Wilhelm Dilthey, seorang pemikir utama dari abad ke-19, menggagas teori hermeneutika historis yang mendalam, membuka jalan bagi pemahaman yang lebih kaya tentang manusia. Dalam teorinya, "Hermeneutika Historis," Dilthey menandai perbedaan esensial antara ilmu budaya (Geisteswissenschaften) dan ilmu alam (Naturwissenschaften).
Ilmu budaya Dilthey memandang manusia sebagai subjek unik yang dapat dipahami melalui interpretasi makna subjektif dan nilai-nilai. Baginya, pemahaman fenomena manusiawi memerlukan perhatian terhadap konteks sejarah dan budaya. Sebaliknya, ilmu alam Dilthey berpandangan bahwa dunia alam dapat dijelaskan melalui penjelasan kausal dan hukum-hukum alam.
Konsep utama dalam teori Dilthey adalah pengalaman hidup (Lebenserfahrung), yang dilihatnya sebagai elemen sentral dalam memahami manusia dan fenomena budaya. Pengalaman hidup melibatkan dimensi emosional dan nilai-nilai yang memengaruhi cara kita memahami dunia.
Teori Dilthey juga menyoroti perbedaan antara penjelasan (Erklren) dan pemahaman (Verstehen). Ilmu alam lebih cenderung menjelaskan melalui hukum-hukum kausal, sementara ilmu budaya membutuhkan pemahaman interpretatif terhadap makna subjektif.
Dengan pandangannya yang kontekstual dan interpretatif, teori Dilthey memberikan kontribusi penting terhadap ilmu sejarah, sastra, dan ilmu sosial. Pemikirannya menjadi dasar bagi pendekatan hermeneutika terhadap studi manusia, meninggalkan warisan yang tetap memengaruhi banyak disiplin ilmu hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H