Pandemi Covid-19 sejak awal 2020 paling berdampak pada sektor perekonomian, terlebih UMKM. UMKM atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang merupakan pilar terpenting perkekonomian Indonesia ini, mengalami kemunduran yang signifikan. Pasalnya kehadiran UMKM ini sangat berpengaruh dengan laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Peran UMKM
Menurut data PDB peran sektor umkm mencapai 61,97% dari total PDB nasional secara keseluruhan atau yang artinya mencapai sekitar 8.500 triliun pada tahun 2020. Angka yang tidak sedikit bukan? selain itu, UMKM juga mampu menyerap jumlah tenaga kerja mencapai 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. Umkm juga dapat dikatakan sebagai penyedia lapangan pekerjaan terbesar, dan UMKM juga mendominasi kredit mencapai 1 triliun.
Melihat data yang ada UMKM ini sudah tergolong sebagai prioritas dalam perekonomian indonesia. Belum lagi masa pandemi ini merekalah yang terkena dampak paling besar. Tak sedikit pula pengusaha UMKM itu bergulung tikar dan berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dalam situasi pandemi ini. Sehingga banyak terjadi pengurangan tenaga kerja (PHK) akibat situasi ini. Hingga saat ini Masih menjadi pertanyaan sampai kapan pandemi ini akan berakhir?tentu tidak ada yang tau, tetapi manusia masih bisa untuk berusaha bangkit menghadapi pandemi ini.
Menurut data, kemenkopukm jumlah total UMKM yang ada di Indonesia mencapai 64 juta, dengan total pekerja usaha mikro kecil dan menengah yang sudah mencapai 123 juta pekerja. Akan tetapi, saat ini jumlah UMKM menyusut menjadi
Dikutip dalam buku yang berjudul Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia. Yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan bahwa terdapat alasan urgensinya UMKM untuk sektor perekonomian.
Total UMKM sangat besar dan meluas diseluruh wilayah Indonesia, mendominasi di area agraris sehingga dapat membantu pembangunan, dapat membantu melayani pekerja berpendidikan rendah, sebagai langkah pertama untuk likuiditas penanaman modal di pedesaan dan tempat untuk memberdayakan pengusaha.
Dampak ekonomi UMKM di masa pandemi
Menurut hasil peninjauan Kadata Insight Center, hampir seluruh UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak negatif, 5,9% umkm mendapatkan dampak positif. artinya hanya sebagian kecil UMKM yang mengalami kemajuan dalam masa pandemi ini. Akibat adanya pandemi juga dibuktikan sekitar 63,9%
dari total pengusaha UMKM mengalami penurunan omzet melebihi angka 30%. Berkisar 3,8% UMKM yang mengalami kenaikan omzet.
Hal itu dapat terjadi karena adanya kebijkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Yang menyebabkan jam operasional UMKM menjadi berkurang dan relatif singkat, akan tetapi hal utamanya adalah sepinya konsumen. Dimana banyak pembeli yang enggan keluar rumah untuk membeli makanan dan lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan hasil buatan sendiri guna meminimalisir tingkat penularan virus. Belum lagi, saat” melonjaknya kasus covid semakin menekan penurunan pendapatan para pelaku usaha UMKM.
Melihat dari data-data yang ada sudah waktunya pemerintah bergerak cepat melakukan upaya untuk Perlu adanya urgensi untuk memulihkan keadaan ekonomi umkm saat ini yang sangat memprihatinkan.
Strategi Pemulihan UMKM di Indonesia
Mendukung perpindahan pelaku usaha dari luring ke daring. karena satu-satunya cara untuk bertahan dalam kondisi pandemi yaitu dengan jejaring digital. tentu bukan suatu hal yang mudah. Karena sebagian besar pelaku usaha minim pengetahuan tentang digitalisasi. Sehingga membutuhkan adanya penyesuaian diri untuk beralih ke jejaring digital.
Dikutip melalui data kadata.com Indeks kesiapan digital para pelaku usaha UMKM juga menunjukkan angka yang relatif masih rendah, yaitu berada dalam kisaran skala 5. Dalam pengukuran indeks juga dilihat pada tiga indikator yaitu optimisme, kompetensi, keamanan dan kenyamanan. Akan tetapi pada indeks kesiapan UMKM cenderung belum siap.
Selain itu, ketidaksiapan digital UMKM juga dipengaruhi adanya faktor generasi. Semakin muda usia pelaku UMKM cenderung siap karena generasi usia muda sudah memanfaatkan teknologi digital.
OJK juga mengeluarkan kebijakan pendanaan dengan menurunkan 3,58 juta debitur dengan jumlah 285 triliun dalam periode Juli 2021. Yang didalamnya terdapat 7 rancangan yang salah satunya program kredit Usaha Rakyat (KUR)
Melaksanakan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) adanya program PEN dapat membantu pelaku usaha mikro kecil menengah dengan memberikan beberapa dukungan seperti subsidi bunga, peminjaman kredit modal kerja, hingga insentif pajak.
Gernas BBI juga merupakan bentuk upaya pemerintah mendorong sektor UMKM dari pandemi dengan membantu para pelaku usaha mikro kecil menengah agar dapat masuk ke dalam platform digital. Program ini sangat membantu bagi para pelaku usaha yang kesulitan atau kurang dalam pengetahuan digital. Adanya program ini diharapkan masyarakat dapat lebih mencintau produk domestik dan membantu meningkatkan perekonomian domestik.
Sejatinya dimasa pandemi ini, membuat keputusan bukanlah suatu hal yang mudah, karena jika salah langkah akan menimbulkan lonjakkan kasus covid 19 namun apabila terlalu dilonggarkan juga membuat semakin anjloknya UMKM akibat pandemi ini.
Hadirnya beberapa strategi yang pemerintah lakukan dalam menangani kasus ini, diharapkan kedepanya dapat memberikan hasil yang signifikan dalam pertumbuhan UMKM sendiri. Hal ini juga menjadikan tantangan pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi UMKM.
Daftar Pustaka
Kadata.co.id (Juni, 2020). Digitalisasi UMKM di Tengah Pandemi Covid 19. https://katadata.co.id/umkm
Kemenkopukm.go.id. Data UMKM. https://kemenkopukm.go.id/data-umkm
Putri Arum S. (2019, Desember 22). Peran UMKM Dalam Perekonomian Indonesia. https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/20/120000469/peran-umkm-dalam-perekonomian-indonesia
BPKM.go.id. (2020). Upaya Pemerintah Memajukan UMKM Indonesia. https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/upaya-pemerintah-untuk-mem%20%20ajukan-umkm-indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H