Hai sobat Bagirang, Gunung Ciremai dan sekitarnya!Â
Perkenalkan kami dari tim KKN-T IPB 2022 Desa Randobawagirang atau sebut saja kami Bagirang Geng ingin berbagi sedikit mengenai pemanfaatan eceng gondok untuk pupuk.
Kita tentunya sama-sama tahu bahwa eceng gondok dikenal sebagai tanaman pengganggu yang biasanya tumbuh di kolam-kolam, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai.Â
Seperti halnya di salah satu situ yang berada di Desa Randobawagirang, Kuningan tepatnya di Situ Nini Kadrem yang memiliki luas sekitar satu hektar dan hampir seluruh permukaannya ditumbuhi eceng gondok.Â
Selain berfungsi sebagai tempat penampungan air, situ ini juga dimanfaatkan sebagai objek wisata karena memiliki pemandangan yang indah dan asri.Â
Namun, sejak mewabahnya pandemi COVID-19, objek wisata Situ Nini Kadrem menjadi terhenti dan terbengkalai. Permukaan air yang dulunya bersih tertutup dan dipenuhi oleh populasi eceng gondok.Â
Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk memanfaatkan gulma eceng gondok menjadi pupuk organik yang juga bertujuan untuk merevitalisasi Situ Nini Kadrem bersama dengan warga desa.
Adapun manfaat pupuk eceng gondok yang perlu kita ketahui yaitu, dapat mempertahankan struktur tanah, menyuburkan tanah, mempercepat pertumbuhan dan mendorong pertumbuhan akar muda. Pupuk eceng gondok kaya akan unsur hara kalium yang dapat menjadikan tanaman tumbuh dengan kokoh dan tahan terhadap penyakit.Â
Eceng gondok mengandung asam humat yang dapat mengaktifkan mikroorganisme dalam tanah sehinggga mikroorganisme tersebut dapat mengubah bahan organik menjadi unsur hara sehingga menjadikan tanah menjadi subur, oleh karena itu asam humat disebut juga sebagai pembenah tanah.