Lewat manuskrip-manuskripnya ia menulis tentang Socrates karena sangat guru tidak pernah meninggalkan tulisan dalam jenis apapun. Ideologis filosofisnya berpusat pada beberapa prinsip dasar, pertama-tama ia percaya bahwa tidak ada orang yang suka melakukan tindakan amoral, dan jika seseorang melakukan tindakan amoral ini karena dia tidak tau mana yang bermoral selain itu ia percaya bahwa bahwa kebenaran mengarah pada pengetahuan. Dan juga bahwa kebenaran adalah satu-satunya pembawa kebahagiaan di dalam diri seseorang dan di dalam  masyarakat  kecenderungan Socrates pada kebajikan moral pemikiran eksplisitnnya tentang kejujuran dan keadilan,dan  lebih jauh lagi keyakinannya dalam.Â
Melakukan tindakan yang baik membuatnya menjadi sosok yang tidak disukai oleh semua politisi pada masanya  dari semua bukti yang ada tentu sudah terbukti bahwa dia memang orang berjiwa luhur  namun tidak seperti pengajar-pengajar lainnya. Ia tidak mau menerima bayaran atas jasanya hal ini sering memicu pertengkaran di rumah tangganya karena dia dan keluarga nya masih hiduphidup miskin dia juga punya tiga orang anak, yang tidak begitu cemerlang dan tidak ia didik sebagaimana ia mendidik anak-anak muda lain yang menjadi muridnya namun terlepas dari kehidupan keluarganya yang kurang indah, Socrates dan istinya tetap saling mencintai dengan dengan cara mereka sendiri tentu, tidak ada manusia yang sempurna maka kita tidak bisa menuntut setiap keputusan dalam hidup Socrates sebagai contoh yang dapat diteladani namun sejarah setuju bahwa ia memiliki selera humor yang baik hal ini terbukti karena pada saat kejengkelan seluruh kota akan tingkah lakunya memuncak yakni di tahun 339 SM. Karena anak-anak muda lebih bersedia mendengarkan dia dari pada orang tuanya ia digiring ke pengadilan atas tuduhan merusak generasi muda, dan menunjukkan sikap yang kurang terhormat ia diminta untuk memilih sendiri hukuman apa yang pantas untuk dirinya.
Socrates sebagai orang yang setia pada Citranya mengatakan bahwa alih-alih mendapat hukuman  mereka justru harus bersyukur ada dia di kota itu mengingatkan mereka.mereka berhutang budi padanya karena dia telah menyelamatkan moral bangsa dan seharusnya memberi upah dan membiayai makanannya sampai ia mati begitulah, orang Athena dulu. Tidak begitu punya selera humor  jadi mereka menghukum matinya nyaris setidaknya  meskipun murid-muridnya sudah membujuknya untuk kabur. Socrates lebih memilih untuk membunuh dirinya sendiri  dengan meminun racun hemlock. Dibandingkan mati dengan aib dihadapan banyak orang banyak dan begitulah riwayat hidup dari sang bapak filosofi.
 "Kehidupan yang tidak teruji tidak dapat dihidupi"
   _Socrates_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H