner" juga dapat merujuk pada seseorang yang dijaga sebagai pilihan cadangan atau opsi yang mungkin diambil di masa depan, tetapi saat ini tidak menjadi prioritas utama. Ini dapat berkaitan dengan hubungan romantis atau persahabatan di mana seseorang mungkin mempertahankan hubungan tersebut tanpa memberikan komitmen penuh.
Pada lagu ini, Niki mengajak seluruh pendengarnya untuk turut merasakan perasaan terjebak pada hubungan yang tidak sehat, tetapi tidak bisa lepas darinya.
Maybe I'm just not better than this, I haven't tried
Maybe life's less romantic when I don't wanna die
You'd think I'd be a fest learner
But guess I won't ever mind crisping up on your backburner
Backburner
Walaupun lirik lagu ini membuat para pendengarnya merasa galau, karena kata backburner identik untuk menggambarkan seseorang yang tidak diprioritaskan dalam sebuah hubungan romansa.
Namun, lirik lagu "Backburner" dapat memberikan beberapa dampak positif bagi Generasi Z (Gen Z), tergantung pada bagaimana lirik tersebut di interpretasikan oleh pendengarnya. Berikut beberapa dampak positif yang mungkin muncul:
Empati dan Pengertian: Lirik lagu yang berbicara tentang pengalaman hidup, kekecewaan, atau tantangan dapat membantu Gen Z merasa dipahami dan diterima. Hal ini dapat memperkuat rasa empati antarindividu dan meningkatkan pemahaman tentang kompleksitas kehidupan.
Ketahanan Mental: Jika lirik menyoroti ketahanan mental, pemahaman tentang stres, dan bagaimana mengatasi masalah, lagu tersebut dapat menjadi sumber dukungan psikologis bagi Gen Z. Lagu-lagu semacam ini dapat memberikan perasaan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi tekanan hidup.
Refleksi dan Pertumbuhan Pribadi: Lagu-lagu yang merinci perjalanan pertumbuhan pribadi, belajar dari kesalahan, dan berkembang sebagai individu dapat memberikan inspirasi untuk refleksi diri dan pertumbuhan pribadi. Ini bisa menjadi dorongan positif untuk memahami dan menerima diri sendiri.
Ekspresi Identitas dan Kemandirian: Lagu-lagu dengan tema backburner atau pengalaman hidup dapat membantu Gen Z dalam mengekspresikan identitas mereka dan menghargai perasaan kemandirian. Musik sering kali menjadi saluran untuk mengartikan dan mengungkapkan perasaan dan identitas diri.
Koneksi Sosial: Lagu-lagu yang merayakan persahabatan, cinta, atau koneksi sosial dapat membangun ikatan antara Gen Z. Musik dapat menjadi medium yang kuat untuk membentuk komunitas dan memberikan perasaan terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa.
Inspirasi Kreatif: Lirik yang kreatif dan bermakna dapat merangsang pikiran kreatif dan imajinatif Gen Z. Mereka dapat menemukan inspirasi dari lirik lagu untuk mengembangkan kreativitas mereka sendiri, baik dalam seni, penulisan, atau bentuk ekspresi lainnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa persepsi dan dampak lagu dapat berbeda-beda untuk setiap individu. Beberapa orang mungkin menemukan inspirasi positif, sementara yang lain mungkin menafsirkan lirik secara berbeda. Selalu penting untuk mendekati seni dan musik dengan cara yang membantu dan memperkaya pengalaman individu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H