Mohon tunggu...
Amanda Azzahra
Amanda Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Yaya

'00

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ Selamatkan Perekonomian dan Usaha Bumbu Pecel Terdampak Covid-19

28 Agustus 2021   19:45 Diperbarui: 28 Agustus 2021   19:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Kelurahan atau Desa Sumbersari merupakan salah satu bagian dari 7 kelurahan yang ada di Kecamatan Sumbersari, selain Tegal Gede, Wirolegi, Karangrejo, Antirogo, Kranjingan, dan juga Kebonsari. Wilayah dari Kelurahan atau Desa Sumbersari sendiri terdiri dari Gumuk Kerang, Krajan, Krajan Timur, Tegal Boto Kidul, dan juga Tegal Boto Lor. Jumlah penduduk di Kelurahan Sumbersari saat ini berjumlah 24.346 jiwa. Tidak sedikit penduduk di Desa Sumbersari yang memilih bekerja sebagai pedagang seperti menjadi pengusaha UMKM maupun membuka toko sembako atau toserba, toko pakaian, dan juga toko bahan pangan. Salah satu UMKM yang ada di Kelurahan atau Desa Sumbersari yaitu UMKM Bumbu Pecel khas Madiun Raos Echo.

          UMKM Bumbu Pecel khas Madiun Raos Echo selalu ramai pesanan karena rasanya yang sangat enak serta rendah lemak sebab tidak melewati proses penggorengan sama sekali dalam pembuatannya. Selain itu ternyata UMKM Bumbu Pecel khas Madiun Raos Echo sudah berdiri sejak 10 tahun yang lalu, walaupun sedari dulu ramai pesanan ternyata seluruh prosesnya cukup dikerjakan oleh 2-3 orang saja. 

Akan tetapi sangat disayangkan sekali semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia khususnya di Kabupaten Jember, UMKM Bumbu Pecel Khas Madiun Raos Echo sangat sepi pesanan, bahkan bisa tidak ada yang memesan sama sekali dalam beberapa hari. Mencermati hal tersebut saya, Amanda Azzahra selaku anggota kelompok 39 KKN Back to Village Universitas Jember akan memberdayakan UMKM Bumbu Pecel Raos Echo yang terdampak Covid-19 agar lebih luas jangkauan konsumennya, lebih dapat menarik perhatian para konsumen, serta dapat meningkatkan nilai jual dan menyelamatkan ekonomi usaha UMKM yang terdampak Covid-19.

          KKN Back to Village dilaksanakan secara semi-online sejak tanggal 11 Agustus 2021 hingga 10 September 2021. Kegiatan awal yang dilakukan yaitu meminta tanda tangan serta meminta izin dan dukungan kepada Kepala Desa Sumbersari agar keberlangsungan kegiatan KKN Back to Village dapat berjalan dengan lancar sejak hari pertama hingga selesai nantinya. Setelah dilakukan penerjunan secara serentak, para mahasiswa segera melakukan diskusi bersama target atau sasaran terkait masalah yang mereka hadapi, dengan solusi yang akan kita beri. Program yang dipilih pada kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan UMKM agar ekonomi serta bisnisnya dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19. Selain itu strategi yang dapat digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, membimbing tiap langkah dalam program kerja, serta praktik keseluruhan.

          Pada tahap identifikasi masalah akan dilakukan langkah awal berupa identifikasi cara pembuatan, pengemasan, hingga pemasaran. Setelah dilakukan identifikasi ternyata ditemukan masalah bahwa selama ini proses pemasaran produk hanya dilakukan secara tradisional saja, seperti menjajakan di sekitar tempat tinggal dan menunggu hingga ada rekan yang memesan. 

Strategi pemasaran tersebut dirasa kurang efektif apabila tetap dilakukan saat kondisi pandemi seperti ini, maka dari itu saya berinisiatif untuk melakukan pemasaran serta promosi produk Bumbu Pecel khas Madiun Raos Echo melalui media digital seperti Instagram, Whatsapp, serta Shopee. 

Sebelum dilakukan pemasaran serta promosi produk, akan dilakukan pembimbingan serta pelatihan pemotretan produk terlebih dahulu hingga cara promosi masa kini. Inisiatif tersebut diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah yang dihadapi oleh UMKM tersebut, karena jangkauan konsumen akan jauh lebih luas dan lebih aman untuk keselamatan produsen maupun konsumen. Selain itu juga akan dilakukan re-packaging agar kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga dan menambah daya tarik bagi para calon konsumen.

          Tahap terakhir yang nantinya akan dilakukan yaitu berupa praktik pemasaran secara langsung yang tentunya tetap dalam pantauan serta bimbingan. Pada ujung rangkaian kegiatan juga akan dilaksanakan evaluasi keseluruhan, baik pada proses identifikasi, pembimbingan, pelatihan, maupun praktik tiap program kerjanya. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi koreksi serta memperbaiki langkah yang kurang tepat di awal, dan akhirnya bisa menjadi awal baru yang dapat dilanjutkan oleh pemilik UMKM tersebut untuk mempertahankan bisnisnya di masa pandemi Covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun