Mohon tunggu...
Achmad
Achmad Mohon Tunggu... Guru - Blog Pendidikan Agama Islam

Portal Islam Masa Kini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cari Jodoh dengan Taaruf Online Indonesia?

19 Juli 2021   01:37 Diperbarui: 22 Juli 2021   07:50 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya sudah dua atau tiga bulan uninstall aplikasi itu, karena belum ada yang cocok. Ketika Juni 2019, saya di-WhatsApp adminnya, dia bilang ada yang mengajukan CV ke kamu, jadi saya install lagi," ujar Yanuar kepada BBC News Indonesia.

"Saya kaget. Aplikasinya sudah saya hapus, kok ada yang mengajukan [CV] ke saya berani juga ini perempuan. Lalu saya lihat, secara visi misi cocok."

Keduanya pun menikah pada September 2019, atau tiga bulan setelah Zara mengajukan CV-nya ke Yanuar.

"Pertama, ini bentuk keseriusan (seseorang). Lalu ongkos untuk mediator kita ke lokasi (rumah orang tua perempuan) karena seringkali ada beberapa pasangan yang ingin bertemu dan jarak dari rumah mediator bisa sampai 20 km, saya merasakan itu. (Alasan) yang ketiga, untuk biaya pengembangan aplikasi itu sendiri, untuk bayar adminnya, bayar pegawai sehari-hari. Tidak ada dalil untuk melarang (pengenaan biaya bagi proses taaruf), ini mubah, boleh," jelas Rizki.

Pengguna juga harus menyertakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk memastikan keaslian identitasnya, meski pendiri aplikasi ini mengaku belum memiliki metode untuk mengetahui catatan kriminal seseorang.

Dalam aplikasi ini, nama asli dan foto pengguna disamarkan supaya "yang pertama dicari bukan kecantikan atau kegantengan, melainkan inner beauty-nya atau sikapnya dalam sehari-hari," kata Rizki.

Ketika seorang pengguna tertarik pada sebuah profil, ia bisa mengajukan CV kepada orang tersebut. Jika diterima, maka kedua pengguna dapat saling melihat nama dan foto CV masing-masing.

Untuk mengajukan pertanyaan, komunikasi, dan menuju ke nadzor, aplikasi akan menyediakan mediator "untuk menghindari orang-orang yang cuma ingin sekadar kenalan tapi tidak menikah," kata Rizki.

Kehadiran perantara ini membuat aplikasi taaruf berbeda dengan Tinder, OkCupid, atau aplikasi percintaan lainnya, di mana seorang pengguna dapat langsung berkomunikasi dengan pengguna lain jika satu sama lain tertarik.

"Pacaran itu kan sesuatu yang umum, (lalu) muncul aplikasi taaruf ini. Di dunia, ada aplikasi Tinder, tapi kita muncul dengan sesuatu yang berbeda dengan platform yang beda. Bagi saya taaruf itu bukan sesuatu yang konservatif tapi wajah dinamika dalam Islam, ini adalah solusi bagi pernikahan seseorang," kata Rizki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun